Bagian 17

107 24 0
                                    

"Aku mengakui, aku sedang menunggu sesuatu yang tidak pasti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mengakui, aku sedang menunggu sesuatu yang tidak pasti."
-Shin Yumi-


***


Seharian ini, Doyoung tidak fokus dalam bekerja, hingga kegiatannya hanyalah melamun, memutar kursinya berkali-kali sembari memainkan pena di tangan kirinya, namun pikirannya tetap pada satu tujuan yaitu Yumi. Ia sedaritadi berpikir, kenapa Yumi menolak ajakannya? Padahal setahu Doyoung, gadis itu adalah penggila film.

Bahkan dia telah menyiapkan ini dari jauh-jauh hari tapi pada akhirnya ditolak, apakah selama ini Doyoung terlalu percaya diri kalau Yumi akan menerima ajakannya? Tapi memang begitu biasanya Yumi, selalu semangat jika Doyoung mengajaknya kemanapun.


TOK TOK TOK


Suara ketukan di pintu membuat lamunan Doyoung buyar, ia berteriak dan mempersilahkan sang tamu untuk masuk yang tak lain dan tak bukan adalah Lucas. Saat melihat sosok Lucas berjalan kearahnya, ia memandangi jam dinding yang dipasang diatas pintu, menunjukkan pada angka setengah satu siang, yang artinya jam makan siang sudah dilaksanakan sejak tadi.


“Tumben lo enggak spam gue soal lunch? Lo udah makan siang sama siapa?” tanya Lucas.

“Lupa.” jawab Doyoung singkat, padat dan kurang jelas bagi Lucas.


Tahu sendiri kalau kapasitas otak Lucas tidak seperti Doyoung, ia harus mendengarkan penjelasan lebih lanjut baru dia paham. Kalau hanya setengah-setengah? Mana bisa Lucas mengerti, dijelaskan pun kadang Lucas tidak mengerti.


“Maksud lo?” tanya Lucas.


Bukannya menjawab pertanyaan Lucas, justru Doyoung malah berdiri dari duduknya dan meraih kunci mobil serta ponselnya yang tergeletak diatas meja kerjanya hingga membuat Lucas heran, mau kemana dia?


“Mau kemana?” tanya Lucas.

“Makan siang, lo udah?” balas Doyoung.

“Udah sih, tapi kalau lo ngajak, ayo deh,” ucap Lucas dengan senyum sumringahnya.


Bukan Lucas namanya kalau dia menolak makanan apalagi itu gratis, karena menurutnya, kapan lagi ditraktir orang? Bisa saja besok orang tersebut tiba-tiba pelit, jadi Lucas tidak menyesal mengiyakan ajakan makan siang atau apalah.


“Mood lo keknya enggak bagus, ada apa?” tanya Lucas yang mengekor dibelakang Doyoung.


Langkah mereka berdua terhenti didepan lift yang akan membawanya ke basement, Doyoung berbalik menatapnya, sirat matanya seakan-akan memberitahu Lucas kalau dia tengah bingung. Jika seperti ini, Doyoung bingung, maka Lucas pun ikut bingung harus apa.


“Emang salah, ya, kalau gue ajakin adek ipar gue nonton?” balas Doyoung.


Lucas menaikkan bibirnya sebelah, benar-benar bingung. Bukannya Doyoung menjawab pertanyaan, justru dia malah bertanya balik. Siapapun, tolong selamatkan Lucas sekarang, dia jadi menyesal naik mengunjungi Doyoung meskipun pada kenyataannya dia ditrakir makanan.


Kim Doyoung : Hard For Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang