Datanglah padaku cintaku
Rasa sakit perpisahan tak tertahankan
Berjanjilah padaku kau akan tetap tinggal
Siapa yang tahu apa yang akan terjadi besok?Aku hanya memiliki momen ini untuk hidup
Kau memiliki seluruh bagian diriku
Bahwa tanpamu tidak ada semangat dalam hidupAku di sini, sendirian
Hanya dengan bayangan warna-warni dari mimpiku untuk menemaniku
Tapi aku merasa mabuk saat kau bersamaku
Aku mendengar bisikan bahkan dalam keheninganKini setelah bersama
Jangan kau hancurkan keyakinanku pada cinta
💙💙💙
Angin semilir menyelinap lewat jendela membelai wajah Zhang Zhehan, meniup titik peluh di dahi dan lehernyanya. Dia terbangun, melebarkan mata jernihnya memandang langit-langit kamar. Jari telunjuknya menelusuri bibirnya sendiri. Dia mengenang sensasi menyegarkan yang menyebar di sepanjang giginya berulang kali. Manis dan lembut, bercampur dengan rasa dingin yang menyegarkan jejak dari ciuman Gong Jun dan hawa nafasnya yang beraroma mint.
Zhehan merasa bahagia tak terkendali, itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan, dia tidak bisa mempercayainya. Gong Jun telah kembali, mendekap erat dalam pelukannya. Seolah-olah mimpi seumur hidup menjadi kenyataan dalam sekejap, dia sangat bahagia dan terharu sehingga dia tidak tahu harus berbuat apa.
Zhang Zhehan berbalik menghadap jendela kamar dengan tirai yang telah terbuka. Awan bergumpal di angkasa biru nan luas, seperti kapas lembut yang bersinar di timpa sinar matahari pagi. Semua ketidaknyamanan dan kecemasan yang dia rasakan selama ini telah hilang, semuanya menjadi manis. Bahkan tawa mengejek Gong Jun mau pun kedipan genitnya terasa menyenangkan sekarang, semua ingatan buruk yang dia miliki tentang hari-hari di awal perkenalan menjadi kesenangan dalam sekejap.
Di bawah angin semilir, Zhang Zhehan bahkan kembali bermimpi.
Mungkin sama untuk setiap jiwa yang jatuh cinta. Selalu membenci diri mereka sendiri yang terlalu banyak berpikir, dan saat bersamaan tidak bisa menahan diri untuk mengkhayalkan momen-momen manis yang akan datang. Enggan untuk berpisah dengan satu peluang harapan dari sejuta itu, bahkan mengetahui dengan sangat baik bahwa dia sedang memimpikan hal yang mustahil. Ini menggambarkan keadaan emosi Zhehan saat ini dengan sempurna.
Derik pintu terbuka mengusik imajinasinya yang mulai berkembang dan Zhehan kembali membuka mata.
"Kau sudah bangun?" suara lembut Gong Jun menelusup indra pendengarannya. Terdengar bagai bunyi-bunyian dari surga.
"Hmmm..."
"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita. Kuminta si penjaga villa menyiapkan semuanya. Bangun dan pergilah mandi sekali lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SE7EN DAYS IN THE BEACH HOUSE (JUNZHE)
FanfictionJika seorang penjahat berparas menakjubkan seindah bunga-bunga teratai di musim semi, bahkan seorang dektektif handal pun tidak sanggup menangkap apalagi menghukumnya. Sang Detektif malah terperangkap dalam sebuah rumah pantai di mana satu pertun...