23. Say I Love You

4.5K 391 74
                                    


"Tidak salah lagi, Jennie diculik"

Rosé menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia tahu itu!

"Bukankah lebih baik jika kita mencarinya?"

"Untuk mempersingkat waktu, lebih baik kita berpencar" usul Jiyong dan diangguki oleh Rosé dan yang lainnya.

Para pegawai ikut mencari setelah mengetahui Jennie diculik.

Rosé pergi ke tempat paling tidak mungkin dikunjungi di Seoul.

Sedangkan ditempat lain, Jennie sudah lemas karena tidak makan seharian, tubuhnya lemas membutuhkan asupan.

Suga benar-benar menyiksanya, bahkan setetes air pun tidak bisa dia dapatkan, yang dia dapatkan hanya rasa sakit dan sesak dari debu-debu disana yang dia hirup.

Dia tidak bisa melihat apapun disini. Sudah seharian dia berada di tempat ini dan belum ada yang menyelamatkannya.

Jennie mendengar sebuah suara. "Suga? Kau kah itu? Tolong, keluarkan aku"

"Jangan harap"

Jennie bergeming, suara itu... "Jongin!"

Jennie mendengar suara tawa itu "hai Jennie Kim. Bagaimana? Apa menyenangkan hidup disini? Seorang diri diantara kegelapan?"

"Jika Rosie tahu dia akan membunuhmu!"

"Haha. Membunuhku? Bahkan dia terlalu cupu untuk sekedar memukulku. Apa yang kau harapkan dari si cupu itu hmm?"

"Kau akan menyesal telah mengatainya cupu Jongin"

"Sudah, jangan banyak bicara. Simpan energimu untuk malam ini sayang. Kau harus melayani dua pria sekaligus. Hmm?"

Jennie merasakan sesuatu yang tajam menembus kulit lengannya. Itu suntikan!

"Yak! Apa yang kau lakukan padaku!?"

"Hanya obat kuat. Tidak mungkin gadis lemah sepertimu kuat melayani kami. Haha"

"Sialan kau Jongin!"

"Diam, aku akan mengisi energiku dulu untuk nanti malam. Maaf ya, kau sendirian lagi. Oh ya, nikmati sensasinya" Jongin sedikit berbisik di kalimat akhir.

Jennie berontak namun dia tidak bisa melakukan apapun selain menangis dan berharap akan ada seseorang yang menyelamatkan dirinya.

"ARRRGGHH sialan! PRIA SIALAN!"

Jennie merasakan panas dalam tubuhnya, rasa lemasnya tergantikan gejolak gairah yang luar biasa.

-o0o-

Sudah malam lagi, namun Rosé masih belum bisa menyelamatkan gadisnya. Dia mengusap bulir kristal yang menetes tanpa permisi dari air matanya.

"Maafkan aku, aku belum bisa menemukanmu"

Diantara gelisah dan putus asa itu, seseorang menelfonnya.

"Halo?"

"Gudang Tembakau tua di ujung jalan dekat bukit"

"Hah? Kau siapa?"

"Gadismu ada disana"

"Tunggu, aku mengenali suara ini. Sehun?"

"Benar"

"Bagaimana kau tahu?"

"Seseorang yang aku sayangi mengkhianati ku. Dan akupun melakukan hal yang sama. Aku tahu niatnya jadi sebaiknya cepat selamatkan Gadismu"

I Nerd YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang