Chika menangis sejadi-jadinya di luar ruang UGD dengan berjongkok sambil dipeluk erat Cristy yang coba menenangkan kakaknya itu
Sudah ada Eli, Gita,Dey dan teman-teman Ara lainnya yang juga menunggu didepan ruangan itu untuk menunggu kabar Zahra khaulah
Tak lama dokter pun keluar dari ruangan itu, Chika, fiony dan Mira langsung sentak berdiri menghampiri dokter yang baru saja menangani Ara.
" Dok, gimana kabar sahabat saya? Dia baik-baik aja kan dok? " Kata fiony dengan nada gemetar.
" Kondisi Zahra khaulah sedang dalam masa kritis, kepalanya terbentur sangat keras sehingga ada penyumbatan di daerah kepalanya ". Jelas dokter
" Dok! Selamat kan teman kami dok! Tolong selamatkan dia! Jangan sampai dia kenapa-napa" Kata Mira dengan air mata kesedihan mendengar kabar bahwa temannya itu kritis.
" Kalian mohon bersabar ya, kita doakan kabar baik segera datang.. sehingga teman kalian bisa sembuh kembali. saya permisi dulu ". Jelas dokter itu lagi dan pergi menjauhi ruangan UGD tersebut
Mendengar bahwa gadis yang menolongnya itu kritis membuat Chika kembali mematung dan rasa takut kembali menyerang dirinya.
Olla yang baru sampai ruang UGD, dari kejauhan berlari dan tanpa segan melabrak Chika yang mematung didepan pintu UGD bersama yang lainnya.
" LO APAIN ARA LAGI HAH! EMANG GAK PERNAH PUAS YA LO! SAMPAI TEGA LO CELAKAIN DIA! MAU LO APA CHIKA!! " Teriak ricuh Olla dengan mendorong Chika berkali-kali.
" LO PAKAI ILMU APA SIH HAH! ARA ADA SALAH APA SAMPAI LO MAU BUAT DIA MATI?! KASIH TAU GUE! LO ADA DENDAM APA SAMA DIA! " Kata Olla lagi yang sangat ingin mencabik-cabik wajah Chika.
Chika hanya menangis dengan rasa bersalah dan ketakutan yang semakin menjadi-jadi dan gadis itu membiarkan tubuhnya terjatuh karena didorong oleh Olla terus menerus tanpa ada perlawanan.
Gita dan yang lain pun mencoba melindungi dan menahan Olla yang terus saja ingin menghakimi Chika.
" Woii! udah! Jangan kasar ya Olla! Chika disini juga tertekan! Jangan Lo salahin dia terus! Lo itu gak tau apa-apa! " Bela Gita yang mendorong mundur Olla untuk menjauhi Chika.
"ARGHH! ANJING LAH!!! " Teriak Olla geram sambil memukul dinding disebelahnya.
" Udah Olla, Lo tenang dulu...Lo duduk dulu baik-baik, kalo Lo bising kasian ara nya ". Ucap oniel yang mencoba menenangkan Olla.
Sedangkan Adel dan eve bersama-sama merangkul Mira yang juga tampak sangat khawatir.
Chika meringkukan badannya dan kembali menangis. Hanya itu yang bisa gadis itu lakukan. Rasa bersalah kembali datang menghampiri nya.
" Gue bantu Lo Chika! Gue bantu Lo sebisa mungkin! Buka tangan Lo lebar-lebar untuk bisa gue pegang dan kita hadapin semuanya sama-sama ".
" CHIKA AWAS!!! "
Suara dan semua reka adegan memasuki pikiran Chika hingga gadis itu tidak mampu menahan semua beban yang bertubi-tubi merasuk kepalanya.
Apalagi saat melihat Ara yang terluka diberbagai tubuhnya hingga sebagian kain baju gadis bermata hitam pekat itu robek didaerah kiri bahunya yang menampakan darah disana.
" Gue janji akan bantu Lo chik..."
itu Kalimat terakhir yang terucap di mulut Ara saat Chika berada di tempat kejadian tersebut.
Air mata Chika kembali mengalir tanpa henti. Ia merasa bahwa dirinya adalah gadis yang selalu membuat orang lain celaka dan tidak layak untuk mendapatkan teman-teman baik.
Semua mata mengarah kepada dua orang laki-laki dan perempuan yang menuju kearah tempat mereka dan berjalan dengan tergesah-gesah.
Eli langsung berdiri menghampiri dua orang itu.
" Eli..Gimana kabar Ara? Dia baik-baik saja kan? " Tanya perempuan itu dengan raut wajah khawatir.
" A..araa dalam masa kritis Tante.. " kata Eli dengan sedikit rasa takut.
Dua orang yang berbicara dengan Eli adalah kedua orang tua Ara yang baru saja sampai Indonesia.
" Anak kita pasti bisa ngelewatin masa kritisnya, kamu sabar ya Shani". Kata laki-laki paruh baya yang mengelus kepala istrinya.
" Araaa... " Kata mama Ara yang menangis dipelukan suaminya.
0o0
Hari berjalan dengan sangat cepat, kondisi Ara masih belum stabil. Sudah tiga hari Ara belum juga sadarkan diri dan masih dalam keadaan koma.
Teman-teman Ara masih menunggu dengan sangat setia di pintu ruangan Ara hanya untuk ingin mendengar kabar baik.
Fiony yang baru keluar dari ruangan Ara langsung melihat dan mendekati Chika yang duduk di kursi tunggu bersama dengan Hoodie abu-abunya.
" Chika, kamu kenal dengan Ara? " Tanya fiony yang langsung duduk di samping Chika.
Chika langsung mengangkat kepalanya yang sadar ada yang berbicara kepada nya.
" Dia adik kelas aku disekolah ". Terus terang Chika kepada fiony." Loh? Kenapa aku baru tau? Kenapa pas dikafe itu kalian tampak asing dan...kenapa Ara kejar kamu? ". Tanya fiony yang penasaran.
Mira yang didampingi mereka berdua turut berbicara
" Lo fiony kan temen les dance nya Ara? Gue tau karna Ara sering cerita-cerita tentang temen satu lesnya...oiya Chika ni kakak kelas ara di sekolah, jadi Ara kenal sama chika ". Jelas oniel sambil menyilangkan kedua tangannya." Ohhh...gitu, hmmm.. Kamu gak mau liat Ara, chik? " Tanya fiony lagi.
Chika mengangkat kepalanya dikala fiony kembali berbicara kepada dirinya.
" Aku takut fiony..bisa aja kalo aku masuk kondisi Ara langsung drop ". Ucap Chika.
" Oh! Jadi maksud Lo mau bunuh Ara gitu?! ". Kata Olla yang tidak berada jauh didekat Chika.
" Ollaa! " Tegur Mira.
" Gak Chika, kamu gak perlu takut...masuk aja ayo ". Ajak fiony
Chika hanya diam. Namun fiony menarik tangan Chika dan memaksa Chika masuk ke ruangan inap Ara.
Dihari itu Chika memberanikan diri untuk memasuki ruangan Ara. Sebelumnya Chika sangat tidak mempunyai keberanian untuk melihat ara. Namun di hari itu Chika benar-benar masuk keruangan Ara dan menghampiri Ara dengan sangat dekat.
Chika melihat banyak alat yang terpasang di tubuh gadis itu bersama dengan perban putih yang dibalut dibagikan kepala dan bahu Ara.
Rasa bersalah, itu yang Chika rasakan.
Fiony langsung pergi dan menutup pintu ruangan Ara." Kenapa kamu dorong aku Ra...kenapa bukan aku aja yang ketabrak dihari itu? harusnya aku yang koma dan ngerasain rasa sakit yang saat ini kamu rasain..... aku emang pembawa sial kan raa, itu kenapa aku gak mau orang-orang untuk dekat sama aku...karna kalian semua bisa terluka ". Kata Chika dengan rasa bersalah yang sangat mendalam.
Chika menundukan kepalanya, lagi-lagi gadis itu menangis karena rasa bersalah yang tak henti meneriakinya.
" Chika... ".
.....
Bersambung
Halluuu, gimana nih...asik gak sih konflik Mulu? Asikin aja lah yah..
Maap kawand jadwal upload gakjelas,kalian harus tetep setia ya..love dari jauh pokoknyaヾ(˙❥˙)ノDitunggu cerita berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
About CHIKARA Friendship
Teen Fiction" Gue gak akan lepasin lo, anak baru kayak lo harus dikasih asupan biar tau etika gimana bicara yang baik sama kakak kelas! Apalagi gue ketua osis disini! ". Tatapan tajam membius percakapan mereka, suasana di aula tersebut sedikit menegangkan. " Ba...