Chapter 46: Penjelajahan Altar Bawah Tanah

39 5 7
                                    

"Bukan, Bodoh!" balasnya dengan ketus. "Tidakkah kau menjadi lebih idiot akhir-akhir ini?"

"Aku cuma bercanda . Tapi kau tidak benar-benar bermaksud untuk turun ke bawah, kan? Bagaimana kalau Kristal Roh tidak berada di sana?"

"Kalau kita tidak turun kita takkan tahu, kan?"

Aku menggaruk kepala bagian belakang meski sebenarnya tidak merasa gatal. Mungkin itu ungkapan frustrasiku saat mengetahui maksud Dimas. Untuk sekilas, tindakan itu mungkin terlihat sembrono. Meskipun aku melihat ada ruangan raksasa di bawah tanah, aku tidak tahu pasti ruangan apa itu.

Kemungkinan baiknya Kristal Roh berada di ruangan itu, sementara kemungkinan buruknya tempat itu adalah sarang monster bawah tanah. Ketika menggunakan Indera Super, hanya dinding tanah dan akar pohon Hanarusa Raksasa saja yang kulihat. Kendati demikian, di bawah sana tetaplah berbahaya. Bisa jadi di tempat itu terdapat sarang lipan, cacing, atau monster lainnya yang berukuran raksasa.

Namun, aku penasaran.

Setelah berpikir beberapa saat, aku memutuskan untuk turun ke lubang itu. Kulangkahkan kaki ke tepi lubang, berjongkok, lalu mencoba memasukkan sebelah kaki sebelum akhirnya Dimas menarik badanku ke atas.

"Kau mau apa?" pekiknya dengan nada tinggi, kedua alisnya naik bagai sayap elang yang hendak menerkam mangsa. Tangannya yang besar mencengkram pergelangan tanganku kuat-kuat. "Jangan sembarangan turun dulu, Tolol! Kau mau ke bawah sana dengan semua barang bawaanmu?"

Ah, benar juga! Aku masih membawa tas besar di punggung. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, benda itu akan menghambatku nanti.

Kulepas tas kulit beserta jubahku dan menitipkannya pada Shella. Setelah kami bertiga membahas petunjuk yang kutemukan, kami memutuskan hanya aku dan Dimas yang turun ke bawah. Sementara Shella menjaga barang bawaanku dan Dimas di permukaan.

Untuk berjaga-jaga aku membawa belati yang kugantungkan di pinggang, beserta Viglet Harapan yang kusimpan di kantung baju. Tadinya aku ingin membawa busur, namun sepertinya senjata itu takkan cocok untuk pertarungan di bawah tanah. Lagipula stok anak panahku menipis, aku harus menggunakannya dengan bijak. Kuharap bisa mengunjungi kota manusia nanti, aku ingin menyuplai anak panahku dengan yang baru. Karena tidak mungkin aku membelinya di kota Elvian.

Aku menggulirkan mataku pada Dimas, ia menyampirkan pedang pendek di pinggang dan membawa sebuah lentera kecil. Di bawah tanah pastilah gelap, benda itu sangat dibutuhkan untuk manusia biasa sepertinya. Berbeda denganku yang memiliki indera spesial, kegelapan bukan masalah bagiku.

"Kalian berdua, hati-hati! Ingat untuk segera kembali jika kalian tidak menemukan apa pun di bawah sana!" seru Shella seraya melambaikan tangan. "Bawa ini untuk jaga-jaga." Kemudian gadis berambut sepinggang itu memberikan obat pereda rasa nyeri dan salep pengering luka. Jadi jika hal buruk terjadi, kami berdua bisa cepat tanggap menanganinya.

"Terima kasih, Kak Shella! Tenang saja, kami pasti segera kembali," balasku dengan lembut, berusaha menenangkan gadis itu dari segala sesuatu yang ia khawatirkan.

"Wow, gelap sekali di sini!" suara Dimas terdengar menggema keluar dari dalam lubang, tidak tahu kenapa tahu-tahu ia sudah berada di bawah sana.

Mengabaikan Dimas yang heboh sendiri, aku berpamitan pada Shella lagi. Kudekati lubang yang berukuran pas dengan lebar tubuh manusia dewasa. Mulanya hanya bagian kaki, tetapi lama-kelamaan tubuhku sudah terbenam sampai pinggang. Aku mulai menggeliat ketika lubang semakin sempit dan susah dilalui. Setelah beberapa saat berusaha masuk lebih dalam lagi, kurasakan kakiku mengambang di sebuah ruang yang lebih luas lagi.

Aku berusaha mendorong tubuhku sendiri ke bawah dengan susah payah, tapi tak berhasil. Sepertinya lubang ini semakin sempit. Kalau begitu, kenapa Dimas berhasil melaluinya sementara aku tidak? Ketika berkutat dalam pemikiran yang tiada guna, tiba-tiba kakiku ditarik kekuatan besar ke arah bawah.

Reborn as A Haier-Elvian: Sang Pemburu Darah dan Sang PenyihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang