Bagian 12

56 14 1
                                    

Hari ini Kelly masuk sekolah seperti biasa. Tidak ada cerita ia akan bertengkar dengan bad boy di sekolah atau telat (?)

Setelah jam pertama terlewatkan, saat kelasnya kosong tidak ada guru masuk, Kelly berniat untuk ke kamar mandi. Buang air, bukan sekadar mengaca dan bergosip ria di dalam kamar mandi.

Saat memasuki kamar mandi, dilihatnya beberapa kamar mandi tertutup, mungkin ada beberapa siswa di dalam sana.

Tanpa memikirkan hal lain, Kelly segera masuk kamar mandi dan mengunci. Selang beberapa menit ia keluar dari kamar mandi sambil merapihkan seragamnya.

Namun, nasibnya malang hari ini, setimba air terguyur dari atas kepalanya, membuat tubuh dan seragam sekolahnya basah.

Siapa lagi kalau bukan kelakuan Luna dan kawan-kawannya.

"Gue perhatiin lo makin hari makin dekat aja ya sama Yoga," cetusnya membuat Kelly menundukkan kepalanya.

Lagi, kenapa disaat seperti ini ia justru sangat lemah. Apa yang ia takutkan kepada Luna?

Kelly hanya bisa diam, ia hanya memejamkan matanya dan menunduk. Tangannya kini mulai gemetar karena dingin.

"Bisa nggak, sih lo jauhi Yoga?!" sentak Luna dengan tangan kanannya yang sudah menjambak rambut pendek Kelly.

"Bi ... Bis ... Bisa, kok." Jawab Kelly dengan kepala yang masih tertunduk.

"Ya terus kalo bisa kenapa lo ngejar dia terus, sih?" amuk Luna.

"Aku udah bilang sama dia buat jauhi aku, tapi dia nggak mau." Jawab Kelly jujur.

"Bohong! Lo aja yang ular, gue tau ya kalo Yoga udah sering tidur di rumah lo!" ucap Luna tersenyum licik. "Ternyata, lo itu cupu tapi bitch!" lanjutnya dengan hinaan.

Seperti makanan yang setiap hari sudah menjadi kebutuhan dan mendarah daging. Kelly sudah tidak peduli, telinganya sudah tebal untuk menerima cacian dari orang di sekolahnya.

Ia sudah sekuat tenaga mengusir Yoga, membencinya supaya tidak kembali lagi ke rumah Kelly atau mengganggunya. Tapi, orang-orang hanya tahu sekilasnya ia tidak tahu apa yang sudah Kelly lakukan selama ini.

"Pulang saja lo, lonte!" usir salah satu teman Luna dengan mendorong tubuh Kelly hingga tersungkur ke lantai.

Kelly hanya menarik napas dan membuangnya. Ia mendengar jelas dengan telinganya sendiri, betapa kerasnya tawa mereka saat ini. Apakah mereka bahagia saat sudah mem-bullyanya?

Apakah mereka akan merendahkan orang yang selalu berada di bawah kasta mereka?

Sabar. Untuk saat ini Kelly hanya punya kekuatan itu, ia tidak peduli jika harus di caci maki. Toh, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kelly berjalan gontai menuju gerbang depan sekolah, tidak mungkin juga ia masuk ke kelas dengan kondisi basah kuyup seperti ini.

Setelah menelfon Sisi untuk mengizinkan Kelly kepada guru dan menjaga tas miliknya, Kelly berdiri di pinggir jalan, berharap ada angkot lewat. Meskipun ia tahu jika siang seperti ini jarang sekali ada angkot.

"Hei, Kelly!" panggil seseorang dari seberang jalan.

Kelly hanya tersenyum ramah, ingin menyapa balik tapi dia tidak tahu siapa nama cowok itu.

"Kenapa kamu basah kuyup? Habis di bully?" tanyanya.

Kelly tergagap, ia tidak tahu harus berbohong atau jujur saja.

"Sudahlah, lupakan. Namaku Yolan, kemarin aku lupa tidak berkenalan dengan mu," jelas Yolan. "Kamu mau kemana?"

"Aku mau pulang, sedang nunggu angkot," jawabnya dengan tersenyum.

"Jam segini tidak akan ada angkot lewat disini." Kata Yolan.

"Aku tau," jawab Kelly spontan.

"Kalau kamu tau, kenapa masih nunggu angkot disini?" tanya Yolan dengan tertawa.

"Tidak apa, siapa tau ada angkot lewat,"

"Kalau tiga jam kedepan tidak ada angkot lewat, apa kamu masih berdiri disini selama tiga jam? Yakin? Mungkin seragam mu sudah kering," cerocos Yolan.

"Tidak apa, mungkin aku akan jalan kaki saja," putus Kelly dengan rasa canggung.

Oh ayolah, selain Yoga ternyata ada Yolan yang selalu jujur dengannya. Kenapa ia di pertemukan dengan orang-orang aneh setelah sekian lama ia jarang sekali berbicara?

"Jangan. Ayo aku antar, nanti bilang dimana alamat rumah mu."

•••

𝐘𝐨𝐮 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang