Pagi harinya, matahari bersinar terang menembus gorden besar apartemen Yunho- burung berkicauan dengan merdu, bahkan ketika gua terbangun pun rasanya sangat segar. Sembari meregangkan kedua tangan ke atas dan menguap- kedua mata gua menangkap dua sosok lelaki yang masih terlelap dalam tidur mereka, berpelukan dengan nyaman yang masih dibalut dengan selimut. Senyuman pagi ini terukir jelas di bibir gua ketika melihat mereka berdua sedang tertidur, juga sembari mengkoreksi tugas mereka tadi malam yang ternyata keduanya menjawab dengan benar.
Dengan cepat gua segera membereskan selimut dan bantal yang tadi dipake gua kemudian membawanya ke kamar dan merapikan meja makan sisa makan semalam, tak lupa mencuci semua piring dan gelas kotor juga mandi dan menyiapkan sarapan untuk kami.
"Ayoo bangun, nyenyak amat dah- buruan nanti kesiangan" Ucap gua pada mereka sembari membuka gorden yang membuat sinar matahari mengenai wajah mereka, reaksi dari mereka berbanding terbalik. Yunho dengan cepat langsung terbangun sementara Mingi hanya dapat kembali menarik selimut menutupi wajahnya.
Yunho dengan cepat pergi mandi, sementara Mingi masih setia mengumpulkan nyawa untuk hidup.
"wih masak apa lu?" Tanya Yunho menghampiri gua yang lagi makan
"simple aja lha, roti bakar" Ujar gua menjawab pertanyaannya
"oh iya, Mingi belum beres mandi?" Tambah gua, Yunho hanya menggelengkan kepalanya menandakan belum selesai sambil mengambil roti bakar dan terduduk di kursi sebrang gua.
Ting Tong
"gua aja yang buka" ucap Yunho ketika dirinya baru terduduk kemudian mendekat kearah pintu dan membukanya.
"yunn, anterin aku sekolah yu" Gadis itu lagi. Pagi cerah ini seketika hilang.
"tumben, biasanya pagi berangkat sendiri" Ucap Yunho memastikan
"eum...lagi hemat uang, boleh ya??" mohon gadis itu.
"sekolahnya dimana? biar saya saja yang anter" Tiba tiba sosok tak di undang datang dan bergabung dalam permasalahan kecil ini.
"a-ah? kamu siapa?" Maha terheran sembari menilai gaya berpakaiannya dari atas ke bawah.
"saya Taehyung, asis- saudara dari Mingi- teman Yunho. Jika ingin di antar jemput, dapat memanggil saya saja" Taehyung menunduk sedikit dengan senyuman kecilnya, kemudian dibalas oleh gadis itu dengan bingung.
"aku maunya sama Yunho" gertak Maha, tak terima jika Taehyung yang mengantar jemputnya.
"yunho mau ada belajar pagi dulu sama gua, lu pergi aja duluan sana sama taehyung- nanti kesiangan" Ucap Mingi yang sosoknya tiba tiba datang entah darimana dan langsung merangkul yunho membawanya pergi dari situasi tersebut, kemudian membuat Maha pasrah dan pergi bersama dengan Taehyung. Lagipula mengapa Maha menolak tawaran dari Taehyung, toh dia tampan, berkarisma dan sopan.
Kami masih memiliki waktu sebelum berangkat sekolah, dan menggunakan waktu tersebut untuk belajar ulang. Ketika gua sedang bersiap siap di kamar tiba tiba Yunho menghampiri dan terduduk di kasur.
"gua ga bego ra" ucapannya membuat gua terbingung, masalah apa kini yang gua miliki padanya.
"hah?"
"selama lu disini, gua ga pernah liat lu masak katsu teriyaki- dan sekarang lu tiba tiba masakin itu" mampus. gua lupa tentang hal itu, dan lupa bertanya pula pada Pak Seokjin mengenai resep masakan nya.
"baru kali ini kok gua belajar hehe" ragu gua, karena berbohong membuat tenggorokan gua sakit.
"Lu masih bisa bohong ra?"
"Oke oke maaf, gua juga gaada niat buat bohong tapi pak Seokjin bilang jangan beritahu dari siapa" Ucap gua menjelaskan dengan jujur, dan kali ini rasanya sangat lega walaupun tak mengetahui bagaimana reaksi Yunho kedepannya.
"sumpah ra, gua benci sama orang itu-" tiba tiba suaranya berhenti ketika ia akan marah, dan kedua mata gua tertutup karena takut ia akan berteriak.
"Tapi gua mau makasih juga." Hah? gimana? makasih? gua semakin dibuat ga paham, dan wajah gua jelas memberikan tanda tanya yang sangat kuat.
"dulu waktu sebelum ayah pergi, nenek sihir itu selalu ngasih gua bekal katsu teriyaki. dan itu emang jadi makanan favorit gua, dan rasanya emang selalu sama. sampe akhirnya gua tau- itu bukan masakan dia" Jelas Yunho.
"Pak Seokjin?" Tanya gua
"laki brengsek itu dulu pernah dekat dengannya, saking dekatnya- gua bisa ngerasain kalo perlahan dia perpindah dari ayah ke lain hati. lelaki tua itu sering memperlakukan gua terlalu baik, walaupun gua selalu ngehindar dan ngebenci- cuman makanan buatan nya yang paling ga bisa gua hindari. susah kalo gua jelasin dengan kalimat, gua juga baru kali ini bisa makan makanan itu lagi- dan gua tau persis rasanya karena ga mungkin lu yang masak makanya gua ga percaya." ceritanya panjang lebar. Gua paham, ini adalah hubungan cinta dan benci- Yunho tak menyukai sosok pak Seokjin namun dirinya tergilai oleh makanan buatan pak Seokjin. Dan entah perasaan apa yang harus diterima ketika dirinya memasuki tingkat SMA dan kembali bertemu dengan sosok selingkuhan dari tante Sooyoung itu.
"ayok berangkat, 20 menit lagi masuk" Ujar Mingi, menginterupsi suasana di kamar. Kami bergegas pergi kearah basement, dan Yunho kembali dibonceng oleh Mingi atas permintaan gua, dan dirinya pun tidak menolak akan hal itu.
Setelah sampai sekolah, Yunho tak terlalu banyak bicara bahkan ketika sampai di kelas- gua kembali terusir dengan bangku isolasi Mingi, kali ini tahta Mingi menjadi semakin naik karena kedekatannya dengan teman-teman yang lain mulai berkembang sedikit demi sedikit. Siapapun yang pernah meragukan Mingi, kini perlahan mulai mengenal sosok akrab Mingi yang murah senyum dan wajah ramah itu.
Saat jam istirahat tiba, Yunho dan Mingi datang menghampiri gua yang masih mengerjakan tugas tadi yang seharusnya sekarang menjadi pekerjaan rumah karena jam nya terpotong dengan jam makan siang.
"nanti aja dirumah elah, sekarang lu makan dulu" Ujar Yunho sembari menghentakan tangannya diatas buku yang sedang gua tulis.
"dikit lagi anjir, sayang banget.. biar gua gapunya pr" Bantah gua
"yaudah yun, kita duluan aja- si rajin mau caper ke guru" Ucap Mingi acuh dan pergi kearah keluar kelas bersamaan dengan Yunho.
"dih.. pala lo caper" gumam gua.
Ketika semua selesai, gua bergegas pergi kearah kantin karena masih ada waktu untuk membeli makan siang
"Sora sebentar!" Teriak seseorang dari belakang, yang membuat gua langsung berbalik kearah sumber suara- yang ternyata itu adalah Hyunjin
"apaan?"
"bareng elahh, yok- oh iya btw ini tadi ada titipan bekal buat lu sama Yunho" Ucap Hyunjin sembari memberikan kantong plastik berisi 2 misting besar.
"dari siapa?"
"itu barusan pak Seokjin yang kasih, tapi dia ga bilang dari siapa siapanya sih" Jelas Hyunjin
"ohh oke, makasii- yok makan bareng kayanya gua gaakan abis kalo gede begini" Pinta gua, yang langsung ditanggapi oleh Hyunjin dengan tepukan keras di bahu gua dengan wajah senangnya.
"tenang, aman bos.. lumayan itung-itung hemat duit"
Saat sampai kantin, gua ngeliat Yunho sedang duduk bersama Mingi dan yang lainnya mereka nampak tenang menghabisi makanan nya sembari berbincang kecil. Ketika mata gua dan Yunho saling bertemu, dengan cepat gua mengacungkan plastik berisi misting tersebut yang membuahkan reaksi lelah dari Yunho seperti hatinya berkata 'lagi?'
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One || ATEEZ 16+
FanfictionI'm The One, memiliki arti sebagaimana seseorang hanya memperdulikan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain yang lebih membutuhkan. Orang bilang itu egois, tetapi seorang yang merasa dirinya sentral akan menanggapinya berbeda. Merasa tak membut...