scenario : 13

4K 413 33
                                    

Sebulan telah berlalu, kondisi rumah tangga Seungmin dengan Chan perlahan semakin membaik. Tak ada lagi perdebatan diantara keduanya, dan Seungmin pun perlahan membuka hatinya untuk Chan.

"Hh" Seungmin menghela napas lelah, lagi-lagi dirinya harus berjalan dari cafe tempatnya bekerja menuju tempat bimbel yang ada didekat sekolahnya.

Itu sangat jauh, tapi mau tak mau Seungmin harus kesana, karena Chan selalu menjemputnya disana. Ya, Seungmin belum memberi tau lelaki itu kalau ia bekerja paruh waktu sebulan belakangan ini.

Entahlah, dirinya hanya tak ingin menjadi beban bagi Chan.

"Halo Min?" sapa Chan di telfon

"Iya hyung?"

"Udah selesai bimbelnya?"

"Udah kok"

"Oke, mungkin 10 menit lagi saya nyampe"

"Hyung udah dijalan?" tanya Seungmin dengan nada panik

"Iya, tunggu ya sayang"

Seungmin langsung mematikan telfon itu, lalu segera berlari menuju tempat dimana Chan menjemputnya. Biasanya, dengan berjalan kaki dua puluh menit Seungmin sudah sampai. Tapi untuk sepuluh menit? Seungmin harus mengeluarkan tenaga dalamnya untuk berlari.

Suara gemuruh dari langit menghentikan langkah lari Seungmin, ia sedikit mendongak, menatap bulan yang perlahan ditutupi oleh awan.

Malam ini suasana cukup dingin, ditambah hujan yang perlahan membasahi bumi. Tanpa banyak berpikir, Seungmin kembali melanjutkan larinya.

Beberapa menit berlalu, dan Seungmin sudah sampai di depan gedung dua lantai yang bertuliskan 'Bimbel Pelajar' diatasnya.

Kedua tangannya bertumpu dilutut, menetralkan napasnya yang terengah-engah karena berlari. Seungmin tidak tau berapa kecepatan larinya tadi, membuat ia sampai dengan cepat disini.

"Huh! Dingin" lirih Seungmin sambil menggosokkan kedua telapak tangannya.

Tubuhnya menggigil karena sweater yang ia gunakan basah karena hujan, bukan hanya sweater, seragam putihnya pun ikut basah.

Tak lama, sebuah mobil hitam berhenti tepat didepannya. Si pengendara mobil yang tak lain adalah Chan langsung keluar dengan payung yang menghalaunya dari hujan.

"Min, kok basah kuyub gini?" tanya Chan yang heran.

"Ah itu.. Ee- hyung dingin" lirih Seungmin, yang langsung diangguki Chan.

"Ayo masuk"

Seungmin mendudukkan bokongnya pada kursi samping kemudi, tangannya terulur untuk mematikan AC yang semakin membuatnya kedinginan.

"Gapapa kan AC nya aku matiin?"

"Iya gapapa, itu sweater kamu buka"

Seungmin menurut, dengan perlahan ia membuka sweater itu, menampilkan putingnya yang sedikit terlihat karena seragam putihnya yang basah.

Chan menelan salivanya dengan susah payah, wah godaan setan memang begitu nikmat.

"Hyung cepat jalan! Aku udah nggak kuat"

"I-iya"

'Tahan Chan, jangan terkam disini. Tapi kalo diliat-liat putingnya Seungmin ngegemesin kayak orangnya, jadi pengen nyubit:(' batin Chan tersiksa karena penampakan indah disampingnya

---

Chan keluar dari mobilnya saat sampai di basemant apartemen, lelaki itu berlari kecil hingga kesamping pintu Seungmin. Chan membuka pintu itu perlahan, tak ingin membangunkan lelaki kesayangannya yang tertidur.

Scenario | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang