Chapter 17: Cahaya di Bawah Tanah

77 23 11
                                    

Secercah sinar lampu temaram keluar dari sela-sela gorden jendela sebuah rumah yang memanjang. Bangunan tingkat dua yang seutuhnya terbuat dari kayu ini cukup besar. Mampu menampung banyak orang. Tapi siapa pun tidak akan mau tinggal di sini. Kau lihat saja sendiri! Penampilan rumah ini lebih buruk dari kandang anjing. Pintu depan tampak usang dan sulit ditutup sempurna jika tidak diganjal, dinding-dinding tampak retak nyaris di seluruh bangunan, begitu pula dengan atapnya yang bolong-bolong. Lantai kayunya pun beberapa ada yang sudah rapuh dan reot, bisa membuat kakimu terperosok ke dalam tiba-tiba. Juga tidak ada yang tahu apakah toilet di tempat ini masih berfungsi atau mampet. Belum lagi sarang laba-laba di segala sudut membuat bangunan ini tampak terbengkalai. Percaya atau tidak, bangunan tua inilah markas kelompok pemburu Kelam Malam yang terkenal di kota ini.

Terletak di pinggiran kota yang kumuh dan kurang diperhatikan pemerintah. Ini adalah tempat yang cocok untuk persembunyian pemburu licik seperti mereka. Maka tidak heran bila tingkat kriminalitas di sini sangat tinggi. Kau bisa kehilangan kantung uangmu jika memalingkan mata walau sejenak. Meskipun kau berteriak, tidak akan ada yang menolong dan peduli. Nyaris semua penduduk di sini adalah kriminal atau orang biasa yang buta dengan kriminalitas.

Hanya hukum rimba yang berlaku, di mana yang kuat dapat menindas yang lemah. Sudah jadi pemandangan lumrah bila ada pencurian atau perampokan di tempat ini. Namun tidak ada satu pun dari kriminal itu berani menganggu markas 'Kelam Malam' yang sudah nyaris roboh itu. Hal itu karena keberadaan Grussel.

Selihai apa pun pencuri atau perampok di kawasan ini, tidak ada yang memiliki nyali untuk mengusik mantan panglima perang kerajaan itu. Ia adalah orang yang sangat kuat dalam bela diri dan lihai menggunakan berbagai macam senjata. Begitu pula dengan semua anak buahnya yang mewarisi teknik bela dirinya. Siapa pun yang masih memiliki akal sehat takkan mau mendekati sarang macan itu.

Namun dari segelintir orang, ada satu orang tak waras yang berani menggertak Grussel. Bahkan sampai berteriak kencang dan menggebrak meja tepat di depan hidungnya.

"Kita harus menyelamatkan Anggi, Bos! Ini sudah dua hari dia tidak kembali. Dua hari, Bos! Aku sudah bosan menunggu!!" teriak Dimas sambil meluapkan emosinya.

Seluruh anggota pemburu sangat kaget dengan apa yang dilakukannya. Dalam sekejap, keheningan menyelimuti ruangan. Ini adalah tempat para pemburu itu mengadakan pengarahan sebelum pergi berburu. Tapi berbeda dengan saat ini, mereka tak sedang membicarakan tentang rencana berburu. Mereka berembuk guna membahas tentang nasib salah satu rekan mereka.

"Kau harus berpikir dengan pikiran matang, Bodoh! Sejak awal, tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkannya," sahut Grussel dengan tegas. Pandangannya begitu tajam, sanggup menciutkan nyali orang lain.

Namun tidak dengan Dimas. Pemuda itu malah menatap pemimpinnya lebih galak lagi. "Apa begitu sikap pemimpin terhadap bawahannya? Apa kau menganggap kami sebagai PION yang bisa dibuang sesukamu!?"

Terpancing emosi, Grussel bangkit dan langsung meninju kuat-kuat wajah Dimas. Pria malang itu langsung terpelanting ke belakang dan menabrak Igresti yang sedang berdiri bersandar pada dinding. Suara tumbukan kencang menggema di udara saat Grussel menendang meja ke samping hingga menabrak dinding. Langkah kakinya terdengar mengetuk-ngetuk jantung semua orang yang berada di sini.

Kemudian mencengkram kerah Dimas dan mengangkat badannya ke atas. "Beraninya kau berbicara padaku seperti itu, bocah tengik! Aku menganggap kalian semua KELUARGAKU!! Aku bersikap tegas untuk mengajari kalian cara bertahan hidup di dunia yang keras ini. Tentu saja aku merasa kehilangan. Tapi kau harus bertindak dengan logis.

"Dengar ini, anak tolol! Kemungkinan Anggi saat ini sudah terbawa ke Kota Ruvia di wilayah Elvian. Sulit bagi kita untuk menyelamatkannya. Memang dulu aku pernah menjadi yang terkuat di kerajaan. Dulu aku bisa saja menerobos ke jantung musuh dan memporak-porandakan pertahanan musuh. Tapi aku tidak bisa selamanya menjadi yang terkuat.

Reborn as A Haier-Elvian: Sang Pemburu Darah dan Sang PenyihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang