Bagian 3

124 27 1
                                    

"Terkadang orangtua tidak sadar akan ucapan dan tindakannya itu dapat melukai hati anaknya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang orangtua tidak sadar akan ucapan dan tindakannya itu dapat melukai hati anaknya sendiri."
-Shin Yumi-


***


Kegiatan Yumi di rumah setelah pulang bekerja adalah memasak makan malam, sudah menjadi tugas untuknya menyajikan makanan meskipun ada asisten rumah tangga yang bersedia melakukannya, namun Yuri memerintahkan kepada empat asisten rumah agar tidak perlu menyentuh dapur karena tugas tersebut bagian Yumi.

Jika dikatakan lelah, maka jawabannya pasti iya. Siapa yang tak lelah habis bekerja malah berakhir memasak, mencuci piring dan membereskan dapur? Bahkan beberapa temannya sangat kagum dengan Yumi karena mampu melakukan itu semua, andai saja Yumi tinggal sendiri mungkin dia tak akan memasak di rumah dan lebih memilih makan diluar.


CEKLEK


Suara pintu yang dibuka membuat lamunan Yumi buyar begitu saja, beberapa detik kemudian muncullah Yuri disertai wajah lelahnya diikuti dibelakangnya ada Doyoung yang membawa tas kerja gadis itu. Pemandangan yang cukup membuat hati Yumi tergores, tapi itu tak masalah, selama ini dia menganggap bahwa dirinya jauh lebih berharga dibanding Yuri.

Saat Yuri melewati dapur, dia sama sekali tak menyapa Yumi yang memandanginya sembari tersenyum cerah seperti matahari, justru dia melenggang menaiki anak tangga menuju kamarnya. Doyoung yang sadar bahwa Yumi tak ditanggapi apa-apa oleh Yuri mulai mendekati sang calon adik ipar, hanya sekedar basa-basi dan bercerita tentang pekerjaan yang melelahkan.


“Kamu udah daritadi di rumah?” tanya Doyoung.

“Hah? Enggak juga kok, kakak mau makan?” tawar Yumi.


Terlihat Doyoung nampak berpikir dan tak lama ia mengangguk, mumpung ditawari makan malam, apa salahnya untuk menerima ajakan Yumi? Dan lagi, dia tak ingin membuat Yumi sedih karena makanan yang dia masak tak disentuh oleh siapapun.


“Ayah kapan pulang, Yum?” tanya Doyoung

“Enggak tahu juga sih kak, coba tanya sama kak Yuri, pasti dia tahu kapan Ayah balik.” jawab Yumi.


Terkadang rasa kasihan terbesit dibenak Doyoung saat melihat bagaimana sabarnya Yumi karena diperlakukan tak adil oleh Ayah dan juga kakak-nya, padahal kekayaan Tuan Shin itu setara dengan kekayaan keluarga Doyoung tapi entah kenapa seakan-akan Yuri diberi fasilitas lebih mewah dibanding Yumi yang merendah.

Doyoung sering bertanya pada Yuri, apa Yumi yang menolak diberi fasilitas oleh Tuan Shin? Sampai-sampai perbedaan keduanya begitu jelas, dan berakhir mendapat bentakan dari Yuri, dari situlah Doyoung paham bahwa memang benar adanya kalau Yumi tak diberi keistimewaan oleh sang Ayah.


“Okay, orangtua aku sering tanya kapan kalian ada waktu, biar cepat gitu ngelamar Yuri.” jelas Doyoung.


Spontan pergerakan tangan Yumi yang hendak menyendokkan mulutnya makanan langsung terhenti dan membeku ditempat, hampir saja dia lupa bahwa pria yang ada dihadapannya ini akan menikah dengan kakak-nya sendiri. Harusnya dia membuang perasaannya pada Doyoung, jika tidak, maka dia sendiri yang akan merasakan akibatnya.


Kim Doyoung : Hard For Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang