The Goodbye [2]

93 6 0
                                    

Gua datang pagi ke sekolah padahal sekolah sudah bebas dari pelajaran, tapi gua memiliki tujuan tersendiri datang ke sekolah untuk pamit dengan sobat zaman kita masih bocah, karna lusa gua sudah harus berangkat ke Seoul melanjutkan sekolah setahun terakhir gua disana, juga meninggalkan acara kenaikan kelas yang akan digelar minggu depan.

Begitu gua masuk ke kelas, gua lihat Hyunjin lagi duduk sambil bermain handphone diantara bangku-bangku kosong tanpa adanya siswa sedikitpun, karena sudah jelas tidak akan ada hal penting lagi yang akan dipelajari hari ini maka siswa sudah bebas.

"Hyunjin!" Panggil gua diambang pintu kelas, dan ia langsung noleh kearah gua dan memberi sedikit senyuman manisnya ke gua, melihat senyuman itu rasanya tak tega membayangkan dirinya yang akan terduduk sendiri di kelas atas nanti

Tangan gua mengisyaratkan kalau dia harus nyamperin gua, kemudian ia bangkit dari tempat duduknya lalu nyamperin gua

"Bicaranya di taman aja yaa, disini gaenak" ia langsung ngangguk begitu juga dengan gua yang langsung menarik tangannya lalu berjalan ke arah taman sekolah

"Bicaranya di taman aja yaa, disini gaenak" ia langsung ngangguk begitu juga dengan gua yang langsung menarik tangannya lalu berjalan ke arah taman sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita duduk di bangku kayu, Gua dan Hyunjin duduk bersebrangan

"Ngapain sih lu pake nyuruh gua dateng kesekolah segala, udah tau gua lagi ngebo dirumah" Belum sempat gua ngomong dia sudah menangkup kedua pipi dengan tangannya di meja dan ngomong nyemprot seenak jidat dia

"Ngomongnye nyelonong aja lu, perasaan kemaren gua yang bilang mau ngomong sama elu"

"Iyee iyee mau ngomong apaan?" Yang tadinya muka gua marah karena Hyunjin barusan ngomongnya nyelonong, berubah lagi jadi murung dan bersiap membuka suara

"Kenapa lu? Belum juga ngomong dah mau nangis aja" Gimana ya, pada dasarnya darah gua gampang naik kalo ngobrol sama dia tapi sudahlah, ini bocah dibuatnya begini mau diapain lagi?

"Kayanya next class gua gaakan sekolah disini lagi deh"

"Lah kenapa?! Jangan ngadi ngadi lu!" Yang tadinya gua lagi nunduk sedih langsung kaget begitu anak sialan ini menghentakkan keras tangannya di meja ga percaya sama omongan gua

"Kaget gua sialan, bisa rasain ga lu kalo misalnya ini nenek lu bukan gua? Bisa bisa jantungan" Yaudah sih elus dada aja, cape gua nanggapinnya

"Iyee iyee maaf, tapi kenapa pindah? Lu mau prank gua ya? jaman sekarang kan prank prank yang kaya begitu lagi viral kan" Goda nya, sembari berfikir tentang postingan internet yang sering ia lihat karena sebagian besar postingan yang sering ia lihat adalah video video prank.

"Gua beneran bego, gua mau pindah ke Seoul lusa" Wajah Hyunjin pun mulai me-lesu mendengar ucapan gua yang terdengar serius dan tak bisa di takis olehnya

"Kenapa lu harus pindah ke Seoul? Kurang teman kah? Kenapa pindah kalo disini masih ada gua?" Balas Hyunjin yang berkesan bercanda karena merasa masih tak yakin dengan ucapan gua, yang kemudian memutar balikkan fakta dengan candaannya agar ia tak terasa sedih mendengar ucapan gua

Dan gua langsung nyeritain semuanya yang eomma gua bilang ke gua tentang pekerjaannya juga soal Yunho

"Gua ga izinin lu tinggal di Seoul, gua khawatir lu kenapa-napa" Keputusannya bulat dan diucapkan dengan lantang

"Lu bukan eomma gua, ngapa lu yang merintah gua?"

"Gua kan temen lu satu-satunya, miris amat kan apalagi disana gimana kalo ntar lu kaga punya temen sama sekali? Jarang jarang juga lu nemu orang yang mau temenan sama lu kaya gua gitu contohnya"

"Jangan doain gitu dong bego, bangga lu?"

"Bangga dong. Kenapa juga lu harus tinggal sama orang yang bahkan ga lu kenal?"

