Bagian 17

42 13 0
                                    

Hari ini sangat sepi bagi Yoga. Sudah dua hari ini Kelly pergi tanpa memberitahunya entah kemana. Yoga menarik napas, ia menghirup aroma di kamar Kelly, sangat tenang.

Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan sprei berwarna abu-abu. Yoga menatap langit kamar Kelly.

"Dimana gue harus cari lo?" satu pertanyaan yang ia keluarkan dari bibirnya itu justru membuat dirinya sendiri sakit kepala.

Lelah rasanya selama hampir 5 tahun ini Yoga mencari seseorang yang berstatus sebagai sahabat dan cinta pertamanya itu.

Sahabat yang ia sayangi, cinta pertama yang sulit ia lupakan. Hingga ia tidak ada niat untuk mencari orang lain.

Yoga bangun, ia berjalan ke arah sebuah laci di pinggir meja belajar Kelly. Terdapat sebuah buku note kecil dan sebuah boneka disana.

"Boneka Barbie?"

•••

Sesampainya di sebuah pantai dengan pasir putih Kelly berlari menuju bibir pantai.

"Suka sama pantainya?!" tanya Yolan dengan teriak.

Kelly menoleh, "suka banget!"

Kelly menjatuhkan badannya di pasir pantai. Ia melihat ombak di laut dengan derunya angin yang menyapu lembut helai demi helai rambutnya.

Yolan ikut duduk di samping Kelly. "Aku boleh ngomong sekarang?" tanya Yolan.

Kelly mengangguk dengan bola mata yang masih menatap ombak di pantai.

"Aku pindah ke New York buat ngelanjutin bisnis orang tua aku yang ada disana. Tapi, nggak hanya itu aja," Yolan berhenti berbicara membuat Kelly menoleh ke samping.

"Apa lagi?" tanya Kelly penasaran.

"Di New York tepatnya Minggu depan aku akan bertunangan dengan Nana."

Kelly terdiam, lidahnya keluh untuk mengucapkan sesuatu. Bertunangan? Kelly yang tidak menyangka ketika semua itu akan terjadi padanya.

Kakinya lemas tidak bisa dibuat berdiri, tangannya yang gemetar, badannya yang mulai panas dingin, Kelly kira, Nana yang ia kenal akrab dengan Yolan, gadis kecil itu ia kira adalah sepupu Yolan. Tapi, kenyataan berkata lain.

Ia belum siap untuk di tinggal oleh seseorang yang mungkin ia sayangi mulai kemarin. Ia juga belum siap untuk terluka lagi. Kehilangan keluarganya orang yang ia cintai cukup membuatnya ingin pergi dari bumi ini.

Sahabatnya yang entah kemana tidak pernah muncul lagi, bagai di telan bumi cukup membuatnya lelah untuk mencari. Hari ini, Yolan ... Akankah orang yang saat ini duduk berdampingan di atas pasir pantai bersamanya ini akan bertunangan dengan orang lain? Bukan dengannya?

"Hei, Kelly, kenapa kamu melamun?" tanya Yolan dengan tawa.

Kelly tersenyum kecut, "tidak." Jawabnya singkat sekali. Seketika moodnya untuk berbicara runtuh, ya, penyebabnya adalah Yolan.

"Lalu, kamu akan bercerita tentang apa? Aku sudah penasaran dari kemarin," kata Yolan.

Kelly tersenyum kecut, pantas kah ia mengutarakan perasaannya kepada seseorang yang justru akan bertunangan dengan perempuan lain?

"Tidak ada pilihan lain, aku tidak ingin sakit hati seorang diri." Gumamnya dalam hati.

"Sebelumnya aku mau minta maaf, mungkin ini tidak pantas kau dengar, tapi aku juga tidak ingin menyembunyikan semua ini. Maaf karena lancang, karena memang sebelumnya aku tidak tau kamu dekat dengan Nana, yang aku tau kamu dengan Nana hanyalah teman dekat. Maaf, Yo, aku menyukaimu," kata Kelly dengan mata tertutup dan kepala menunduk.

Yolan tersenyum hangat, "aku tau itu. Aku kesini bukan untuk selingkuh, aku akan bertemu dengan mu karena sudah mendapat izin dari Nana," kata Yolan. Ia merubah posisi duduknya menghadap Kelly.

"Kel, terimakasih karena kamu sudah mencintai saya, terima kasih karena kamu sudah berani jujur dengan dirimu sendiri. Aku ingin menikahi seorang perempuan yang memang benar-benar aku cintai tulus dalam hati, Nana orangnya. Aku harap kamu juga menemukan orang yang tepat." Ucap Yolan panjang lebar.

Kelly tersenyum, "tidak apa-apa. Semoga lancar sampai hari pernikahan,"

"Terimakasih,"

•••

𝐘𝐨𝐮 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang