- ACF (4) -

2.7K 337 5
                                    

Chika kembali menguatkan genggamannya, kesabaran gadis itu benar-benar habis. Tanpa segan chika menarik kerah baju ara kasar. Ara tidak terima dengan perlakukan chika, gadis berjaket hitam itu juga menarik keras baju chika tanpa rasa takut, chika kembali menggengam keras baju ara dan mendorong mundur adik kelas didepannya.

"Dan sekarang lo mau main kasar sama gue?!". Kata ara sambil memajukan badannya.

Dari kejauhan Eli, gita dan dey berlari menghampiri ara dan chika yang sudah siap untuk adu jotos. Gita langsung memisahkan mereka berdua. Mira dan olla yang tadi berada di toilet juga ikut berlari untuk membantu ara dari pertikaian menyeramkan itu.

" Udah chik udah, bisa lengser jabatan lo kalo ketahuan kelai begini ". Kata gita sambil melepaskan tangan chika di kerah baju ara.

Olla berlari menghampiri ara dan memeriksa apakah ada yang terluka dengan teman barunya itu. "Ra... lo gapapa??? Santai dong kak! ". Ngegas olla kepada chika.  

" Eh elu bocil jangan nambah-nambah ya! Raa..udah, kalian balik ke aula sekarang ". Kata eli yang panik dan mengode mira agar pergi membawa ara.

Mira mengangguk tanda mengerti dan bersama olla membawa ara pergi menjauh dari chika and the geng,gita juga membubarkan anak-anak osis yang berada disekitaran mereka. Eli, gita dan dey saling melihat satu dengan yang lain, mereka ragu untuk memulai percakapan dengan chika. Karena sangat terlihat jelas wajah chika yang masih menahan amarahnya.

" Chik? Lo gapapa? " Tanya gita tanpa ragu ke chika.

" Harusnya kalian gak usah ikut campur ". Singkat chika dan langsung pergi meninggalkan eli,gita dan dey.

" Diihhh..dasar bocah, udah dibantuin juga malah begitu..gelok  sia ". Kata eli dengan logat sundanya kesal.

" Lama-lama gue kesel juge sama tu orang, semenjak kejadian itu die berubah drastis jadi sosok yang bukan asli diri die dan semenjak kejadian itu pula dia bisa bener-bener benci sama orang-orang yang ada die ". Sambung dey dengan raut wajah kasihan. 

" Dia udah bertahan cukup lama dengan rasa sakit itu...Argh udah yuk kita suruh si cristy buat pujuk chika ". Kata gita mengajak teman-temannya untuk   pergi dari lapangan itu.

 Mira, olla dan ara memutuskan untuk tidak kembali ke aula, Mereka pun pergi ke UKS untuk mengobati luka yang ada di lutut ara.

" Ngapain sih diobatin, luka begini aja di cuci pake air bakalan sembuh ". Kata ara menyepelekan.

" Ssttt, diem napa diem lu ra.Sekecil apapun luka lo tuh harus tetep diobati biar gak makin parah. Lagian lu ada masalah apa sih sama chika? ". Omel mira sambil mengobati luka yang ada di lutut ara.

" Lu pada tau kan dia yang mulai duluan. Aaduh mir! pelan-pelan napa bersihinnya!". Teriak ara sambil meringis kesakitan.

" Lagian lu juga gak sopan ra, lu pernah mikir gasih saat lu ngomong sama orang, orang yang lu ajak bicara itu sakit hati atau gak sama ucapan lo? ". Tanya mira serius kepada ara.

" Nih ya mir, gue memperlakukan orang sesuai orang memperlakukan gue..kalo dia duluan yang gak sopan ya masak gue harus sopan sama tu orang..gak banget ". Jawab ara sambil memutar bola matanya malas.

" Gue denger-denger nih ya..kak chika kayak gitu ada sebabnya ". Lanjut mira serius.

" Maksud lo? ". Tanya ara penasaran. 

Dari arah pintu uks terdengar suara gemuruh yang membuat ara dan mira membuka tirai yang ada di kasur tempat ara diobati. Orang-orang sedang membawa masuk seseorang yang pingsan kedalam uks dan menaruk orang tersebut ke bangsal. Mira dan ara tidak dapat melihat siapa yang terkapar lemah di tempat tidur yang berada disebelah ara karena dikerumunin oleh banyak orang. Namun didalam kerumunan itu ara melihat ada eli dan teman-teman eli yang memasang wajah panik mendekati bangsal itu.

About CHIKARA FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang