The more it's remain unsaid the more we think that protects our feelings
When we become slowly burnt by an infinite pain💙💙💙
Miles menyerbu ke dalam kamar, melompat ke tepi ranjang di mana kapten Zhang terikat dengan borgol.
"Kapten!"
Dia sempat kebingungan melepaskan borgol itu. Mendengar suara-suara, Kapten Zhang membuka matanya perlahan, berharap yang datang adalah Gong Jun.
Mungkin saja dia membatalkan niat pergi ke Macau dan kembali untuk menjemput dirinya. Tetapi sekali lagi itu hanya angan-angan kosong.
Pandangannya beradu dengan tatapan Miles yang diselimuti tanda tanya.
"A--apa yang terjadi? Eh, maksudku.." siapapun tahu apa yang mungkin telah terjadi. Miles tidak bisa menahan mata liarnya yang menelusuri jejak ciuman di seluruh bagian tubuh sang kapten.
"Apa yang kau lihat? Cepat bebaskan aku," kapten Zhang mendesah, ekspresinya didominasi kebosanan total.
Miles terbatuk-batuk.
"Kupikir aku harus menemukan kuncinya."
"Kuncinya ada di situ!" Kapten Zhang melirik ke bantal di antara selangkangannya.
"......"
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Lekas ambil kuncinya!" Kekacauan pikiran serta rasa kecewa terhadap sikap Gong Jun membuat emosi sang kapten menjadi tidak stabil.
"Tapi-- " Miles menelan ludah.
"Cepat! Jangan khawatir, aku masih mengenakan celana dalam."
Astaga!
Miles komat-kamit. Dengan tangan gemetar dia mengangkat bantal itu dan mengambil kunci borgol dengan sangat hati-hati agar tangannya tidak menyentuh bagian vital kapten Zhang.
"Jangan sampai menyentuh milikku," desis sang kapten, dingin dan tegas.
"I--iya.."
Setelah mengambil kunci di area berbahaya, Miles menghembuskan nafas lega dan mulai melepas borgol yang membelenggu tangan kapten Zhang.
Begitu dia terbebas dari belenggu, kapten Zhang segera meraih kemeja dan celana panjangnya, tapi belum sempat ia menyelesaikan, Inspektur Huang menyerbu masuk. Melihat kapten handal kebanggaannya tengah sibuk menutup resluiting di bawah tatapan terpana Miles, Inspektur Huang mengeluarkan bunyi tercekik dari tenggorokannya.
"Apa-apaan kalian?!"
Miles menoleh panik, "Jangan salah paham pak, aku baru saja membebaskan kapten."
"Zhehan, apa yang terjadi? Kenapa kau tergesa-gesa mengenakan pakaian?"
Kapten Zhang mengabaikan kepanikan rekan-rekannya dan melanjutkan memakai sepatu dengan santai.
"Sudahlah, ayo kita lekas tinggalkan tempat ini," dia berkata acuh tak acuh sambil mengalungkan id card di lehernya dan memasukan ponsel ke dalam saku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SE7EN DAYS IN THE BEACH HOUSE (JUNZHE)
FanfictionJika seorang penjahat berparas menakjubkan seindah bunga-bunga teratai di musim semi, bahkan seorang dektektif handal pun tidak sanggup menangkap apalagi menghukumnya. Sang Detektif malah terperangkap dalam sebuah rumah pantai di mana satu pertun...