Breakfast
Rumah pantai
Wajah kapten Zhang berubah semerah udang yang dimasak dan seluruh tubuhnya gemetar. Dia memukul dan mencakar bahu Gong Jun, berusaha menyingkirkan tubuh tinggi tegap yang menekannya.
Gong Jun menarik bibirnya sesaat, memberi ruang pada sang kapten untuk bernafas.
"Kapten tampan, katakan dengan jujur apakah kau pernah berciuman dengan seseorang?"
Gong Jun rupanya masih memiliki mood untuk main-main. Dia menggoda kapten Zhang, menelusuri hidung dan bibirnya dengan telunjuk.
"Cihh! Tentu saja! Aku punya tunangan yang cantik.." sang kapten menjawab pedas.
Gong Jun menusukkan pandangan misterius, ekspresinya tidak mengungkapkan apapun. Iris gelapnya bersinar-sinar kejam.
Kapten Zhang berniat mengoceh lagi tapi saat keduanya bertatapan, kata-kata omelan beterbangan dari belakang kepalanya.
Woww! Mata marah penjahat--
Lumayan juga untuk menakut-nakuti orang sampai mati!Kapten Zhang mengulurkan telapak tangan, menangkup wajah Gong Jun dan mendorong nya ke belakang.
Sang penjahat tampan tiba-tiba berubah kesal. Dia tidak marah karena tindakan kurang sopan dari kapten Zhang, kata-kata aku memiliki tunangan yang cantik jauh lebih membakarnya.
Suhu tubuhnya melonjak seketika seiring gerakan cepat tak terkendali saat Gong Jun membuka pakaiannya sendiri.
Kapten Zhang terbelalak. Tidak peduli seberapa panik dan marah, pada akhirnya dia tidak punya persiapan melawan serangan Gong Jun. Lagi-lagi penjahat itu mendaratkan ciuman. Panas seperti lava, udara hangat berlintasan antara mulut mereka.
Sang kapten meronta-ronta. Gong Jun menciumnya kasar dan penuh gairah, menggigit di mana-mana seperti anjing gila. Sang kapten kesulitan bernafas, dan tepat ketika ia merasa akan jatuh pingsan karena kehabisan udara, Gong Jun menarik bibirnya.
Fuhhh!!!
Sang kapten merasa kepalanya pening dan tatapannya mengabur. Tangan Gong Jun yang kuat dan besar mendorong tubuhnya, mencengkeram bahu lebih erat, menekannya dengan buas ke tempat tidur.
Bangsat! Penjahat sinting! Awas kau!
Kapten Zhang mengumpat, meneriakkan serentetan sumpah serapah kasar yang tak pernah terbayangkan.
Tubuhnya yang sudah sakit semua seolah-olah berubah menjadi seonggok ayam tulang lunak.
Tangan Gong Jun mulai berkelana meraba semua bagian tubuh pemuda di bawahnya, yang megap-megap dengan mata membara penuh kebencian.
Mata itu semakin menyala terang tersulut api amarah ketika Gong Jun meraba dan meremas bagian vital yang berbahaya.
"Sialan! Apa yang kau ... Aahhh!"
Kapten Zhang berteriak tetapi suaranya berubah. Rintihan yang keluar dari mulutnya tidak seperti suaranya sendiri. Dia bahkan jijik dan malu mendengarnya. Sementara Gong Jun tanpa malu terus melakukan aksinya. Membuat tubuh sang kapten semakin terbakar.
Dengan ekspresi bingung, kapten Zhang mengangkat mata, menatap tepat ke dada Gong Jun. Dada yang kokoh dan lebar terekspos di depannya. Gong Jun terlalu tampan dan indah untuk jadi seorang penjahat. Kulitnya putih seakan transparan dan berbalur kemerahan oleh gairah.
Wajahnya semakin terlihat seksi dengan ekspresi tidak terkendali. Bibir tipisnya semakin memerah.
Karena sang kapten masih punya otak normal, dia memiliki kecenderungan mengagumi hal indah di dunia. Sesaat dia tidak bisa mengalihkan pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SE7EN DAYS IN THE BEACH HOUSE (JUNZHE)
Fiksi PenggemarJika seorang penjahat berparas menakjubkan seindah bunga-bunga teratai di musim semi, bahkan seorang dektektif handal pun tidak sanggup menangkap apalagi menghukumnya. Sang Detektif malah terperangkap dalam sebuah rumah pantai di mana satu pertun...