Bel istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Semua kelas begitu sunyi hanya ada detakan jam yang Kelly dengar.
Membaca buku adalah kegiatan sehari-hari Kelly di dalam kelas disaat semua murid pergi ke kantin dengan sahabatnya, menghabiskan uang dengan makanan yang begitu lezat.
Suara pintu kelas Kelly di dobrak oleh sekelompok siswi yang tidak Kelly sukai. Tentu saja, mereka datang hanya untuk membully. Entahlah, sejak kapan dirinya ini jadi bahan pembullyan di sekolah.
Mulai dari tamparan di pipi, jambakan di kepala yang begitu nyeri, cacian, hinaan, sumpah serapah yang keluar begitu entengnya dari siswi yang saat ini tertawa bagai iblis di depannya.
Kellya hanya diam. Ia tidak bisa melawan karena dia hanya ingin sekolah, menggapai cita-cita dan mengangkat derajat orang tuanya.
"BERHENTI!" Suara teriakan yang begitu menggelegar dari arah pintu kelas Kelly terdengar sangat jelas oleh siswi yang sedang membully.
Seketika tawa iblis mereka hilang, seperti perampok yang sudah tersekap di penjara. Itulah yang dapat Kelly lihat.
"Siapa yang nyuruh lo semua?!" Pertanyaan dengan suara yang begitu lantang membuat siswi yang tadinya membully kini ciut.
"Jawab! Siapa yang nyuruh lo semua?!" tanya siswa yang bersuara lantang itu.
Lari bagai di kejar sesuatu. Itulah yang dapat Kelly lihat saat ini. "Apakah jika aku mempunyai suara lantang seperti cowok itu semua orang tidak akan merendahkan ku?" pikir Kelly dalam benaknya.
•••
Kini Kelly tidak sedang berada di dalam kelasnya. Ruangan yang begitu sunyi, nyaman dan aman menurutnya.
Ya. Itu adalah UKS, tangan kekar itu menyentuh sudut bibir Kelly dengan kain basah. Rambut yang sudah acak-acakan, sudut bibir kanan kiri yang sudah berdarah dan memar. Sakit, tapi Kelly tidak bisa apa-apa.
"Selemah itu lo jadi cewek?" suara cowok itu membuat Kelly terheran. Apakah pertanyaan itu untuknya?
"Heh, budek," kata cowok itu dengan mendorongkan jari telunjukkan di kening Kelly.
"Apa." hanya itu satu-satunya jawaban yang mampu Kelly keluarkan.
"Lo itu bodoh atau bego, sih?"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐘𝐨𝐮 ✓
Teen FictionSiapa sangka gadis yang masih remaja harus hidup seorang diri. Menelan mentah-mentah pahitnya cobaan dan kehidupan seorang diri. Berkali-kali ia jatuh, berkali-kali ia bangun, seorang diri tanpa ada yang menemani. Sahabat yang ada di masa lalunya ma...