mon beau garçon

22K 2.4K 334
                                    

Haechan berjalan memasuki gerbang sekolah, suasana sekolah Neoz School sudah sangat ramai. Siswa-siswi berlarian masuk karena bel sudah akan berbunyi. Haechan tidak sabar bertemu dengan Jaemin dan Renjun. Well, ia hanya memiliki dua sahabat untuk saat ini. Sahabat yang benar-benar selalu ada untuknya.

"Haechanie!!!!" Suara melengking Jaemin membuat ia menutup kupingnya. Huh menyebalkan sekali pagi-pagi sudah berteriak dan membuat jadi pusat perhatian.

"Sssttt... Kau berisik sekali sih!" Haechan membungkam mulut Jaemin dengan permen yupi yang sejak tadi ia pegang untuk cemilannya.

Jaemin tersenyum lalu merangkul bahu sahabatnya itu, "Kau tidak berangkat dengan Mark?" Jaemin mengunyah permen yupi yang Haechan berikan.

"Memangnya selama ini aku berangkat dengannya?"

Jaemin menggeleng, "Tidak juga sih."

Haechan mendengus kesal.
Mereka akhirnya menuju ke kelas karena sebentar lagi bel pasti sudah berbunyi. Ngomong-ngomong soal Renjun mereka tidak satu kelas. Renjun satu kelas dengan Mark dan geng Mark yang lainnya.

Setelah belajar fisika kini beberapa murid terlihat lesu karena terlalu banyak menguras otak mereka akibat pelajaran tersebut. Jaemin mengajak Haechan ke kantin padahal sebenarnya ia sedang tidak ingin ke kantin. Haechan merasa sangat kantuk saat ini.

"Jaemin, Haechan." Renjun menghampiri mereka membawa jus untuk mereka berdua. Renjun termasuk murid yang sangat kaya tapi Renjun tidak terlalu menunjukannya seperti murid yang lainnya.

Beberapa siswa mulai ricuh dan terdengar suara suara memuja dari siswi perempuan.
Mereka menengok.
Ternyata Mark dan in the genknya.

Mark dan teman-temannya memang sangat terkenal di sekolah ini. Apalagi Mark, Jeno dan Lucas orang tua mereka mempunyai pengaruh besar di sekolah ini. Mereka juga banyak disukai para wanita maupun pria di sekolah Neoz School. Mereka bertiga cukup terkenal sangat kaya. Mark adalah anak dari pemilik sekolah. Jadi terkadang sikap Mark semena-mena. Tapi Mark termasuk pria yang acuh juga.

"Haechan... lihat kekasihmu! Dia di goda oleh perempuan-perempuan gatal." Jaemin menunjuk ke arah Mark. Jaemin menatap sinis pada sekumpulan siswi yang genit.

"Biarkan saja." Haechan meminum jus yang diberikan oleh Renjun.

"Haechan sudah terbiasa dengan kepopuleran kekasihnya itu." Renjun ikut menyahut tapi wajahnya tak berminat untuk menatap sekumpulan genk tampan itu.

"Aku sangat iri." Tiba-tiba Lami menghampiri mereka dan duduk disebelah kanan Haechan.

Jaemin mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

"Yeri dan Mina beruntung menjadi bagian dari geng pria kaya itu. Apalagi pria-pria tampan itu sangat melindungi mereka berdua. Kudengar Mina sudah bersahabat dengan Mark sejak mereka kecil." Kini Jaemin semakin antusis mendengar ceritanya. Haechan hanya acuh dan terus mengaduk-ngaduk jusnya.

"Benarkah? Kau tau darimana?" Jaemin makin penasaran.

"Mina kan satu kelas denganku. Terkadang Mina sering menceritakan persahabatannya dengan Mark. Kulihat mereka berdua juga sering berangkat bersama."

Haechan bangun dari duduknya.
Ia ingin menuju UKS karena kepalanya terasa pusing sejak tadi. Bicara mengenai kekasihnya dan Mina ia sudah mengetahui itu dan Haechan merasa maklum karena kedekatan mereka. Ia tidak ingin menjadi egois dan pencemburu apalagi hubungan ia dan Mark memang tidak memiliki tujuan yang jelas. Untuk saat ini ia hanya ingin menikmati masa mudanya dengan seseorang yang ia cintai, tidak masalah jika Mark tidak menganggap dirinya.

"Kau ingin kemana?" Renjun menengok.

"Ke UKS. Kepalaku sakit sekali." Haechan menepuk bahu Jaemin. "Tolong izinkan aku pada guru Park. Aku bolos pelajarannya." Jaemin mengangguk.

Premier Amour [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang