Ayo kapten! Semangat!😆
🏖️🏖️🏖️
Stranger By The Day
Sepanjang siang, Kapten Zhang merasa kaku oleh suasana sunyi. Angin hangat yang bertiup dari arah pantai membuat dedaunan di halaman dan penutup jendela berkeretak dalam siulan angin.
Ketegangan menguasai rumah pantai itu. Kapten Zhang tidak menyadari kapan para penjaga tiba-tiba kembali bermunculan di setiap pintu ruangan, di meja bar, di taman samping, halaman dan gerbang, bahkan di depan pintu kamarnya. Kapten Zhang curiga suatu saat bisa-bisa Gong Jun menempatkan satu penjaga di kamar mandinya.
Sang kapten tampan memijit-mijit kening, bingung. Dia bergerak dari satu ruangan ke ruangan lain, satu sofa ke sofa lain, duduk tegang di meja bar, memikirkan apakah jika dia mabuk dan jatuh pingsan, Gong Jun akan membawanya ke rumah sakit dan akhirnya keluar dari penjara mewah ini. Tapi rasanya tidak mungkin.
"Minum, kapten," seorang penjaga tinggi besar berpakaian hitam dengan wajah angker berpura-pura ramah menawarinya sebotol sampanye.
Kapten Zhang mendelik tanpa bersuara. Berani-beraninya antek penjahat ini ingin bersahabat dengan dirinya.
Beberapa menit kemudian dia pergi dari meja bar dan menuju satu ruangan luas dengan sofa mewah dan meja televisi panjang lengkap dengan televisi berukuran besar serta banyak pajangan antik dan vas bunga sebagai dekorasi.
Apa dia lebih baik menonton televisi saja, sambil diam-diam mempelajari rumah pantai ini. Mungkin ada celah yang lolos dari penjagaan dan tanpa kamera pengawas, lantas ia akan memilih waktu yang tepat untuk kabur.
"Jika anda ingin menonton televisi, aku bantu menyalakannya," seorang penjaga lain mendadak muncul, membungkuk dan mengambil remote. Meski bicaranya datar, sebuah revolver terselip di ikat pinggangnya.
Huft, kapten Zhang menahan nafas.
Dia duduk kaku di sofa, berjuang memfokuskan mata ke televisi. Dia tidak tahu apa acara apa yang ditayangkan, saat ini yang ada dalam kepalanya adalah ribuam pertanyaan.
Kenapa inspektur Huang tidak segera menemukan keberadaannya, mungkin ponselnya dimatikan oleh Gong Jun sehingga tidak ada yang bisa melacak posisinya. Dan bagaimana dengan kasus pembunuhan balerina, apakah sekarang Ju Jingyi baik-baik saja.
Apakah tunangannya itu merindukan dirinya?
Tenggelam di sandaran sofa empuk, tidak tahu harus bagaimana, Kapten Zhang memahami arti ketidakberdayaan. Apa yang dapat ia lakukan sekarang? Ia bertanya pada diri sendiri. Bisakah ia berdiri dan menantang semua penjaga bersenjata dan terlibat perkelahian. Kapten Zhang berpikir itu bukan cara yang cerdik. Hanya kenekadan yang akan berujung pada kondisi babak belur.
Atau apakah ia harus meminta dengan sedikit lunak dan merayu pada Gong Jun agar penjahat itu mau mengembalikan ponsel dan juga lencananya?
Hah! Tidak! Ia merasa terhina."Anda mau beberapa minuman dan cemilan?" Penjaga itu mengusik sang kapten yang tengah bengong.
"Hah? Hmm-- boleh," kapten Zhang mengangguk seperti orang dungu.
Beberapa menit kemudian penjaga kembali dengan sekantong penuh chips kentang, sandwich, cookies, sekotak dimsum isi daging yang masih hangat, dan beberapa kaleng minuman.
Apa-apaan ini? Alih-alih jadi menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang detektif polisi, dirinya malah duduk bersantai seperti seorang ibu rumah tangga yang dimanjakan.
Astaga, ada apa dengan nasibku?
Setelah kebingungan dan kesenyapan berlangsung lama, sang kapten merasa mengantuk karena bosan dan kekenyangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SE7EN DAYS IN THE BEACH HOUSE (JUNZHE)
Fiksi PenggemarJika seorang penjahat berparas menakjubkan seindah bunga-bunga teratai di musim semi, bahkan seorang dektektif handal pun tidak sanggup menangkap apalagi menghukumnya. Sang Detektif malah terperangkap dalam sebuah rumah pantai di mana satu pertun...