Setelah perawatan intes dari dokter Johnny, kini Haechan sudah dibolehkan pulang. Haechan juga masih harus rutin untuk kontrol kesehatannya selama beberapa bulan kedepan.
Haechan tidak pulang ke Mansion keluarganya, melainkan pulang ke apartemen miliknya.
Haechan tidak ingin membuat eomma nya kembali memarahinya. Ia telah membuat Donghyuck melakukan operasi syngeneic. Ia pasti akan di marahi karena telah merepotkan semua orang apalagi telah membuat Donghyuck melakukan operasi untuk dirinya.
Rasa bersalah terus memenuhi pikirannya. Kadang ia selalu kesal dengan dirinya sendiri. Kenapa ia terlahir menjadi seseorang yang lemah dan sakit-sakitan. Tapi ia juga tidak ingin menyalahkan siapapun. Haechan selalu berusaha mensyukuri hidupnya sebaik mungkin.
Haechan dan Mark sudah mendaftarkan kuliah di Seoul University. Ternyata Jaemin juga berkuliah di sana, Haechan sangat senang akhirnya ia bisa bertemu dengan teman nya lagi.
Hari ini Jaemin dan Renjun sedang di apartemen milik Haechan. Mereka pagi-pagi sekali datang membawakan Haechan makanan.
"Kamu keterlaluan Haechan." Jaemin merajuk.
"Aku dan Renjun sangat khawatir saat mendengar kamu masuk rumah sakit. Padahal paginya kamu menghadiri kelulusan." ujar Jaemin.
"Maaf." Haechan menunduk. "Sebenarnya yang menghadiri kelulusan bukan aku, tapi Donghyuck kembaranku."
Renjun mengerutkan keningnya. "Donghyuck?"
Haechan mengangguk. "Dia kembaranku. Saat itu kondisiku semakin memburuk saat menjalani kemoterapi. Aku bahkan tidak bisa bangun karena terlalu pusing."
Haechan terlihat sangat sedih. "Padahal aku ingin sekali datang ke acara kelulusan."
Jaemin memeluknya. "Tidak apa-apa, Haechanie. Jangan sedih, kau melakukannya dengan baik."
Renjun mengangguk setuju mendengar ucapan Jaemin. "Yang terpenting kesehatan kamu lebih utama." sambung Renjun.
"Terimakasih." Haechan membalas pelukan Jaemin.
"Kamu daftar kuliah kemana, Injun?" tanya Haechan.
Renjun mengedikan bahunya.
"Aku akan kembali ke China, Haechan."
"Kenapa?" Haechan terkejut mendengarnya.
"Mommy yang menyuruhku. Daddy sedang sakit."
Haechan mengangguk mengerti.
"Aku akan sangat merindukanmu." Haechan merasa sedih. Ia pasti akan jarang sekali melihat Renjun.
"Kita bisa melakukan video call. Aku juga akan sering mengunjungi kalian berdua." Renjun tersenyum.
"Ngomong-ngomong Haechan soal kembaranmu itu. Dia sangat berbeda darimu." ujar Jaemin mengalihkan pembicaraan.
Renjun mengangguk setuju. Berarti firasatnya benar karena waktu itu Haechan memang terlihat sangat berbeda. Seperti Haechan yang bukan mereka kenal.
"Bahkan ia berani memukul Lucas. Kembaranmu sangat keren!" Jaemin mengacungkan jempolnya.
"Terkadang aku juga ingin seperti dia." Haechan tersenyum mengingat Donghyuck.
Donghyuck memang sosok yang pemberani. Haechan terkadang iri melihat keberanian Donghyuck. Sepertinya sekarang ia memang harus lebih tegas seperti Donghyuck. Haechan tidak ingin menyia-nyiakan pengorbanan Donghyuck untuk dirinya.
"Sayang..." Mark membuka pintu apartemen tanpa menyadari kehadiran Renjun dan Jaemin.
"Aku bawa cake kesukaan kamu." Setelah melepas sepatunya Mark mendongak melihat Haechan yang sedang duduk bersama dengan kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Premier Amour [PROSES PENERBITAN]
RomansaYou are similar to my favorite song. When the song ended, I keep repeating it. - Mark Lee You like a camera. Whenever I see you, then I'm going to smile. - Haechan Lee - Premier Amour -