Telah terhitung dua hari sejak Anggi bersama tim kecilnya pergi meninggalkan Glafelden. Untuk ukuran kota dengan populasi hampir lima puluh ribu penduduk, berkurangnya tiga orang bukanlah hal yang besar, malah terkesan remeh. Penduduk takkan peduli dengan setiap orang yang datang dan pergi dari kota ini.
Namun untuk kali ini berbeda. Salah satu dari ketiga orang yang pergi adalah orang yang paling dicari di negeri ini. Itu karena Pangeran Mahkota negeri ini sendiri yang menurunkan titah itu. Ibukota Kerajaan, Lurich mengerahkan satu peleton pasukan khusus dalam misi pencarian ini. Karena itulah kota Glafelden menjadi riuh dengan adanya pasukan ini. Hampir setiap waktu mereka berpatroli ke seluruh penjuru kota, membuat penduduk kota merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi pada kota mereka.
Pasukan khusus itu menanyai banyak penduduk bahkan menginterogasi secara intens beberapa diantaranya. Hal itu terus mereka lakukan sepanjang hari dari subuh hingga tengah malam. Seisi kota pun kini tahu jika mereka tengah mencari keberadaan seorang gadis bertelinga panjang di Glafelden. Tentu saja para penduduk tidak tahu-menahu soal gadis itu. Karena jika benar seorang gadis Elvian tinggal di sini, maka sudah pasti akan menjadi berita gempar sejak lama. Hal itu tidak menyurutkan niat pasukan khusus untuk mencarinya.
Kantor wali kota Glafelden, tempat di mana pasukan itu menetap untuk sementara, terlihat begitu sibuk dengan pergerakan anggota pasukan yang keluar-masuk. Setiap anggotanya menyerahkan laporan setiap beberapa waktu, kemudian pergi keluar lagi mencari informasi.
Di salah satu ruang kerja di gedung itu, duduk seorang pria gagah yang tampak berusia empat puluhan. Matanya membaca satu per satu kertas laporan di atas meja yang diberikan oleh anggotanya.
"Kapten Guffy! Ini laporan terkini dari hasil penyelidikan," ucap seorang pria sembari membawa beberapa lembar kertas. "Ini daftar beberapa orang yang mencurigakan."
Guffy langsung menyambar laporan yang baru saja ditaruh di atas meja dan membacanya. Setelah beberapa saat, ia melepaskan lenguhan panjang. "Entah gadis yang kita cari pandai menyembunyikan diri atau kita yang terlalu bodoh tidak bisa menemukan jejaknya."
Pria itu meluruskan punggungnya pada sandaran kursi dan membuat dirinya nyaman. Kemudian menyesap secangkir teh yang telah disajikan sebelumnya. Sinar matahari yang terik menyiraminya dari belakang sedikit memanggang tengkuknya, akan tetapi Guffy tak mempedulikan hal sepele itu.
"Izinkan kami mencari informasinya lebih jauh lagi! Ini hanya masalah waktu!"
"Baik. Kuserahkan padamu, Sersan Dua Fritz!"
"Siap!"
Fritz duduk di atas sofa yang berada di tengah ruangan. Ekspresinya sedikit tegang, otot wajahnya tampak kaku. Mungkin karena ia mendengar suara ketidakpuasan dari atasannya. Pria berusia dua puluh tahunan itu menjanjikan akan menemukan seseorang yang mereka cari, walaupun ia tidak yakin dapat melakukannya dengan cepat sesuai perkataanya.
"Kapten!" seru Fritz, memecah keheningan yang tercipta selama beberapa detik.
"Apa?"
"Pangeran memerintahkan kita untuk menemukan seorang gadis Haier-Elvian di kota ini. Tapi apa Haier-Elvian itu memang benar ada? Atau itu hanya semacam kode tertentu yang tersembunyi?"
"Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu." Guffy memilin-milin kumis miliknya yang berbentuk seperti setang sepeda, lalu memasang pelindung kumis pada cangkir tehnya. Tampaknya dia sangat tidak suka kumis setangnya terkena air teh. Ia mengambil sapu tangan dari saku seragam kemudian mengelap kumisnya yang terkena sedikit basah. Kemudian melemparkan pandangan pada Fritz. "Awalnya aku hanya menganggap itu hanya mitos konyol dari bangsa Elvian semata. Namun aku percaya Pangeran Alucard. Jika beliau sudah berkata seperti itu, maka mau tak mau aku harus mempercayainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as A Haier-Elvian: Sang Pemburu Darah dan Sang Penyihir
FantasyPada awalnya, aku hanya mengikuti pelantikan anggota baru Klub Taekwondo yang diadakan di awal tahun ajaran baru. Namun entah apa yang terjadi. Tiba-tiba saja benda misterius yang menyeretku dan teman-temanku ke sebuah hutan antah berantah. Aku pun...