Mereka terdiam melihat gua di depan pintu yang sudah terluap emosi. Entah harus berkata apa gua hanya terdiam dengan wajah dingin, sementara mereka terdiam dengan wajah panik. Satu sama lain tak ada yang ingin membuka topik, Lebih baik gua pergi dan pulang.
"Sora! Tunggu bentar!" Teriak Wooyoung berusaha mengejar dan menghentikan gua, gua tak melihat wajahnya tapi yang pasti itu adalah suara Wooyoung yang selalu ia kenal namun mungkin suatu saat tidak lagi dikenal. Gua berjalan dengan cepat menjauh dari cafe, menahan amarah dan rasa sedih. Gua masih memiliki rasa malu dan tak ingin melepaskannya begitu saja di depan umum. Gua bukan lagi gadis kecil menangis di hadapan publik yang kehilangan ibunya.
Hari sudah mulai agak gelap dan gua hanya berjalan kaki untuk melepas penat sekaligus menghabiskan tenaga dengan berjalan agar semua emosi gua hilang digantikan dengan rasa lelah berjalan kaki.
Saat sampai apartemen, gua bisa lihat Yunho sedang terduduk di ruang tv sambil menonton namun perhatiannya teralihkan ketika melihat pintu apartemennya terbuka.
"Kenapa kaga telfon?"
"Lagi kepengen naik bus" Yunho hanya mengangguk paham karena sebenarnya ia tak tau bahwa shift gua udah beres sejak tadi sore. Dengan langkah lemah karena kelelahan gua pergi menuju kamar untuk membaringkan diri diatas kasur dan tiba tiba saja kejadian tadi di cafe muncul dalam benak gua. Berusaha untuk melupakannya gua pergi ke kamar mandi membersihkan diri.
Kemudian terdiam sembari mengerjakan tugas sekolah, oh iya lebih tepatnya menatap tugas sekolah tanpa berniat untuk mengerjakannya ataupun berangkat ke sekolah esok. Gua tau, itu egois tanpa tau alasannya mengapa mereka berdiskusi tanpa gua tapi gua cuman butuh waktu sendiri untuk berfikir dan menghindari keramaian untuk sesaat dan mengembalikan diri gua yang dulu. Urusan sekolah dan absen gua, bisa titip ke Yunho atau Mingi, kali ini gua butuh berfikir dan menjernihkan otak gua agar kembali sebagai diri yang biasa dan melupakan kejadian kejadian bodoh itu.
Dengan cepat kali ini gua bisa tertidur dengan pulas namun mimpi gua kali ini buruk dan terlihat abstrak.
.
.
.
Paginya sekitar pukul 6 seperti biasa Yunho mengetuk pintu, membangunkan gua untuk sarapan dan pergi ke sekolah. Gua berjalan kearah pintu dan melihat Yunho yang sudah siap, kebalikan dari gua yang baru bangun tidur. Tatapannya menilai penampilan gua yang terlihat belum sadar sepenuhnya."Mandi dulu sono" Ucapnya lalu pergi kearah dapur
"Gua mau bolos dulu hari ini" Mendengar jawaban gua, Yunho tiba tiba berhenti dan berbalik kearah gua
"Ada masalah lu?"
"Dikit, gua cuman mau jernihin pikiran dulu" Setelah paham ia hanya mengangguk dan menyelesaikan sarapannya lalu pergi sembari membawa helm dan tas ranselnya, namun sebelum pergi ia sempat berdiri di depan gua dulu
"Nanti gua absenin lu sakit. Tapi lu jangan egois, dengan lu kaya gini selamanya masalah lu gaakan kelar kelar" Finalnya lalu pergi keluar. Gua paham betul dengan apa yang dikatakan Yunho tapi kejadian itu baru aja terjadi kemarin dan gua gamau disuapi kembali dengan sesuatu yang membuat gua muak lagi hari ini.
Gua pun pergi mandi lalu sedikit melakukan beres beres apartemen untuk menjernihkan pikiran. Saat memeriksa jam ternyata masih pukul 7 lebih 10 menit, waktu terasa sangat lama ketika otak sibuk mengkhawatirkan banyak hal. Terjadi sedikit perdebatan antara gua dan otak gua disana, kegelisahan dan sedikit berkeringat dingin mulai membanjiri gua dari kepala hingga kaki.
Saat itu juga gua langsung mengingat perkataan Hyunjin dulu, 'Jika memanglah dia teman sejatimu, maka mereka akan merasakan penderitaanmu tanpa memperhatikan senyumanmu yang orang lain lihat'
Intinya gua melihat suatu hal yang berbeda dari mereka, mungkin aja berhubungan dengan keselamatan gua sendiri. Mana mungkin juga mereka dengan sengaja menghindar dari gua sepanjang hari karena masalah misi ini. Seketika saat itu juga pikiran gua berubah dan terburu buru menggunakan baju seragam untuk pergi ke sekolah. Persetanan dengan terlambat.
.
.
.
Gua berlari menyusuri jalan dengan cepat, menunggu bus hanya akan membuang waktu gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One || ATEEZ 16+
FanficI'm The One, memiliki arti sebagaimana seseorang hanya memperdulikan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain yang lebih membutuhkan. Orang bilang itu egois, tetapi seorang yang merasa dirinya sentral akan menanggapinya berbeda. Merasa tak membut...