Bagian 5

62 17 2
                                    

Kebun teh yang sangat luas berada di depan matanya. Angin yang datang begitu manja menerpa helai demi helai rambut Yoga. Matanya terpejam, menikmati kesejukan yang sangat jarang ia datangi setiap harinya.

Saat ini Yoga sedang duduk di atas rumah pohon kesayangannya. Saat sedang mengedarkan pandangannya, Yoga mendapatkan seorang gadis berjalan sendiri di jalan raya yang sepi tepat di bawah kebun teh. Dengan pakaian yang sudah kusut, rambut terurai tak tersisir rapih.

Yoga bergegas turun, ia berlari secepat mungkin untuk mendatangi gadis itu. Meskipun beberapa kali ia harus kesandung saat berlari. Terjatuh saat harus meloncati teras iring.

BRUK!

Badan Yoga terjatuh tepat di samping kiri gadis itu berjalan. Gadis itu terkejut dengan apa yang dilakukan Yoga. Tetapi, bukannya menolong mengulurkan tangannya untuk membantu Yoga berdiri, gadis itu tetap melanjutkan jalannya.

"Tunggu!" teriak Yoga yang mulai mengejar.

"Lo budek, ya. Gue suruh lo berhenti!"

Gadis itu menoleh ke samping. Diam. "Siapa kamu asal perintah aku?"

Yoga terdiam. Benar juga, siapa dirinya seenak jidat memberi perintah pada gadis culun ini untuk berhenti berjalan.

"Lo mau kemana?" tanya Yoga tiba-tiba.

"Mau mati." Jawab gadis itu.

Kelly. Kaki yang tanpa sandal, mata yang sebam, rambut acak-acakan. Itulah Kelly seorang gadis yang tidak tahu di lahirkan untuk apa.

"Emang lo pikir dengan lo bunuh diri masalah dalam hidup lo semuanya kelar?! Lo itu kebangetan ya jadi cewek, udah jelek, cupu, kucel gini, bego, banyak masalah, mau bunuh diri lagi ... "

"... Dan nggak ada yang mau dan peduli sama aku. Aku ini dilahirkan cuma buat orang susah, semua orang yang aku sayangi udah pergi ninggalin aku selama-lamanya. Terus, apa gunanya aku hidup? Ga ada!"

"Sini lo!" Yoga menarik pergelangan tangan Kelly. Kaki Kelly sampai sakit saat menginjak banyak batu kerikil di jalan. "Tuh sana bunuh diri!" kata Yoga.

Kelly terkejut saat Yoga menarik tangannya ke pinggir jurang. Tentu saja Kelly gemetar, kepalanya pusing ia segera mundur dan lari dari samping Yoga.

"Mau kemana lo!" teriak Yoga yang mengejar Kelly. "Woy cupu! Mau kemana lo! Katanya mau bunuh diri!"

"Nggak jadi!"

•••

Hari ini Kelly sedang naik sepeda. Menyusuri jalanan kota dengan menggayuh sepeda yang saat ini ia tunggangi.

Saat akan berhenti rem sepeda Kelly putus. Dia tidak boleh panik, sekuat tenaga Kelly berusaha untuk menahan sepedanya berhenti.

BRAK!

Kelly terjatuh dari sepedanya. Ia menabrak pesepada yang sedang berhenti di pinggir jalan. Lututnya sakit dan terluka, sikunya pun begitu. Kelly berusaha berdiri namun, masih tetap tidak bisa.

"lo nggakpapa?" tanya orang yang Kelly tabrak. Berdiri di depan Kelly, menghalangi sinar matahari yang menerpa wajahnya.

"Nggakpapa kok," jawab Kelly yang mulai berdiri meskipun rasanya sangat ngilu.

Cowok yang berada di depannya itu mengambil sesuatu yang ada di tas punggung kecilnya.

"Duduk sini dulu," katanya.

Kelly menurut, dengan memegang paha atas sebelah kanan. Dengan telaten cowok itu membersihkan luka Kelly dengan obat merah.

Padahal dirinya yang salah. Dengan sebuah balutan plaster di lutut dan di sikunya, cowok itu pun selesai mengobati luka Kelly.

"Maaf, aku nggak sengaja. Rem sepeda aku putus." Jelas Kelly yang memang benar adanya.

Cowok itu pun tersenyum, "nggakpapa."

"Yoyo!"

•••

𝐘𝐨𝐮 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang