Bagian 15

114 27 5
                                    

Kemarin aku lupa update, padahal udah selesai diketik:(

"Terkadang orang yang membuat mental kita hancur adalah keluarga kita sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang orang yang membuat mental kita hancur adalah keluarga kita sendiri."
-Shin Yumi-


***


Yuri melangkahkan kedua tungkainya menuju kamar hotel yang ia tempati selama berada di Thailand untuk mengurus segala pekerjaannya disini. Tubuhnya langsung ia lempar diatas kasur lalu memejamkan kedua matanya merasakan sensasi dinginnya AC menerpa kulit kecoklatannya, sudah hampir sebulan jadwal tidurnya tidak teratur, itu semua dikarenakan tuntutan pekerjaan.

Semua tugas diberikan pada Yuri, hingga dia tak ada waktu untuk  liburan, jangankan liburan, untuk istirahat saja tidak mungkin dia lakukan. Ayah-nya, Tuan Shin sudah sangat mempercayai Yuri, dan Yuri tak ingin membuat kepercayaan beliau hilang padanya.

Terbebani? Tentu saja jawabannya iya, segalanya harus Yuri yang melakukannya. Tapi, dia pun tak ingin kalau dia harus membagi harta dengan Yumi. Karena baginya, semua saham milik keluarga Shin adalah warisan untuk Yuri.


CEKLEK


Suara pintu kamarnya yang terbuka membuat Yuri terpaksa membuka kedua matanya, ia bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk diatas kasur sembari memandangi Sekretaris-nya tersebut yang tengah membawa beberapa lembar berkas.


“Rangkuman hasil rapat tadi, Ibu bisa periksa,” ucapnya.


Yuri mengangkat tangan kanannya lalu menerima berkas tersebut, ia memeriksa sekilas dan menganggukkan kepalanya merasa puas atas kinerja sang Sekretaris. Tak sia-sia dia membayar wanita dihadapannya ini dengan harga yang lumayan tinggi, karena dia cukup telaten mengerjakan seglanya.


“Okay, thank you,” balas Yuri.


Si Sekretaris yang diketahui bernama Julien itu pun berpamitan dan hendak meninggalkan Yuri seorang diri di kamar, beristirahat lalu memulai hari esok yang lebih sibuk lagi. Namun, niatnya itu terhenti saat Yuri menanyakan sesuatu yang membuatnya bingung harus menjawab apa.


“Ada kabar tentang Yumi?” tanya Yuri.


Julien sebenarnya bingung, kenapa pula Yuri harus menyuruh Julien untuk memata-matai kegiatan Yumi, dan harus melaporkan segala hal yang dilakukan Yumi seharian, termasuk Doyoung tentunya. Karena menurut Julien, lebih baik Yuri menelfon Yumi daripada melakukan hal seperti ini, ‘kan?


“Seperti biasa, Bu, kegiatannya sama.” jawab Julien.

Yuri mengangguk paham dan menyimpan berkas yang ia pegang diatas kasur, “Saya agak sedikit curiga sama Yumi,” ucap Yuri.


Kening Julien mengernyit heran, ada apa lagi? Apakah tugasnya akan bertambah setelah memata-matai Yumi? Andai boleh protes, Julien akan melakukannya. Tapi apa boleh buat, dia harus mengiyakannya daripada dipecat dari kantor.


Kim Doyoung : Hard For Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang