Aku menunduk untuk memastikan apa yang kutemukan, dan benar, itu adalah Jamur Selenida Hitam. Ciri-cirinya begitu sama persis dengan yang dijelaskan Shella sebelumnya. Jamur ini memiliki warna hitam pekat dan berbentuk seperti kantung. Dari yang kuingat, getah jamur ini begitu berbahaya jika terkena kulit. Sebaiknya aku berhati-hati agar tidak melukai diri sendiri.
Untuk sesaat aku terdiam sejenak, memikirkan bagaimana cara memetik benda itu tanpa menyentuhnya. Sayang sekali aku tidak memiliki sarung tangan kulit untuk melindungi telapak tangan.
Di tengah kegelapan malam, mataku terpancing pada kilatan samar pada bilah belati yang menggantung di pinggang. Betul juga! Aku sampai lupa memiliki benda ini.
Dengan segera aku mencabut bilah belati dari ikat pinggang dan mencoba untuk memotong batang jamur itu. Bagi manusia, melakukan hal ini di dalam kegelapan tanpa bantuan penerangan akan sulit. Untuk kesekian kalinya aku bersyukur memiliki tubuh Haier-Elvian.
Sumpah, aku sudah ratusan kali berterima kasih karena telah diberkati kemampuan ini! Meski aku juga merutuk dengan jumlah yang sama karena perubahan tubuhku yang drastis. Setidaknya masih ada hal baik di balik ketidakberuntunganku.
Setelah mengiris dengan perlahan batang jamur, kantung jamur yang berwarna hitam pekat itu jatuh ke tanah dalam keadaan terbalik. Saat itulah aku melihat tumpahan getah hitam nan kental menetes ke atas tanah. Permukaan tanah langsung menghitam dan mendesis begitu bersentuhan dengan getah jamur. Bulu kudukku seketika berdiri ketika membayangkan getah itu menyentuh kulitku.
Seram! Kenapa tumbuhan seperti itu bisa ada di dunia ini? Dan mengapa benda yang berbahaya itu dapat menjadi bahan obat herbal?
Aku langsung menggeleng. Mencoba menyingkirkan segala hal yang tidak kupahami. Memikirkan hal yang tidak penting hanya akan membuang waktu. Prioritasku saat ini adalah mengumpulkan jamur hitam beracun ini ke pada Shella, agar dapat dijadikan obat untuk Dimas. Semoga saja tumbuhan ini benar-benar berguna.
Selepas memastikan getah menetes semua ke atas tanah, aku menusuk kantung jamur dan mengumpulkannya di atas batu dekat tempatku berdiri. Dengan cara yang sama persis, aku berhasil mendapatkan tiga buah kantung Jamur Selenida Hitam.
Sebelum memasukkannya ke dalam tas kulit, aku membungkusnya dengan daun lebar yang kupetik di dekat sana. Aku tidak ingin menaruh jamur beracun ini begitu saja ke dalam tas. Karena bisa saja getah masih menetes dan merembes pada tas, lalu tanpa sengaja mengenai kulitku.
Setelah memastikan jamur itu dibungkus dengan rapi dan memasukkannya ke dalam tas, aku bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Tujuanku sekarang adalah mendaki gunung dan kembali ke perkemahan tempat Shella dan Dimas berada.
Aku memaksa tungkaiku terus melangkah dan mendaki, meski tenaga sudah terkuras setelah melawan monster Tardigrada. Seluruh sendiku terasa ingin lepas, napasku tersengal-sengal, punggungku terkulai dan tak sanggup untuk ditegakkan. Rasa letih saat ini jauh melebihi ketika aku dalam pelarian di Kota Ruvia beberapa waktu yang lalu.
Ingin rasanya berhenti dan beristirahat sejenak untuk melepas lelah, tapi aku hanya akan membuang-buang waktu saja. Saat ini kondisi Dimas sedang berpacu dengan waktu. Jika terlambat, keadaan pria itu mungkin akan memburuk. Jadi sebisa mungkin aku terus berjalan meski tubuh ini sudah kehilangan tenaga.
Dimas adalah sahabat terbaik sekaligus orang paling dekat yang kumiliki di dunia ini. Aku tak ingin melihatnya kesakitan seperti itu. Kalau sampai hal buruk terjadi padanya, aku tak sanggup membayangkannya.
Sembari mengabaikan segala pikiran buruk, aku terus mendaki lereng gunung yang kian curam. Memang ini bukanlah jalan yang kulalui siang tadi. Tapi karena masih berada di sisi gunung yang sama, aku pasti akan menemukan perkemahan jika terus naik ke atas gunung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as A Haier-Elvian: Sang Pemburu Darah dan Sang Penyihir
FantasyPada awalnya, aku hanya mengikuti pelantikan anggota baru Klub Taekwondo yang diadakan di awal tahun ajaran baru. Namun entah apa yang terjadi. Tiba-tiba saja benda misterius yang menyeretku dan teman-temanku ke sebuah hutan antah berantah. Aku pun...