Hi! Jangan lupa spam komen dan votenya! Enjoy this chapter guys and see you again!<3
-Premier Amour-
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Mark menarik kursi untuk ia duduki disamping ranjang Mina. Pandangannya mengarah pada mata sayu Mina. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan.
"Mom and Dad—" Mina melirik Mark lalu kembali menunduk sedih, "Aku merasa bersalah, seharusnya aku tidak membiarkan mereka mengunjungiku di Manhattan. Seharusnya aku yang membawa ia ke Korea. Tapi mom sangat antusias saat mendengar tentangnya."
"Maksudmu?" tanya Mark heran, ia tidak mengerti arah pembicaraan sahabatnya ini.
"Mom dan Dad mengunjungiku ke Manhattan untuk menemui calon tunanganku." ucapnya menjelaskan.
"Kau memiliki calon tunangan?" Mark menaikan satu alisnya, "Siapa?" tanya Mark penasaran.
"Yang pasti ia lebih tampan darimu." kata Mina sambil berusaha mengelap sisa air mata di pipinya.
Mark terkekeh lalu mengacak-acak rambut Mina, "Kau sudah besar ternyata. Kau memang harus segera menikah agar tidak merepotkanku lagi.
Jujur saja Mark merasa bahagia mendengar kabar Mina sudah memiliki tunangan, setidaknya Mina tidak akan merasa sendirian setelah kepergian orang tuanya. Sejak dulu Mina selalu dimanjakan oleh keluarga Horvejkul, apapun yang Mina inginkan selalu mereka turuti. Saat ini, ia ingin melihat Mina menjadi wanita yang mandiri. Ia sudah menganggap Mina seperti adik kandungnya sendiri.
Hanya saja perhatiannya pada Mina sejak dulu selalu disalah artikan bahwa ia menyukai Mina. Dulu hingga sekarang ia bahkan tidak pernah sedikitpun menyukai gadis manja ini. Tapi saat SHS teman-temannya selalu berkata bahwa ia menyukai Mina. Tapi sekarang ia tidak perduli tanggapan orang lain tentang dirinya dan Mina. Karena saat ini mereka sudah tau siapa yang saat ini ia cintai.
"Aku tidak pernah merepotkanmu!" Mina mendengus kesal, "Lebih baik kau keluar! Aku ingin ditemani Haechan saja."
Mark memutar bola matanya, "Tidak bisa, Mina. Aku tidak ingin kau membuat istriku kelelahan, ia sedang mengandung. Aku dan Haechan akan pulang setelah kau merasa tenang. Dan jangan pernah berpikir untuk bunuh diri setelah aku pulang!" Mark melingkarkan lengannya di dada sambil menatap Mina dengan tatapan tajamnya.
"Ckk—menyebalkan. Hanya sebentar saja Mark aku sudah lama tidak bercerita dengannya. Ngomong-ngomong apa ia masih suka cemburu jika kau berdekatan denganku?"
"Hmm. Dia juga sedang hamil jadi perubahan moodnya juga gampang sekali berubah." Mark beranjak dari duduknya, "Aku akan panggilkan Haechan, jangan lama-lama mengajaknya berbicara. Kau tau kan aku tidak ingin melihat—"
"Cukup cukup! Kau berisik sekali." kesal Mina mendengar ocehan Mark. Padahal ia hanya ingin bercerita dengan Haechan. Dasar pria posesive! Mina menggerutu kesal.
"Tuan muda Haechan, jika anda menginginkan sesuatu katakan saja pada saya." Jason sang pengawal kepercayaan keluarga Lee menghampiri Haechan yang sedang melamun di ruang tamu.
Haechan meliriknya, "Siapa namamu?"
Jason tersenyum ramah dan memperkenalkan dirinya, "Saya Jason pengawal pribadi tuan Mark."
"Kau tidak cocok jadi pengawal, kau itu cocoknya jadi model karena kau sangat tampan." ujar Haechan membuat Jason tersenyum canggung hingga ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Terimakasih pujiannya tuan muda Haechan."
"Kau bukan asli Korea?"
Jason mengangguk, "Saya berasal dari Kanada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Premier Amour [PROSES PENERBITAN]
RomanceYou are similar to my favorite song. When the song ended, I keep repeating it. - Mark Lee You like a camera. Whenever I see you, then I'm going to smile. - Haechan Lee - Premier Amour -