Saat kelas akan dimulai, Pak Seokjin masuk namun ia terlihat memperhatikan ada hal yang berbeda lalu menghampiri gua perlahan.
"Sora, mengap-"
"Dia boleh kan pak, izin menggunakan jaket? soalnya dia lagi sakit" Pinta Yunho memotong pembicaraan Pak Seokjin, perlahan wajahnya mengangguk sembari khawatir lalu kembali mengajar seperti biasanya. Entah kenapa Yunho berperilaku seperti itu seolah ia tak suka dengan kehadiran Pak Seokjin yang padahal selama ini banyak membantu gua saat dulu pertama memasuki sekolah ini. Saat pelajaran masih berlangsung, perlahan gua berbalik ke belakang untuk melihat sosok lelaki dalang dari luka lecet gua. Mingi hanya terdiam memperhatikan penjelasan dari Pak Seokjin tanpa tertarik sedikit pun untuk mengecek siapa yang sekarang sedang memperhatihannya. Tiba tiba gua merasakan tangan Yunho membalikkan kepala gua kembali fokus pada pelajaran, gua menatap kearah Yunho sambil tersenyum sekilas lalu kembali memperhatihan ke depan.
Saat pulang sekolah, ketika gua sedang berjalan berdua bersama Yunho tiba tiba ada suara langkah kaki mendekati kami.
"Sora, tunggu sebentar" Ucap orang itu, gua dan Yunho langsung berbalik ke belakang dan menghentikan langkah. Disana terdapat Pak Seokjin sambil berlarian kecil.
"Ini ada sedikit makanan untuk kalian berdua makan nanti, mohon di terima" Pintanya sambil memberikan 2 bungkus makanan yang sepertinya itu adalah sup sayuran dengan porsi yang banyak. Sedikit apanya?
"Terima kasih banyak pak, maaf merepotkan" Jawab gua sambil menerima makanan tersebut, Yunho hanya menunduk pada Pak Seokjin. Jika tidak tahu apa yang terjadi, sebenarnya Yunho ingin berlari saat itu juga ketika Pak Seokjin mendekat namun gua menahannya agar ia tak pergi kemana mana, kemudian ketika tangan Yunho ingin bergerak menolak makanannya dengan cepat gua menebas tangannya agar dapat menerimanya secara terbuka, lagian kenapa gua harus menolak hadiah sebanyak ini, makanan pula.
Pak Seokjin hanya memberi sedikit nasihat kesehatan agar gua dapat sembuh juga merekomendasikan obat obatan yang baik untuk dipakai agar cepat sembuh, gua menyimaknya dengan percaya diri berbeda dengan Yunho yang membalikkan badannya membelakangi Pak Seokjin. Ketika pamit, gua dan Yunho pergi menjauhi kampus.
"Obatin di apart ya, kayanya obat kemaren masih ada" Ajak Yunho dan gua hanya meng iyakan.
Ketika sampai di apart ternyata kondisinya tak terlalu kosong karena disana sudah terdapat sofa baru juga tv baru. Cukup terkejut karna kapan ia menggantinya? mengapa tak berbicara atau mengajak?
"Lah udah banyak yang dibeli toh" Ucap gua, Yunho hanya mengangguk sembari meminta gua untuk terduduk di sofa. Kemudian ia pergi mencari obat p3k, lalu kembali dengan kotak p3k dengan tampilan kemeja sekolah tanpa jasnya.
"Gua udah disini dari kemaren" Ujarnya ketika kembali membawa kotak itu dan terduduk tepat di sebelah kanan gua sedangkan gua menampilkan wajah heran.
"Hah? kenapa ga ngomong, lagian lu sendiri jadinya disini"
"gapapa, gaada lu sehari agak tenang aja" Sial.
Sebenarnya ada sedikit masalah ia sendiri disini, gua memiliki sedikit kekhawatiran, karna ia tak pandai memasak dan bahkan sering memesan makanan secara online terlebih lagi makanan siap saji. Bagaimana ia tetap hidup bugar walau memakan makanan sampah itu? Namun jika difikirkan lagi uang darimana ia dapat terus terusan memesan makanan, pastinya ada waktu dimana ia tak memiliki uang dan hal itu semakin membuat gua overthinking.
"gapapa kali, lagian gua bisa hidup sebelum ada lu" ucap Yunho lagi lagi menjawab pikiran yang muncul di benak gua. Tanpa mendengar kembali jawaban, Yunho perlahan segera mengobati luka di pergelangan tangan gua. Terasa sangat menyengat karna Yunho menggunakan alkohol, namun ia meminta agar gua menahannya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One || ATEEZ 16+
FanfictionI'm The One, memiliki arti sebagaimana seseorang hanya memperdulikan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain yang lebih membutuhkan. Orang bilang itu egois, tetapi seorang yang merasa dirinya sentral akan menanggapinya berbeda. Merasa tak membut...