scenario : 01

8.8K 777 39
                                    

Kim Seungmin, pelajar SMA yang masih keluyuran di jam 10 malam, apalagi kalau bukan untuk tawuran? Tapi sialnya musuh bermain curang kali ini, mereka membawa senjata tajam dan balok besar, membuat kelompok Seungmin kalah telak dibuatnya.

Seungmin berlari secepat mungkin untuk melindungi diri dari kawanan musuh yang mengejar, sedangkan teman-temannya yang lain sudah tak sadarkan diri di tkp. Dilihatnya musuh tak lagi mengejar, Seungmin pun perlahan menghentikan langkahnya, dan bersandar disebuah tembok rumah warga.

Ia menyeka darah yang mengucur di area matanya, rasanya perih bukan main. Untung saja yang kena bukan matanya.

"Aish sial!"

Tak lama, ponsel Seungmin bergetar menandakan kalau ada panggilan masuk. Itu dari bestie nya, Hwang Hyunjin.

"Halo"

"Lo dimana bangsat?!"

"Aman. Gue ada di gang rumah warga. Ga jauh dari tempat tadi"

"Gue kesana. Lo tetep hati-hati"

Setelah itu sambungan dimatikan oleh Hyunjin. Tadinya, Seungmin mau langsung memasukkan ponsel itu kedalam sakunya. Tapi urung ketika melihat notif panggilan tak terjawab dari sang bunda yang membuatnya bergidik ngeri.

"Tumben banget nelfonnya sampe puluhan?" gumam Seungmin, setelahnya langsung memasukkan ponsel itu kedalam saku dan menunggu Hyunjin menjemputnya.

Selang beberapa menit, terdengar suara motor yang sangat Seungmin hafal. Yaps, itu suara motor Hyunjin.

"Udah gue bilang gausah ikutan masih aja!" picik Hyunjin ketika sampai didepan Seungmin.

"Kenapa sih? Bukan cuma lo doang yang mau balas dendam!"

"Ya tapi kan lo jadi luka kayak gini Mong"

"Ah bacot! Udah anterin gue pulang" pintanya yang langsung naik dibelakang Hyunjin

"Dih? Gila lo pulang tapi bentukannya kayak gini?" tanya Hyunjin dari kaca spion. Seungmin hanya diam, ia terlalu bingung bagaimana kalau ditanya sesuatu oleh sang Bunda. Ya walaupun Bunda nya udah tau kalo Seungmin suka tawuran.

"Yang lain gimana?"

"Biar Jeno sama Ruto yang urus" balas Hyunjin, lalu mengendarai motonya dengan kecepatan sedang.

Dan tanpa Seungmin sadari, motor yang dibawa oleh Hyunjin kini sudah berhenti disebuah apotek 24 jam.

"Rumah gue bukan disini anjir!"

"Gua tau ya sat! Gue ga buta dan ga pikun. Mending lo tungguin motor gue disini" ucap Hyunjin lalu masuk kedalam apotek

Selagi Hyunjin ada didalam, Seungmin menyempatkan diri untuk melihat dirinya di spion. Sangat berantakan, rambut yang entah bergaya apa, wajah penuh lebam dan luka, dan lagi, seragam yang kotor karena tanah dan darah.

Itu menandakan perjuangan Seungmin.

"Jelek kan?" tanya Hyunjin setelah keluar dari apotek.

"Jelek gini tapi lo suka kan?"

Damn. Seungmin memang sudah tau kalo Hyunjin suka dengannya, tapi sayangnya ia lebih menyukai kembaran Hyunjin, yaitu Hwang Yeji. Gadis berparas cantik dengan mata sipitnya.

"Ck. Turun lo" ucap Hyunjin seraya berjalan menuju salah satu kursi panjang yang ada

Ia menepuk tempat kosong disebelahnya, menyuruh Seungmin untuk duduk disebelahnya. Seungmin pun hanya menurut dan duduk menghadap Hyunjin.

Dengan telaten, Hyunjin membersihkan dan mengobati tiap luka yang ada diwajah dan tangan Seungmin.

Seungmin meringis seraya mencengkeram paha Hyunjin ketika obat merah itu mengenai lukanya. Perih beut!

Scenario | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang