Sang penculik mengarah pada mobil yang berada dibalik pohon besar di parkiran sekolah. Dan di balik pohon itu terdapat beberapa murid yang sudah berdiri disana seperti menunggu kehadiran gua dan penculik itu, apa gua akan diperjual belikan pada murid murid itu? Gua tak dapat melihat dengan pasti siapa saja murid itu karena mereka semua berbalik membelakangi gua, namun ada hal yang jangal dimana gua melihat seorang murid yang memiliki rambut mullet yang di kenal.
Orang berambut mullet itu berbalik, begitu juga yang lainnya. Sudah gua duga itu Hongjoong dan kawan kawan. Tiba tiba sang penculik itu mendudukan gua pada salah satu akar pohon yang agak tinggi agar gua bisa terduduk. Perlahan gua memperhatikan siapa yang membekap gua sendari tadi, Wooyoung.
Seketika mereka mendekat kearah gua dengan wajah seperti detektif yang sedang mengintrogasi tahanannya.
"Udah lu ngaku aja, lu Sugar baby nya Mingi kann?!" Celetuk Daehwi, gua langsung memasang wajah kebingungan. Maksudnya gimana? Ngadi ngadi aja ni anak.
"Ga gitu bego" Bentak Wooyoung pada Daehwi sambil mencambuk kepalanya yang kecil.
"Kita cuman mau nanya aja sama lu, apa hubungan lu sama Mingi?" Tanya Seonghwa, yang kembali membuat gua sedikit kebingungan sembari mengangkat sebelah alis gua.
"Lu kayanya deket banget sama si MINGI ini" Tambah Wooyoung sambil menekankan nama itu.
"Lu juga barusan gamau duduk sebelah gua" Ucap Jongho melemah diangguki setuju oleh Yeosang. Gua dari sini sedikit paham dengan situasinya, dalam satu sisi kami sedang bertengkar, gua juga yang menghindari kontak ataupun berbicara dengan mereka dan disisi lain mereka juga cemburu dengan kedekatan gua dengan Mingi.
"Kenapa ga tanya sama diri kalian sendiri soal hal itu?" Balas gua pada Jongho, lalu melihat kearah Wooyoung berniat untuk membalas perkataannya.
"Gua cuman temen sama si Mingi ini" Final gua sambil menekankan nama itu seolah mengejeknya dan berhenti berbicara saat itu juga.
Mereka melirik satu sama lain memastikan siapa yang akan menjelaskan hal ini. Lalu mereka sedikit terjongkok di depan gua agar dapat mensejajarkan pandangan mereka dengan gua.
"Bicaranya ditaman sekolah aja, gaenak kalo disini" Saran Hongjoong saat dirinya terjongkok dihadapan gua. Gua hanya mengangguk setuju lalu pergi kearah taman diikuti dengan mereka tepat di belakang gua.
Saat sampai kami terduduk di salah satu bangku kayu di taman yang tersedia untuk berkumpul. Gua hanya terduduk dan akan mendengar saja, kecuali jika memang gua perlu bicara saat itu juga. Mereka kembali melirik satu sama lain mempertanyakan siapa yang akan membuka topik.
"Sebelumnya gua mau minta maaf sama lu karena kita udah diskusi tanpa lu di cafe kemaren" Ucap Seonghwa membuka topik
"Kita ga bermaksud buat ninggalin lu, kita cuman mau lindungin lu- tapi kita gatau harus gimana" Tambah San
"Trus kenapa gua di blok?" Tanya gua.
"Ehe" Ucap salah satu pihak. Dan mereka langsung serempak melihat kearah Daehwi.
"Gua bilang juga jangan sampe dia tau, malah lu blok" Protes Wooyoung pada Daehwi, sekali lagi ia mencambuk kepala kecil itu dan yang dicambuk hanya tersenyum sambil memohon maaf.
"M-maaf, gua ga bermaksud. Gua cuman takut" Mohon Daehwi dengan gelisah sembari menggaruk kepalanya.
"Ya tapi lu jangan blok dia juga, kan masalahnya jadi gede" Bantah Wooyoung.
"Udah udah, intinya ini kenapa?" Ucap gua memecah pertengkaran.
"Ya intinya kita cuman mau lindungin lu karena udah ungkit masalah ini. Ini bukan masalah yang sepele, kita sama aja udah kaya nyusun rencana buat nyuri uang di brangkas bank kota Seoul, ini berbahaya" Jelas Hongjoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One || ATEEZ 16+
FanfictionI'm The One, memiliki arti sebagaimana seseorang hanya memperdulikan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain yang lebih membutuhkan. Orang bilang itu egois, tetapi seorang yang merasa dirinya sentral akan menanggapinya berbeda. Merasa tak membut...