scenario : 23

3.7K 383 38
                                    

Seungmin keluar dari ruangan sambil memegang foto usg calon bayi nya yang masuk usia 5 minggu. Seungmin mendudukan diri di kursi depan ruangan, menunggu Chan yang sedang pergi ke toilet. Ia akan menunjukkan foto itu setelah Chan selesai dengan urusan alamnya.

Tangan Seungmin terulur untuk mengelus permukaan perutnya yang masih rata. Masih belum percaya kalau ada makhluk lain yang hidup dalam perutnya. Sedang asiknya menatap foto sang janin, Seungmin dikejutkan dengan keberadaan Hyunjin yang tiba-tiba ada di depannya.

"Seungmin? Lo ngapain?" tanya Hyunjin heran, lalu melihat ke arah ruangan di depannya, dimana ada tulisan 'Ruang Kandungan' tepat di pintu.

Tak ingin berpikir negatif, Hyunjin kembali menatap Seungmin yang sedikit terkejut saat ini. Dan tanpa sengaja, mata Hyunjin menangkap sebuah foto usg yang ada di tangan Seungmin.

"Mong? L-lo hamil? Anaknya siapa?"

"M-maaf Jin, gue--"

"Seungmin, gimana foto usg bayi kita?--" tanya Chan yang baru saja datang, dan baru menyadari kalau ada kehadiran Hyunjin disini.

"Hah?! Ba-bayi kalian??"

"Hyunjin maaf, ga seharusnya gue ngerahasiain ini dari lo. Chan itu sebenernya suami gue, bukan sepupu gue"

Bagai tersambat petir di siang bolong, Hyunjin hanya diam menatap dua oramg didepannya tak percaya.

"Sejak kapan? Sejak kapan lo ngerahasiain ini dari gue?"

"U-dah sa-satu tahun yang lalu"

"Lo bikin gue kayak orang bego tau ga Min?! Bisa-bisanya selama ini gue ga sadar. Ck! Hebat banget lo Kim Seungmin"

Hyunjin berbalik, hendak pergi, namun suara Seungmin menghentikan langkahnya.

"Gue minta maaf hiks, gue tau lo kecewa sama gue. Tapi tolong, hiks tetap jadi Hyunjin yang gue kenal"

Seolah tuli, Hyunjin kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda, merasa kecewa pada dirinya juga Seungmin. Ia merasa jadi orang terbodoh di dunia, menyatakan perasaan pada seseorang yang jelas tak menyukainya dan malah sudah berkeluarga.

Dibukanya pintu berwarna putih itu, menampilkan ruangan sunyi yang hanya diisikan oleh seorang wanita paruh baya yang tengah terbaring di ranjang.

Hyunjin menghampirinya, lalu duduk dikursi yang ada disebelah ranjang itu.

"Ma, kita berangkat nanti malem aja ya?"

"Loh ada apa?" tanya sang Mama yang heran.

"Aku cuma mau Mama cepet dapet pengobatan terbaik disana. Nanti aku pulang sebentar untuk ambil barang-barang kita, Mama disini aja, dari rumah sakit kita langsung ke bandara"

Tak ada lagi jawaban yang Nyonya Hwang berikan selain anggukan singkat.

Disisi lain, Seungmin tak berhenti menangis, mengingat persahabatannya dengan Hyunjin sudah di ujung tanduk. Inilah alasannya ia tak ingin memberitau Hyunjin soal hubungannya dengan Chan. Ia hanya tak ingin kehilangan soaok teman untuk yang kesekian kalinya.

"Hey udah dong, inget kan kata bu dokter tadi? Kamu ga boleh banyak pikiran. Mungkin Hyunjin juga butuh waktu untuk menerima kenyataan"

"Kita pulang ya? Kamu juga harus istirahat biar dedeknya sehat"

---

Sudah dua jam Seungmin mengunci diri didalam kamar dengan alasan ingin menenangkan diri. Namun, yang ia lakukan saat ini hanyalah berjalan bulak-balik seperti setrika.

Ia bingung sekaligus khawatir tentang Hyunjin. Sedang apa pemuda Hwang itu sekarang? Apakah ia masih ingin bertemu dengannya?

Setelah lama berkutat dengan pikirannya, Seungmin pun memutuskan untuk mengiriminya pesan chat. Dibalas atau tidaknya kita lihat saja nanti.

Scenario | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang