" CHIKA PERGI!!! MEREKA AKAN MENANGKAP KAMU!!!CEPAT PERGI CHIKAAA! ". Teriakan perempuan yang tergeletak dijalanan sepi dengan belumuran darah di perutnya.
" MAMI!!!AYO BANGUN MAMI!!! KITA HARUS LARI DARI SINI! ". Teriak chika sambil membantu perempuan itu berdiri.
" KAMU HARUS PERGI CHIKA!!! TINGGALKAN MAMI..KAMU LARI SEKARANG!!! ". Perintah perempuan itu.
" Mamii..." Gadis itu menangis sambil memegang tangan perempuan itu erat.
" Lari chika!!! Pergi jauh-jauh dari tempat ini!!! ". Kata perempuan itu dengan menghapus air mata gadis yang ada di depannya.
Dari kejauhan beberapa laki-laki berseragam rapi berlari dengan sigap kearah mereka berdua.
" AYO CHIKA!!! PERGI DARI SINI!!! ". Teriak perempuan itu lagi dengan melepaskan genggaman chika.
Air mata Chika mengalir deras di pipinya dan berlari menjauhi perempuan itu.
" MAMI SAYANG KAMU CHIKA!!! JANGAN LIAT KEBELAKANG!!! TETAP LARI CHIKA! PERGI JAUH-JAUH DARI TEMPAT INI!! ". Teriak perempuan itu lagi sambil tersenyum dengan air mata di wajahnya.
Chika mendengar teriakan perempuan tersebut dari belakang telinganya dan
*DOR*!!!
Gadis itu langsung menoleh kebelakang dikala suara tembakan terdengar jelas ditelinganya.
"MAMIII!!!"
"Chikaaa...sadar Chik, Lo kenapa?!". Ucap Ara yang panik sambil membangunkan chika
Chika yang terbangun langsung terduduk diam sambil mengatur nafas nya yang tergesah-gesah.
" Chika? ". Panggil Ara pelan kepada Chika
" Lo mimpi buruk lagi?" Tanya Ara lagi.Tanpa disadari air mata Chika jatuh secara perlahan, ia menangis tanpa bersuara.
" Kenapa harus gue yang dihantui dengan semua ini? Kenapa harus gue? Kenapa harus gue Ra! ". Ucap Chika keras sambil menatap Ara.
" Raa.. Mamii, gue kehilangan orang yang gue sayangi..kenapa raa? Kenapaa!!! ". Ucap Chika frustasi dan menangis sambil menutup kedua telinganya.
" Me..mereka..membunuh mami..mereka pembunuh, raa!!! " Ucap Chika dengan terbata-bata.
" Harusnya biar gue aja yang mati! Bukan mami! Harusnya gue gak tinggalin mami...harusnyaa... "
Ara, gadis itu langsung memeluk chika erat untuk menenangkan Chika yang tampak jelas ketakutan menghantui diri gadis itu.
" Ssttt, udah...udah Chika..cukup ". Ucap Ara sambil memeluk chika erat.
"gue tau ini berat...jangan salahkan diri luu ". Ucap Ara lagi yang masih mencoba menenangkan Chika." mamii " ucap Chika pelan dengan air mata yang mengalir di pipinya.
" Gapapa Chika..jangan takut..lu udah hadapin semuanya, Lo hebat Chika "
Kata Ara lagi menguatkan Chika.Chika langsung melepas pelukan dari ara kasar.
" gue hebat karna jadi seorang pecundang, Ra. Gue hanya si pengecut yang sembunyi didalam tubuh gue sendiri! ". Kata Chika kesal sambil menangis." Lo gak ngerti, Ra! Gue tersiksa! Lo cuma bisa bilang gapapa-gapapa..apanya yang gapapa?! Lo cuma bisa ngomong selayaknya menenangkan gue tapi lo gak tau gimana sakitnya berada di situasi yang rumit kayak gini! " Ucap keras Chika didepan muka Ara.
Ara menghela nafasnya panjang.
" Yessica Tamara..denger gue, denger gue chikaaa! " Kata Ara dengan memegang bahu Chika kuat.
Chika menoleh kepada Ara dengan nafas yang terisak-isak.
Ara menarik nafasnya lagi dengan kesal.
" Yaudah...nangis sekarang! nangis sepuas-puasnya!Denger gue ya Chik!banyak orang yang sayang sama Lo..yang mau bantu lo..nemenin lo..tapi apa?! Ada gak Lo menghargai usaha mereka?! Lo jangan ngerasa bisa nanggung beban semuanya! Kali-kali Lo butuh sandaran bego!!!"
Emosi Ara" Lo terlalu egois Chika! Lo cuma liat semua masalah Lo seakan-akan cuma Lo yang punya masalah. Tanpa Lo kasih effort lebih keorang" yang tulus mau bantu Lo dari masalah Lo itu, jangan karna keegoisan Lo..Lo kehilangan orang-orang yang tulus berteman dengan Lo. Cerita sini dengan masalah Lo itu..sebisa gue bantu..tapi apa? Harus selalu gini respon dan menghargai Lo? Iya?!.. Orang kayak Lo harus nya gak usah dikasih hati."
Kata Ara lagi dan langsung berdiri pergi meninggalkan Chika kesal.Eli yang dari kamar mandi mendengar keributan pun keluar menuju sumber suara.
Melihat Chika yang menangis kesal dan Ara yang mengambil jaketnya menuju pintu luar rumah.
" Ra?! Lo mau kemana?! ". Tanya Eli kepada Ara.
Ara hanya diam tak merespon Eli dan melanjutkan perjalanannya.
" Di luar hujan gede raa! ". Teriak Eli lagi kepada Ara.Pandangan Eli beralih ke Chika yang tak peduli dan tetap meringkuk ketakutan.
Gadis itu melajukan mobilnya di derasnya hujan badai yang turun di tengah malam itu.
" Anjing-anjing..ARGHH!!! Bodoh banget gue! Ngapain juga gue sok peduli sama tu orang! " Ucap Ara kesal sambil memukul setir mobilnya.Gadis itu tetap melakukan mobilnya tanpa tujuan, hanya menyelusuri jalanan sepi dengan hujan deras yang tak kunjung reda. Menikmati kekesalan yang ada dihati agar lekas terobati.
Mobil Ara berhenti tepat didepan rumah fiony, sahabat karibnya. Ara menguatkan volume mobilnya untuk sekedar menenangkan hatinya dengan menyetel lagu-lagu favoritnya.
Ia juga mengatur posisi tempat duduk, agar ia bisa sedikit membaringkan tubuhnya itu dengan sedikit memejamkan matanya.
" Apa gue salah ngomong kayak gitu ke Chika?iih! Kesel banget gue!!! Gue egois juga gasih? Ya tapi..masih egois dia lah! Siapa suruh dia kayak gitu..alah mampus lah! ". Omel Ara dengan masih sedikit rasa kesal.
Pikiran Ara malam itu tak karuan, ada rasa bersalah, kesal, emosi dan rasa kasihan tapi ia tidak tahu harus bagaimana.
Yang ia tahu, jika ada masalah ia harus pergi dulu dari masalah itu sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Gadis itu sangat sulit mengontrol emosinya.Happy FriYay!
Jadi gimana nih? Siapa yang egois diantara mereka?
Suka gak mereka gelud terus? Yang suka nampak banget nih muka-muka penikmat masalah orang lain,wkwkkwkMasih setia dengan About Chikara Friendship?
Ayo dong di Vote dan dishare keteman-teman kalian
Terimakasih banyak🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
About CHIKARA Friendship
Teen Fiction" Gue gak akan lepasin lo, anak baru kayak lo harus dikasih asupan biar tau etika gimana bicara yang baik sama kakak kelas! Apalagi gue ketua osis disini! ". Tatapan tajam membius percakapan mereka, suasana di aula tersebut sedikit menegangkan. " Ba...