"Ya gua kan kaga tau, eomma gua kan bilangnya kalo dia itu sepupu gua"

"Ga gua ijinin" jadi ceritanya dia ngambek sama gua

Kemudian setelah gua bujuk-bujuk Hyunjin tentang pamit ini akhirnya dia nyetujuin kepergian gua, tapi kayanya dia marah sama gua soalnya begitu dia udah setuju langsung pergi gitu aja.

Begitu sampe rumah pun gua berusaha buat ngontakin semua kontak Hyunjin, dia ga ngebales semua pesan maupun telepon dari gua. Sudah gua bilang kepergian ini ide yang buruk..

(...)

"Jaga diri ya nak, eomma udah bilang ke nak Yunho buat jagain kamu nanti disana. Semua barang udah dibawa kan?" Ucap eomma sambil memastikan semua barang yang bakal gua bawa hari ini tak ada yang tertinggal.

Gua sudah berada di stasiun kereta dan akan segera menaiki kereta yang berjadwal keberangkatan Busan - Seoul pada waktu 20 menit lagi

"Iyaa eomma, udah dibawa kok semuanya gaada yang ketinggalan" Gua berusaha setenang mungkin agar eomma gua ga nangis ketika gua mau pergi, tapi ujung ujungnya dia tetap nangis. Mendengarnya menangis bagai tak tega meninggalkannya hanya berdua dengan Appa, pasti rasanya sepi dirumah kalau gaada gua, sudah jelas kan gua anak satu satunya yang mereka miliki.

"Eomma akan merindukanmu nak, jaga diri kamu baik baik disana, jangan lupa sampaikan salam eomma pada Yunho, jangan nakal dan jangan galak galak sama sepupu mu sendiri" Dengan cepat eomma segera memeluk gua sambil nangis, rasa ingin membatalkan kepergian pun semakin tinggi, melupakan kebiasaan dulu saat bersama eomma dan appa terutama Hyujin selama setahun, waktu yang cukup lama.

"Baiklah eommaa appaa" Dan gua langsung pergi bawa semua barang gua kearah gerbong kereta yang mau gua naikin. Gua merasa tak ingin segera pergi karena belum berpamitan dengan Hyunjin, bodoh. Mengapa ia tidak datang saat seperti ini

"SORAA!!" Suara tak asing itu kembali terdengar, langkah gua terhenti mendengarnya berteriak untuk terakhir kalinya, gua langsung berbalik menghadapnya sebelum gua masuk gerbong kereta. Hyunjin berlari kearah gua, seperti melihat panda berlari sembari ngelambaikan tangan juga wajah bodoh yang tertera di sana, lucu.

"Jangan lupa nanti kabarin gua, dan bercerita semua pengalaman lu disana. Jangan lupain gua." Ucap Hyunjin sambil tersenyum secara paksa kearah gua, dan gua hanya dapat terkekeh kecil melihat ekspresi wajahnya. Ini sangat menyakitkan, sangat. Meninggalkannya untuk pertama kali? Ya, ini sulit bung.

"Iyaa, mana mungkin gua lupa sama lu" Ucap gua berusaha menenangkannya dan dibalas pula dengan senyuman sambil mengusap rambut gua lembut.

"Ini ada sesuatu buat lo" Hyunjin langsung mengeluarkan boneka beruang kecil yang lengkap dengan gantungannya seperti gantungan kunci, dan itu adalah boneka beruang kecil kesayangannya yang selalu ia bawa kemana-mana tanpa malu akan ejekan dari teman temannya.

"Tapi, ini punya lu"

"Gapapa, ini gua kasi biar lu selalu inget sama gua. Lu bisa balikin boneka ini kalau lu balik ke sini" Ucapnya dengan senyum tipisnya, sambil memberi boneka itu secara paksa dan tak mengharapkan boneka itu kembali terkecuali gua memberikannya secara langsung pada Hyunjin nantinya saat gua lulus dari sekolah disana

"Makasih, lu temen terbaik gu-" Tiba-tiba ia langsung meluk gua tanpa aba-aba atau basa basi

"Gua bakal kangen sama lu Jeong Sora" Ucapnya di telinga kanan gua, dan langsung ngelepasin pelukannya. Gua melongo sama reaksi pelukan Hyunjin barusan

"Udah sana berangkat woy nanti ketinggalan kereta" Ucapnya berusaha menyadarkan gua sambil terkekeh, setelah sadar, gua langsung naik ke kereta lalu nunggu beberapa menit hingga kereta bisa jalan dan berangkat.

Gua dapat melihat lambaian tangan Hyunjin kearah sini, gua ngerasa egois, berani ninggalin sahabat gua sendirian. Membiarkan dia menghadapi kelas semester terakhir tanpa teman sebangku. Gua hanya berharap bahwa kepergian gua ke Seoul ga pernah terjadi.

I'm The One || ATEEZ 16+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang