ACF - (28)

304 47 0
                                    

'' DOORRRR! ''

Satu tembakan pistol dari Jinan mendarat di belakang badan Ara.

Tembakan itu membuat Ara langsung jatuh terbaring tak berdaya di pelukan teman-temannya.
Mereka semua histeris melihat Ara yang tertembak dibagian lengan belakang.

Mira yang menangis histeris langsung berusaha menggapai Ara dan mendekatkan Ara ketubuhnya dan langsung menahan darah yang terus keluar di belakang lengan Ara.

" Araaa!!! Araaa Lo denger gue? Araa!!! ". Ucap Mira histeris mencoba memanggil nama Ara.

Dengan pandangan yang buram dan suara samar samar ara setengah sadar masih mencoba mendengar Mira dan mencoba berbicara kepada Mira.

" Mi...mirrr ". Ucap Ara tersenggal-senggal.

" Iyaa raa..Lo harus bertahan raa,, buka mata Lo!!! ". Ucap mira

" Aaraa!!! Araaaaaa!!! ". Kata oniel, Adel dan eve sambil menangis berusaha membuat Ara tetap sadar.

" Jaa..ga Chika ". Kata Ara tersenggal-senggal dan ucapannya langsung terhenti dengan tubuh yang tak sadarkan diri.

Semua shock melihat tubuh ara yang tidak bergerak lagi, mereka menangis meminta tolong dan berteriak untuk siapapun membantu ara yang sekarat.

" Ara?? Araaa??!!!! ARA BANGUN RAAA!!!!!! ".

Olla melihat Jinan seperti ingin memborbardir peluru di pistolnya agar semua peluru itu menuju kepada Ara.

" JANGANNNNN!!!!! ARAAA!!!! ". Teriak Olla yang melindungi tubuh Ara.

''' DORR! DOORR! DDOOR!'''
Tiga suara tembakan bergema dipenjuru tempat. Olla yang memejamkan matanya itu, mengira tembakan itu mengenai dirinya.

Olla kembali melihat Jinan yang sudah terduduk dengan luka tembak di kaki dan di daerah perutnya.

Tembakan itu berasal dari rombongan Mama papa Ara dan para kawalannya. Ada Eli dan Anin juga berlari dari belakang mendekati mereka semua.

Suruhan Shani dan Gracio langsung melawan para bodyguard Jinan dan melumpuhkan mereka semua.

" Bawa Ara ke rumah sakit!!! Periksa semua di dalam! Jangan ada yang tersisa!!! ". Kata gracio menyuruh penjaganya menyecek semua sisi rumah.

Ara dan teman-temannya langsung dibawa oleh Anin dan Eli menuju ke rumah sakit.
Zee yang baru saja datang melihat semua yang terjadi, dan melihat Ara yang sudah penuh dengan darah.

Zee langsung mengecek ke dalam rumah dan mendapati Chika yang terbaring di sofa rumahnya dengan kondisi tak sadarkan diri.

" Kalian, bawa dia kerumah sakit, sekarang! ". Kata Zee memerintah kawalannya membawa Chika menuju rumah sakit.

Shani berjalan perlahan dengan menyilangkan kedua tangannya dan mendekati Jinan yang sudah terduduk karena tembakan yang sudah melumpuhkan kakinya.

" Jinan Safa Astrophile, lama tidak bertemu :) ". Ucap Shani dengan senyum menawan

Jinan sambil memegang perutnya yang berlumuran darah, terisak menahan rasa sakit karna tembakan tersebut.

Shani menurunkan badannya agar sejajar dengan jinan yang sedang terduduk lemah diteras lantai rumahnya.

" Bau bau pecundang sangat melekat pada dirimu ya ". Kata Shani sarkastis.

" setelah sekian lama aku mencarimu, kau lebih dulu menyakiti anakku e ". Kata shani lagi sambil melihat luka tembak di perut Jinan.

Jinan terkikik miring mendengar perkataan Shani, lalu ia berkata

" Anak? Apa anak malang itu masih menganggap dirimu Ibunya? Kau mencampakannya sia-sia dan aku membantumu untuk menghilangkan dia dari hidupmu ". Ucap Jinan dengan senyuman miring.

Mendengar ucapan Jinan, dengan wajah tenang Shani memegang pipi Jinan erat erat dan turun memegang lehernya lalu mencekiknya erat.

" Ucapanmu ini seperti anjing yang bergonggong di depan singa ya Jinan.. Kau pikir kau bisa membunuh anakku, tapi sayangnya aku yang akan membunuhmu lebih dulu dengan cara yang menyakitkan ne ". Ucap Shani dengan intonasi tenang

" Aku sengaja membiarkan keluarga Astrophile hidup, tapi sayangnya kau lebih dulu kembali mengulang perang yang sampai mematikan kakak kesayanganmu itu ya.. ". Ucap Shani tersenyum miring dengan tatapan tajam.

" Dengan senang hati aku bisa menjadi perantara untuk kau bertemu kakakmu itu di neraka.."
Shani kembali mengeratkan pegangan tangan kanannya di leher Jinan.

Wajah Jinan memerah dengan urat leher yang sedikit keluar, ia kesulitan bernafas dan kesakitan.

Shani melepaskan tangannya dari leher Jinan. Jinan langsung terengah-engah menarik nafasnya.

Shani berdiri sambil melihat tangan kanannya.

" Sudah lama tanganku ini tidak memegang orang-orang kotor sepertimu..". Ucap Shani terkekeh dengan melihat tangan kanannya.

Dengan sekuat tenaga Shani langsung menampar kuat wajah Jinan berkali-kali hingga Jinan pingsan dengan wajah memar dan berdarah-darah.

Gracio yang melihat itu langsung menahan Shani karena jika dibiarkan Jinan akan benar-benar mati ditangan Shani.

" biar aku yang mengurusnya, kamu masuk ke mobil sekarang. " Kata Gracio kepada Shani.

Shani mengepas kedua tangannya dan membersihkan bajunya, lalu berjalan anggun menuju mobil.

Gracio yang melihat Jinan terkapar dengan darah dimana-mana langsung menyuruh para penjaganya membawa Jinan kesuatu tempat untuk diamankan.

~ Bersambung..
🅱🅴🆁🆂🅰🅼🅱🆄🅽🅶




˜”*°• Pesan Dari Autor : •°*”˜

◁ || ▷ ↺
ring u ring u ring 𝄞⨾𓍢ִ໋♬⋆
duh endingnya bikin Uring uring
Jadii...  Tambahin Vote SAMPAI 100K VIEW KUY, Bakal Rajin up nich
Minimal 1x sehari la yagak (*ᴗ͈ˬᴗ͈)



About CHIKARA FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang