Sore itu sekitar pukul 5, gua masih berdiam diri di area parkiran sekolah bersama Hyunjin menunggu kedatangan Mingi dan Yunho yang sedang berjalan ke area parkir yang lumayan kosong.
"Lu ga balik ra? Padahal bawa aja motor gua" Ucap Yunho waktu ia dan Mingi mendekat kearah gua dan Hyunjin.
"Gimana gua mau balik, lu kabur.. kunci motornya lu bawa, bego.." Jawab gua sambil menyilang kedua tangan gua, lagipula manusia satu ini kebanyakan drama dan sulit menerima satu keadaan sekali aja dengan ikhlas.
Yunho cuman bisa tertawa kecil karena mungkin ia merasa itu hal yang lucu, yang kemudian ia merogoh sakunya dan memberikan kunci motornya ke Hyunjin. Kenapa Hyunjin?
"Loh, kan gua yang nyetir" Protes gua, yang kemudian dibalas oleh seringai kematiannya, yah.. terkadang ada yang tidak berubah dari sifatnya.
"Lu ga kasian sama Hyunjin? dia naik apa kalo lu yang bawa motor gua?" Kali ini Mingi yang menjawab ucapan gua sambil memakai helm dan kemudian memakaikan helm pada Yunho.
"ck.. iye.. iye.." Lagipula apa yang bisa gua lakuin kalo dia sejoli itu lagi akur, lucu banget.. hati gua kayanya mau meledak bentar lagi melihat Mingi memakaikan helm pada Yunho dengan hati-hati. Mau....
"Heh.." Ucap Hyunjin sambil memegang pundak gua berusaha menyadarkan gua, dan akhirnya gua naik ke kursi penumpang sedangkan Hyunjin yang menyetir.
"kita ke rumah San kan?" Tanya gua di perjalanan karena memangnya Hyunjin tinggal dimana lagi selain menumpang di tempatnya San?
"Gua boleh nebeng nugas di lu ga? kebetulan rumah San ga pernah absen Wooyoung disana, gua gabisa jadi nyamuk terus" Gua cuman ketawa di sepanjang perjalanan mendengar ucapan Hyunjin, lagian kenapa juga dia masih mau numpang di tempatnya San. Akhinya gua cuman bisa mengiyakan pertanyaannya dan langsung meluncur menuju apartemen Yunho.
Setelah parkir kami berempat berjalan kearah lift dan menuju kearah apartemen Yunho.
"Lah lu ngapain disini? kan lu punya apartemen sendiri" Ucap gua sambil menilai Mingi dari atas hingga bawah.
"Ini juga bukan apartemen lu, tamu diem lu" Ucap Mingi dengan sarkas saat kami berempat memasuki apartemen. Gua dan Yunho berjalan kearah kamar masing masing sementara Mingi dan Hyunjin terduduk di sofa ruang tv.
Gua pergi ke kamar untuk berganti pakaian ke yang lebih nyaman
"Gausah paksa gua!" Tiba tiba gua mendengar suara teriakan yang terdengar serius, jika didengar dari nadanya itu seperti teriakan Yunho, kenapa dia teriak? Dengan cepat gua segera pakai baju dan berlari keluar kamar untuk melihat apa yang terjadi. Baru ditinggal sebentar, apa dia bertengkar lagi dengan Mingi?
Namun saat gua melihat apa yang terjadi, disana ada tante Sooyoung yang berdiri depan pintu apartemen- bersama dengan bodyguards nya yang berada di belakang wanita itu. Dilihat dari wajah Yunho, ia terlihat sangat marah dan seperti akan meledak detik itu juga. Ketika sampai, pandangan gua mengarah pada tante Sooyoung yang dimana ia juga lihat ke arah gua.
Deg
Seketika hati gua berdegup kencang saat bertatapan empat mata dengan wanita itu, dan merasa ada aura yang berbeda dari dirinya yang membuat gua kurang nyaman. Wanita itu terus natap gua dengan wajah tanpa ekspresi seolah ia sedang akan merencanakan sesuatu. Kemudian tangan wanita itu mengulur ke arah gua seperti ia ingin menggenggam tangan gua dari kejauhan, yang membuat tatapan semua orang mengarah ke arah gua. Keadaan mulai canggung, dan gua bingung apa yang harus dilakuin saat ini- gua hanya datang menghampiri kerumunan mereka untuk melihat keadaan lebih jelas lagi.
"Sora, ikut tante ayok.." Ucapnya dengan lembut yang tiba-tiba, wanita ini kenapa sebenarnya? Gua mau dibawa kemana? Akhirnya gua hanya diam dan tak menjawab pertanyaannya sambil menatap kearah Yunho dengan bingung. Seolah Yunho ngerti kenapa gua cuman diam saat hal ini terjadi, ia tiba-tiba berdiri di depan gua menghalangi seperti mengartikan kalo gua ga boleh ikut dengannya.
"Gausah bawa bawa Sora, dia ga punya urusan sama lu" Ucap Yunho dengan tegas yang kemudian tangannya menggenggam lengan kiri gua dengan cukup erat.
"Baik.. terserah saja" Dan kemudian wanita itu pergi begitu saja bersama dengan kedua bodyguards nya. Sepertinya gua tertinggal banyak momen saat ini, gua dan Hyunjin hanya terdiam namun terdiam dengan arti yang berbeda karena ia sudah melihat kejadiannya dari awal.
Kemudian seketika keadaan ruangan menjadi hening ketika salah satu bodyguard menutup pintu apartemen dan pergi, apa yang terjadi tadi? cukup aneh dan membuat bingung.
"Mingi, dia serius?" Ucap Hyunjin tiba-tiba saat kami terduduk di sofa memecah keheningan, sekarang apa lagi? Tante Sooyoung ngomong apa sama Mingi? Mingi cuman bisa diam mendengar ucapan Hyunjin karena ia baru saja menjadi saksi yang mengetahui latar belakang keluarganya. Gua hanya menatap mereka dengan bingung, namun tiba tiba Yunho menghampiri Mingi dan mengelus punggungnya dengan lembut untuk menenangkannya akan suatu hal. Kemudian Yunho membuka suara mengenai hal yang terjadi tadi.
*kembali ke beberapa menit lalu*
Ketika Yunho selesai berganti pakaian, ia berjalan menuju sofa namun langkahnya di interupsi dengan ketukan pada pintu, saat ia membuka pintu tersebut menampilkan sosok tante Sooyoung bersama dengan kedua bodyguards nya.
Ia datang untuk meminta Yunho agar dapat tinggal bersama dengannya lagi, namun hal itu di interupsi oleh kedatangan Mingi yang dengan cepat segera memegang erat tangan Yunho, hal itu tentunya membuat wanita itu marah dan mengeluarkan kalimat yang tak seharusnya ia katakan.
"Kamu mau apa nak? Apa tak cukup saya renggut ibu mu setelah yang ia lakukan pada saya? Kau sama menjijikannya dengan wanita itu" Ucap tante Sooyoung dengan sarkas yang membuat Mingi, Yunho dan terutama Hyunjin yang terbungkam dengan ekspresi kaget.
Kemudian tante Sooyoung berusaha untuk meraih tangan Yunho perlahan dengan lembut untuk mengajaknya kembali tinggal bersama.
"Gausah paksa gua!" Teriakan Yunho itu lah yang membuat gua cukup terkaget dengan apa yang terjadi
*Kembali ke saat ini*
Ketika Yunho menceritakannya membuat gua kembali terkaget dengan ucapan tante Sooyoung sebelumnya, sama halnya dengan Hyunjin yang sekarang wajahnya terlihat heran.
Mingi hanya menghela nafas saat ia berusaha untuk bercerita, tapi Yunho menghentikan pergerakan Mingi dengan memegang bahunya
"Lu ga perlu cerita kalau ga mau" Ucap Yunho dengan lembut yang dimana ia berusaha untuk menenangkan Mingi, ia hanya membalas ucapan Yunho dengan memegang tangan Yunho yang berada di bahunya dan mengelusnya dengan lembut seperti wajahnya mengatakan bahwa semua akan baik baik saja.
"Nyokap, satu satunya orang di keluarga yang gua punya, bokap gua meninggal.. padahal nyokap udah bilang buat ga perlu buru-buru pergi ke rumah sakit, emang dasarnya batu gaakan pernah mau denger- alhasil dia tabrakan di jalan sama mobil lain" Tiba-tiba Mingi berhenti berbicara saat menceritakan tentang sosok ayahnya itu walaupun memang nadanya terkesan seperti ingin bercanda untuk meredakan rasa sedihnya. Kami hanya terdiam mendengar ucapan Mingi, rasa empati mulai tumbuh mendengar ceritanya. Ia bahkan tak pernah tahu sosok ayahnya yang sebenarnya selain melihatnya dari bingkai foto.
"Udah gausah lu lanjut.." Ucap Yunho yang berusaha untuk menenangkan Mingi karena tak ingin ia membuka luka lamanya, yang bahkan Mingi belum jelaskan hingga inti dari ceritanya. Gua paham, hidup tanpa seorang ayah bagi Mingi bukanlah hal yang mudah- ia harus menjadi seorang pria di keluarganya karena ia satu-satunya seorang laki-laki yang bisa melindungi ibunya.
"Cuman nyokap yang bisa ngurus gua dari kecil, walau tanpa orang tuanya tapi nyokap bisa kerja ngehidupin gua. Sampe akhirnya dia punya usaha cafe sendiri yang udah maju kemana mana, dan gua bisa masuk ke sekolah-sekolah bagus karna nyokap. Waktu gua kenal Yunho, cuman dia satu-satunya yang mau sama gua terus, semua keliatannya aman sampe gua tau kalau nyokap sering banget ngobrol sama pak Seokjin. Tapi di sisi lain dia juga lagi deket sama nyokapnya Yunho, gua tau pak Seokjin cuman sebatas kasian doang sama gua karna harus hidup tanpa bokap. Ya terus terjadi salah paham, gua ga dibolehin lagi buat ketemu Yunho atau ngobrol dan nyapa sekali pun. Waktu semuanya lagi jatuh, malam itu juga gua kehilangan nyokap."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One || ATEEZ 16+
FanfictionI'm The One, memiliki arti sebagaimana seseorang hanya memperdulikan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain yang lebih membutuhkan. Orang bilang itu egois, tetapi seorang yang merasa dirinya sentral akan menanggapinya berbeda. Merasa tak membut...