Bagian 24

112 23 2
                                    

"Sepertinya menjauhi seseorang bukan pilihan yang baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya menjauhi seseorang bukan pilihan yang baik."
-Kim Doyoung-


***


Sejak kejadian tempo hari disaat Yumi bertengkar hebat dengan Doyoung, pria itu benar-benar tidak pernah muncul di kediaman keluarga Shin. Yumi benar-benar merasa sangat bersalah, merasa sangat bodoh karena telah melakukan kesalahan yang begitu fatal, emosinya meluap begitu saja tanpa memikirkan dampak baginya seperti apa. Nasi sudah berubah menjadi bubur, tak ada gunanya lagi jika Yumi menyesal, semuanya telah terjadi dan dia harus menerima kenyataan kalau Doyoung benar-benar akan menjauhinya. Atau mungkin lebih parahnya tak akan pernah mengakui kalau Yumi adalah adik iparnya.

Nafsu makan Yumi jadi hilang, ia tak berniat melakukan apapun selain mengurung dirinya di kamar. Berkali-kali Tuan Shin memanggilnya namun tak menyahutinya, tapi Tuan Shin tetap pada wataknya, tak pernah peduli dengan keadaan Yumi. Jika bisa diandaikan, Yumi meninggal pun beliau tidak akan peduli.


DRRRTTT DRRRTTT


Lamunan Yumi auto buyar ketika merasakan ponsel yang ia genggam bergetar, ia mengeceknya dan tertera nama Yuri disana. Yumi menghembuskan nafasnya dengan kasar, rasanya sangat berat baginya untuk mengangkat panggilan tersebut.


“Halo?” sapa Yumi melalui via telepon.

“Jemput aku sekarang, supir enggak bisa datang.” ucap Yuri.


Mata bulat Yumi malah berpindah menatap jam yang menempel di dinding kamarnya, terpampang nyata pukul dua siang, wajar saja jika Yuri meminta untuk dijemput. Wanita itu baru saja kembali dari urusannya, padahal Yumi mengharap kalau dia tidak perlu kembali selamanya. Andai bisa.


“Suruh kak Doyoung, aku lagi sibuk,” balas Yumi.

“Ya, kamu sama Doyoung. Enak aja kamu sendiri, entar ada wartawan yang lihat kamu, gimana?!” omel Yuri.


Lagi dan lagi Yumi harus menahan emosinya, ingin mengamuk tapi ia sama sekali tidak berdaya untuk melawan kakak-nya sendiri. Yuri memiliki kebiasaan seenak jidat menyuruh, sangat mirip dengan perilaku Tuan Shin. Memang benar kata orang-orang, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Dan sekarang Yumi membuktikannya.


“Kenapa enggak kak Doyoung aja sih?! Dikit-dikit aku! Aku juga capek!” bentak Yumi.


KRIK KRIK KRIK


Tiba-tiba terjadi keheningan, Yumi dan Yuri sama-sama diam. Samar-samar Yumi mendengar dari via telepon tersebut suara berisik dari beberapa orang, yang menandakan jika Yuri benar-benar telah tiba di bandara.

Setelah terciptanya suasana hening tersebut, Yumi langsung memutuskan panggilan tersebut dan dengan kasar ia meraih coat cokelatnya serta dompet mininya. Yumi tetaplah Yumi yang patuh, walaupun dia menolak dan tak ada keinginan sama sekali untuk menjemput Yuri, dia tetap melakukannya karena dia menyayangi Yuri.


Kim Doyoung : Hard For Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang