- ACF (21) -

1.5K 190 6
                                    

Chika sontak berdiri dan menghalangi Eli untuk keluar dari pintu kelas.
" Ara kenapa? Dia kenapa kak? Jawab gue dia kenapa? " Kata Chika bertanya kepada Eli dengan wajah panik.

" Gak usah sok peduli deh Chik, gak usah kasihanin Ara..dia gak butuh kasih dari Lo ". Ucap Eli brutal.

" Maksud Lo apasih kak ". Kata Chika tidak mengerti.

" Rasa peduli gue, Dey,Gita, Cristy itu menurut Lu cuman kasihan kami ke Lu? Iyakan? Tanpa Lu tau kami berjuang buat bagusin nama Lo, buat bantu Lu! karna apa? Kami peduli! Bukan kasihan sama Lo Chika! Dan sekarang jangan Lu rusak Ara juga! Jauhin Ara! Jangan sampai rasa peduli Ara Lu bikin kecewa juga kayak Lu lakuin ke gue dan yang lain, Ara udah cukup berjuang untuk hidupnya jangan karna masalah Lu itu bikin perjuangan dia sia-sia ". Ucap panjang dan lontaran kalimat kekesalan Eli keluar begitu saja di mulutnya.

Chika hanya diam merenung semua perkataan yang keluar dari mulut Eli.
Sedangkan Eli langsung keluar dari kelas setelah mengeluarkan unek-unek nya kepada Chika.

" Gak mungkin..mereka gk mungkin berani ngelukain lu lagi ... ".Chika mengacak rambutnya frustasi. Lalu mengeluarkan sebotol obat anti depresi miliknya.

" Gue capek.....mau sampai kapan mereka jadiin gue bumerang berkedok peduli ". Ucap Chika sambil menelan 2-3 tablet sekaligus.

Setelah itu Chika mencoba menghubungi Ara melalui Instagram miliknya, mencoba mengirim pesan lewat DM ataupun menelpon Ara tapi tidak ada respon balik dari Ara.

" Kalian dimana? Jemput gue ditempat biasa. Sekarang ". Ucap Chika berbicara dari teleponnya.

Chika sampai didepan pintu rumah Ara, gadis itu mencoba mengetuk pintu rumah Ara sambil memanggil-manggil nama Ara.

Anin dari dalam langsung membuka pintu rumahnya.

" Tante, Ara ada dirumah kan? ". Ucap Chika sambil tersenyum karena Anin membuka pintu untuknya.

" Ara gak ada ". Singkat Anin dengan wajah tidak suka.

" ha..kalo boleh tau Ara kemana ya tante? ". Tanya Chika lagi.

" Tante gak tau ". Jawab singkat Anin.

" Kalo kayak gtu, Chika tungguin Ara disini aja deh Tante ". Kata Chika lagi yang ingin menunggu Ara.

" Gak usah, udah mending kamu pulang...gak usah nungguin Ara, udah sana pulang ". Kata Anin mendorong pelan Chika dan menyuruh Chika untuk pergi.

Setelah itu Anin langsung kembali menutup pintu rumahnya.

" Tante... ". Ucap Chika yang tertahan karna anin sudah terlanjur menutup pintu.

" Siapa yang Dateng mi? ". Tanya Ara kepada Anin yang baru tiba di kamar Ara.

" Ha? Bukan siapa-siapa kok. ". Jawab Anin sambil melihat infusan yang tergantung di sebelah Ara.

" Gak mungkin juga dia kesini ". Ucap batin Ara.

Anin melihat jarum infus di tangan Ara dan melihat ke arah Ara.
" Mami gak mau kamu kayak gini lagi Ra, hati mami sakit liat kamu sakit kayak gini ". Ucap Anin khawatir dengan Ara.

" Ara udah gak apa-apa mami, udah sehat banget ini ". Ucap Ara untuk tidak membuat Anin khawatir.

" Iya mami tau kamu kuat, kamu hebat, si pemberani jadi harus cepet sembuh ya ". Ucap Anin sambil memeluk Ara.

" Dan! Tangan kamu itu, kenapa gak bilang mami kalo tangan kamu masih cidera? Sekarang tangan kamu makin parah Ara! ". Marah Anin sambil menunjuk bahu Ara yang terluka.

Ara melihat bahunya dan tersenyum kepada Anin.
" Hihi, Ara gak tauu, yang Ara tau handphone Ara sama mami kan, iyakan mami?". Tanya Ara memastikan.

Handphone Ara ditahan sama Anin, karena Anin khawatir dengan handphone Ara bisa membuatnya kembali membuat Ara drop lagi.

About CHIKARA FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang