The Tea [27]

26 2 0
                                    

Tiba tiba perlahan pintu terbuka menampilkan ruangan yang gelap dan tak terlihat dengan jelas, disana hanya terdapat kepala Mingi yang menengok kearah luar dengan wajah bantalnya, apa ia baru bangun? Sekarang sudah pukul 8, apa ia selalu tertidur secepat ini?

"sebut apa mau lu?" Ucap Mingi menepis isi otak gua dengan pertanyaan.

"spill the tea." Dengan percaya diri gua mengatakannya.

"ga mood. besok aja." Balas Mingi dengan lesu, terdengar tak tertarik dengan perkataan barusan.

"lah kenapa? udah gasuka lagi lu sama Yunho?" Bujuk gua berusaha memancingnya agar tertarik untuk mendengar.

"ck mau lu apa, ini udah malem- mood gua ilang." Balasnya berdecak kesal, tanpa  menunggu perkataan gua yang lainnya ia langsung menutup pintu. rude.

Tak ingin kembali kedalam apartemen dengan tangan kosong, gua mutusin untuk pergi ke mini market yang dimana letaknya lumayan dekat dengan apartemen untuk membeli beberapa cemilan ringan sebagai teman malam hari ini menonton beberapa film terbaru.

..

"selamat malam, selamat belanja" Ucap sang kasir pekerja shift malam dengan nametag 'Choi Beomgyu' itu, ia nampak tak memperdulikan kehadiran pelanggan dan hanya terduduk memainkan game pada handphonenya. masa bodoh.

Dengan cepat berjalan kearah camilan manis seperti roti dan kue serta beberapa makanan ringan asin, tak lupa yang paling penting- ramyeon. Persetanan dengan keranjang belanjaan, jaket ini cukup lebar untuk menampung semua makanan yang gua ambil, berkisar 5 bungkus jenis roti dan kue kering, 8 bungkus jenis camilan asin, 3 bungkus ramyeon, juga 3 botol minuman yogurt segar dari freezer toko.

"mencuri itu tidak baik, nona" Suara itu terdengar dari arah belakang, siapa? apa gua dikira bakal nyuri sebanyak ini hanya karna menggunakan jaket sebagai keranjang instan? kurang ajar. Perlahan gua berbalik kebelakang untuk melihat siapa pria di belakang yang mencoba menjatuhkan harga diri gua.

Entah harus terkaget seperti bagaimana lagi, begitu pula dengan pria itu yang turut kaget melihat gua bagai melihat sosok seorang arwah yang baru saja bangkit kembali.

"oo?! kamu- Sora?" Ucapnya sembari berfikir sejenak mengingat. Sukurlah ia masih mengingat nama gua, baru aja kemarin ia mengikat gua dan bersekongkol dengan Mingi. Ya. Itu adalah Taehyung yang kali ini sedang berdiri di depan gua. Ia terlihat sedikit canggung ketika berpapasan saat ini, mungkin mengingat kembali kejadian itu. Sebenarnya gua sudah memaafkan mereka karena apa yang mereka lakukan adalah tujuan yang baik, namun caranya saja yang salah.

"m-ma-maaf saya-"

"gapapa elah, udah gua maafin. Btw ngapain kesini?" Tanya gua berusaha untuk membawanya santai agar tidak terlalu formal. Lagi pula mengapa ia tiba tiba menjadi sangat formal.

"ah begitu, terimakasih sebelumnya. Saya kemari untuk membeli beberapa bungkus ramyeon untuk adik saya Mingi" Jawabnya masih dengan bahasa yang formal, gua tau kalau Mingi bukanlah adiknya- ia ternyata cukup pandai berbohong hingga detik ini.

"santai aja kali- gausah bohong lagi, gua udah tau semuanya" Ucap gua dengan lembut, agar membawanya lebih santai untuk berbicara. Ia hanya terkekeh dengan canggung sembari mengelus elus lehernya.

"mau ramyeon? gua yang bayar" Ajak gua.

Disinilah kami, terduduk dalam diam sembari menikmati ramyeon di mini market tersebut. Ia tampak belum tenang dan sulit untuk bersantai, Taehyung masih setia mengenakan suit hitamnya rapi juga aroma parfum yang mewah seperti pejabat perusahaan yang profesional. Taehyung perlahan duduk dengan tegak- lalu merapikan dasi dengan mengencangkannya, lalu melahap ramyeonnya seperti orang kelaparan. Gua tarik ucapan gua, ia ternyata tak begitu pandai berbohong yang dimana ternyata ramyeon itu adalah makan malamnya. bukan untuk bocah yang tinggal satu apartemen dengannya.

I'm The One || ATEEZ 16+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang