gâté

12K 1.2K 275
                                    

-Premier Amour-

Sore yang cerah menemani pria tampan berdarah kanada yang sedang fokus dengan laptop dan berkas yang menumpuk di mejanya. Menjadi CEO muda bukanlah hal yang mudah bagi pria itu.

Mark harus menjadi sosok pemimpin yang tegas dan berani. Banyak ribuan pegawai berada di pundaknya hingga ia harus berusaha semaksimal mungkin membuat perusahaan melambung tinggi. Mark akan selalu belerja keras dan berusaha menjadi penerus perusahaan Horison Group yang sudah di bangun sejak tahun 87 oleh kakek dari ibunya.

Tok. Tok.

Suara ketukan pintu tak memberhentikannya untuk menyudahi fokusnya pada laptop miliknya.

"Selamat sore Tuan, Mark." Jungwoo salah satu asisten pribadi Mark memasuki ruangannya.

"Ada apa?"

"Sekertaris yang and—"

"Suruh dia masuk."

"Baik." Jungwoo menyuruh sekertaris yang lolos seleksi itu memasuki ruangan bosnya.

"Selamat sore Tuan."

Mark mendongak, "Hm."

"Siapa namamu?" tanyanya.

"Karina Tuan."

"Apa Jungwoo sudah memberitahukan peraturannya selama bekerja denganku?"

"Sudah Tuan."

Mark mengangguk, "Kalo begitu, kau bisa bekerja mulai besok."

Karina tersenyum, "Baik Tuan. Terimakasih." Ia meninggalkan ruangan Mark dengan senyuman yang merekah dibibirnya.

"Jungwoo."

"Iya Tuan Mark?" Jungwoo menghampirinya.

"Bukankah aku meminta sekertaris seorang pria?"

"Maaf Tuan Mark. Beberapa pelamar lebih banyak wanita. Dan dia yang paling memenuhi standar perusahaan Horison."

Mark menghembuskan nafasnya, "Baiklah. Kau bisa pergi."

My Lovely Chanie is calling... 📞

Mark tersenyum melihat nama di layar ponselnya.

"Hallo baby..."

"MARK!!!"

Mark menjauhkan ponselnya dari telinganya, suara melengking Haechan membuat gendang telinganya terasa mau pecah.

"Kenapa teriak-teriak hm?"

"Cepetan pulang." rengeknya.

Mark tersenyum mendengarnya, "Kangen huh?"

"Aku sangat bosan di apartement. Kalo kamu gak pulang aku mau main ke toko kue Jaemin."

"Tidak boleh sayang."

Haechan menghembuskan nafasnya, "Kenapa gak boleh? Aku bosan Mark."

"Sebentar lagi aku pulang. Masih ada berkas yang harus kuperiksa."

"Hmm yausudah."

"Mau kuba—"

Tut. Sambungan diputuskan sepihak oleh Haechan. Mark menaruh kembali ponselnya dan fokus pada berkas yang menumpuk di mejanya. Selama liburan kuliah Mark memang tidak mengijinkan kekasihnya berpergian tanpa dirinya. Katakan ia egois, tapi Mark tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi.

Premier Amour [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang