scenario : 09

3.4K 408 16
                                    

"HYUNJIN!!! HYUNJINGG!!" teriak Seungmin dari luar apartemen Hyunjin

Sesekali ia menekan-nekan tombol bel yang ada agar si penghuni cepat keluar dari persembunyiannya.

"Berisik bangsat!" pekik Hyunjin ketika membuka pintu.

Tak ingin mendengar umpatan Hyunjin lebih lama, Seungmin memutuskan masuk terlebih dulu ke dalam apartemen Hyunjin, meninggalkan sang pemilik yang masih berdiam diri di ambang pintu.

"Tamu ga ada akhlak mah kayak gini nih" ucap Hyunjin lalu menghampiri Seungmin yang sudah rebahan di sofa Hyunjin

"Nih gue bawain lo makanan sama minuman"

Mendengar itu, Hyunjin berlari antusias, melihat kantong plastik yang dibawa Seungmin

"Orang gila! Gue lagi sakit dibawain beer!"

"Haha udah lama kita nggak party!"

Seungmin merubah posisinya menjadi duduk, mengambil sekaleng beer dari dalam kantong plastik dan membukanya.

"Sekaleng aja!" ujar Hyunjin memperingati

"Wah gila seger banget!" pekik Seungmin ketika air itu mengalir ke kerongkongannya.

Hyunjin yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya pelan, lalu mengalihkan fokusnya pada rokok yang ada dibelahan bibirnya.

Asap putih mengepul ke udara ketika Hyunjin menghembuskan nafas.

"Bagi" Seungmin merampas sekotak rokok yang ada di atas meja. Membukanya, lalu mengambil sebatang rokok.

Tanpa menunggu lama, ia langsung mengapitnya di kedua bibir.

"Mong?" bingung Hyunjin

"Sebatang doang elah!" jawabnya dan mengambil korek yang dipegang Hyunjin.

Dengan lihai Seungmin menyulutkan api pada rokoknya.

"Lo lagi ada masalah?"

Mendengar pertanyaan itu, Seungmin menghela napas pelan, bersamaan dengan asap putih yang keluar dari mulut serta hidungnya.

"Nggak, gue cuma lagi pengen aja"

"Gausah bohong sama gue. Gue tau kok lo kalo kek gini pasti ada yang dipikirin"

"Sok tau!"

Hyunjin mendekatkan wajahnya pada wajah Seungmin, mengikis jarak antar keduanya. Manik kecoklatan Hyunjin menatap lembut manik legam Seungmin.

Jarak keduanya semakin menipis, bahkan hembusan nafas Hyunjin pun terasa di kulit putihnya.

Kini jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, otaknya sudah travelling kemana-mana.

"Napas lo bau bangsat!" pekik Seungmin seraya mendorong kuat dada Hyunjin.

"Cih! Lo ga mau nyobain bibir gue yang sexy?"

"Najis!"

"Najis najis, nanti lo ketagihan"

"Adanya lo kali yang kepengen banget ngerasain bibir gue"

"Kalo iya, emang boleh?"

"Enggak! Udah gue mau balik" ucapnya lalu berdiri, namun langsung ditarik oleh Hyunjin hingga ia berada dibawah kukungannya.

Perlahan tapi pasti, Hyunjin kembali mendekatkan wajahnya, membuat Seungmin mau tak mau menutup matanya.

Saat bibir keduanya akan menyentuh, tiba-tiba ponsel Hyunjin berdering nyaring, memecah keheningan antara keduanya. Hyunjin menggeram kesal, lagi-lagi ia gagal mencium bibir Seungmin.

Scenario | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang