"Kata orang, cinta pertama anak gadis itu adalah Ayah-nya sendiri. Tapi, aku tidak bisa merasakan cinta itu." -Shin Yumi-
***
Disinilah sekarang Yumi mendaratkan tubuhnya di ruangan Johnny, dihadapannya ada Doyoung yang terus memancarkan tatapan tajamnya, sedangkan Yumi hanya berusaha tenang meskipun menelan ludah saja sulit untuk ia lakukan saking menakutkannya. Kakinya dibawah sana bergerak tidak tenang, bisa-bisanya Johnny meninggalkannya berduaan dengan Doyoung. Seakan-akan pria itu ingin memberikan kebebasan pada Doyoung agar berbincang lebih nyaman dengan Yumi, tapi sayangnya Yumi yang tidak nyaman dibuatnya.
Rasanya sia-sia perjuangannya untuk menjauh dan memilih meninggalkan rumah jika pada akhirnya dia bertemu lagi dengan Doyoung. Jika boleh jujur, Yumi tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Doyoung kalau dia tahu bahwa Yumi menaruh perasaan lebih padanya. Hal pertama yang terlintas dibenak Yumi adalah sebuah pelototan mata dan dilanjut bentakan.
“Kamu kemana aja selama ini? Kenapa enggak pulang ke rumah, Yum? Kamu tidur dimana? Kenapa enggak bilang ke aku, Yum?” Pertanyaan itu yang terus keluar dari mulut Doyoung hingga membuat Yumi bingung harus menjawab yang mana lebih dulu, karena semua pertanyaan itu hanya mengarah pada jawaban dimana Yumi tinggal selama pergi dari rumah.
“Kak Doyoung ngapain disini?” balas Yumi.
Kening Doyoung mengernyit heran, ia kemudian mencondongkan sedikit tubuhnya sembari menggenggam jemarinya sendiri, menatap Yumi dengan datar. Sedangkan yang ditatap hanya diam dan tentu harus membalasnya jauh lebih datar dari Doyoung, perempuan jagonya dalam hal seperti ini.
“Bukannya udah jelas kenapa aku disini? Tempat ini satu-satunya jawaban, kamu itu ada dimana? Kamu baik-baik aja atau enggak?” ujar Doyoung.
Yumi memalingkan wajahnya menatap sembarang arah asal bukan pada Doyoung, matanya tidak terlalu kuat menatap pria itu terlalu lama dalam keadaan seperti sekarang. Bisa-bisa dia hancur detik ini juga saat mendengar ucapan khawatir dari Doyoung.
“Aku baik-baik aja, dan lagi aku tinggal sama teman. Kakak enggak usah khawatir,” jelas Yumi.
“Teman yang mana?” tanya Doyoung.
“Harus banget tahu?” balas Yumi dengan nada sarkasnya.
Doyoung menelan salivanya susah payah lalu menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal itu, melainkan ia salah tingkah dan bingung harus bereaksi seperti apa selain gerakan kaku tersebut. Mata sipit Doyoung terus menatap Yumi walaupun gadis itu enggan untuk menatapnya, tak masalah bagi Doyoung, selagi ia melihat keadaan Yumi masih utuh dan sehat, itu suatu kesyukuran yang paling teratas baginya. Ia tak ingin menanyakan lagi dimana Yumi menginap selama ini jika Yumi tak berminat menjawabnya, Doyoung tahu kata privasi dan mungkin ingin menyendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Doyoung : Hard For Me [Completed]
FanficShin Yumi adalah seorang gadis berusia 24 tahun, yang bekerja di salah satu perusahaan swasta dengan gaji pas-pasan. Ia mempunyai seorang kakak perempuan yang bernama Shin Yuri, usianya hanya terpaut 3 tahun, yang berarti Yuri berusia 27 tahun. Yuri...