-Premier Amour-
"Sejak awal memang punya dua pilihan. Bertahan atau melepaskan. Hal yang kemudian baru ku ketahui adalah keduanya butuh kekuatan."
***
Haechan memasuki apartemen Jeno. Ia tidak pulang ke apartemen miliknya, karena ia yakin Mark pasti akan mengunjungi apartemen nya. Ia ingin menenangkan dirinya dulu sebelum bertemu Mark.
Saat di jalan tadi kepalanya sangat sakit hingga ia bersandar ke punggung Lucas agar tidak terjatuh di motor. Ia lupa bahwa seharian ini Haechan belum meminum obatnya. Haechan menghembuskan nafasnya kasar. Ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum tidur.
***
Setelah mengantar Mina sampai ke Mansion dengan selamat. Mark langsung melajukan mobilnya menuju apartemen Haechan tapi saat sampai di apartemennya. Ia tidak menemukan Haechan di sana. Pikirannya kalut. Kemana sebenarnya Lucas membawa kekasihnya itu.
Sialan!
Paginya Mark berangkat kuliah dengan perasaan dan mood yang hancur. Ia ingin menjelaskan kesalahpahaman yang Haechan lihat saat ia menggenggam tangan Mina. Haechan pasti sudah berpikir buruk tentang hal itu.
Mark mendekati kelas kekasihnya dan ia melihat Haechan sedang berjalan dengan Jaemin dan Hyunjin. Ia hendak menghampirinya, tapi sepertinya waktunya tidak tepat karena Haechan sudah memasuki kelasnya.
Mark menuju roftoop untuk menenangkan pikirannya. Kepalanya sakit. Ia sangat pusing karena semalaman tidak tidur. Ia harus berkutat dengan laptop untuk mengurus masalah perusahaan yang harus ia urus. Belakangan ini waktu tidurnya benar-benar terganggu. Mark memejamkan kedua matanya dan merebahkan kepalanya ke sandaran sofa.
"Harusnya kau paham Mark." suara langkah kaki mendekatinya.
Mark membuka kedua matanya melihat Lucas menghampirinya sambil merokok. Ia ingin menghajar saudara tirinya itu. Tapi ia mencoba menahan dirinya agar tidak membuat keributan.
"Paham kalo Haechan lebih membutuhkanmu dibanding Mina."
"Diam." ucapnya tegas.
"Semalam aku melihatnya sangat kacau. Ia sedang duduk di halte bus dengan pandangan yang kosong. Aku menghampirinya dan melihat pelipisnya terluka. Rambutnya acak-acakan dan matanya sembab, aku tidak bertanya karna tidak ingin menganggu privasinya." Lucas menjelaskan mengenai pertemuannya dengan Haechan yang tak sengaja bertemu dengannya di halte bus. "Dan aku mengantarnya pulang karena takut kejadian kemarin terulang."
Mark bangun dari duduknya meninggalkan Lucas yang masih berdiri sambil menghisap rokoknya. Ia menuruni tangga hendak menunggu Haechan keluar dari kelas. Mark harus meluruskan segalanya agar hubungannya dengan Haechan tidak renggang hanya karena kesalahpahaman. Ia bersandar ke tembok sambil memasukan kedua tangannya ke saku celana nya sambil menunggu Haechan.
Mark melihat Haechan keluar dengan Jaemin. Ia buru-buru menghampiri kekasihnya itu dan menarik lengannya.
"Lepas." Haechan tak menatap matanya.
Jaemin yang melihat keduanya seperti ada masalah langsung berpamitan pulang pada Haechan. Ia tidak ingin menganggu sepasang kasih yang sedang bertengkar itu. Sepertinya masalahnya sangat serius melihat wajah Mark sangat tegang.
"Duluan ya Chan." Jaemin berpamitan.
Haechan hanya mengangguk. Ia melepaskan lengan Mark yang mencengkramnya. Haechan mengabaikan Mark dan berjalan meninggalkan Mark yang masih berdiri di depan kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Premier Amour [PROSES PENERBITAN]
RomantikYou are similar to my favorite song. When the song ended, I keep repeating it. - Mark Lee You like a camera. Whenever I see you, then I'm going to smile. - Haechan Lee - Premier Amour -