Bagian 22

104 24 3
                                    

"Menjauh lebih baik daripada mendekat?"-Shin Yumi-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menjauh lebih baik daripada mendekat?"
-Shin Yumi-


***


“Yumi!” Sang pemilik nama langsung merapalkan sumpah serampah tanpa ragu ketika ia dibuat terkejut oleh kakak-nya sendiri.


Baru pulang dan membuka pintu rumah, tiba-tiba dia dihadang oleh Yuri, bagaimana Yumi tidak terkejut? Beruntunglah karena Yumi tidak spontan memukuli Yuri menggunakan tasnya, tapi dia tak bisa menahan umpatannya yang keluar begitu saja. Seakan-akan sebagian manusia pasti melakukan hal yang sama, alih-alih menyebut nama Tuhan, lebih baik mengeluarkan umpatan.


“Maaf, kakak kenapa sih? Bikin aku kaget aja.” gerutu Yumi.

“Aku mau bicara sama kamu.” balas Yuri dan langsung menarik tangan Yumi menuju kamarnya.


Setelah mereka tiba ditujuan, barulah Yuri menguncinya dengan rapat agar tidak ada yang berani masuk selagi kakak-beradik itu tengah berbincang hal serius. Jarang sekali sosok Yuri ini ingin berbicara empat mata dengan Yumi, bukan jarang lagi, tapi memang tidak pernah.


“Ada apa, kak?” tanya Yumi.


Bukannya menjawab pertanyaan Yumi, justru Yuri malah melangkah menuju kasurnya lalu duduk disana sembari menyilangkan kakinya. Tatapannya kembali serius, tajam seperti biasanya. Bukankah sikap Shin Yuri memang begitu aslinya?


“Aku ada urusan ke Hongkong malam ini,” jawab Yuri.


Spontan kedua mata Yumi membulat dengan sempurna, ia kemudian melangkah mendekat kearah Yuri, menatap tak percaya pada sang kakak yang pergi begitu saja secara tiba-tiba. Yumi sendiri heran, kenapa Yuri sangat suka membuat orang lain terkejut akan kelakuan dan keputusannya? Padahal seharusnya Yumi tidak perlu kaget, itu adalah kegiatan rutin Yuri untuk keluar negeri mengurus perusahaan.


“Kenapa kamu kaget gitu?” tanya Yuri.


Lamunan Yumi langsung pudar dan menampilkan cengirannya dihadapan Yuri, ia pun mengambil posisi duduk disamping sang kakak, memperhatikan wajah Yuri yang cantiknya tidak manusiawi. Kulit Yuri memang tidak seputih Yumi, tapi soal keseksian, Shin Yuri jagonya. Rata-rata orang yang berkulit hitam manis memang terlihat menawan, dan Yumi membuktikannya, ia menyaksikannya sendiri.


“Aneh, ‘kan? Harusnya aku enggak usah kaget.” gumam Yumi.


Yuri mengangguk setuju, gadis itu berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah kotak berwarna merah muda yang ia simpan diatas kursi riasnya, lalu ia berikan pada Yumi. Sedangkan pihak sang penerima malah menganga, tak tahu harus bereaksi seperti apa. Sudah dikatakan, kalau sifat Yuri itu tidak jauh beda dengan kelakuan Ibu tiri Cinderella. Sama-sama kejam maksudnya.


“Aku titip Doyoung ke kamu.” perintah Yuri.


Dengan cepat Yumi menggelengkan kepalanya diikuti melambaikan kedua tangannya kehadapan Yuri, pertanda ia menolak perintah tersebut. Doyoung memang iparnya, tapi dia tak ada hak untuk mengurus segala keperluan pria itu seperti biasa yang Yumi lakukan. Ia tak ingin melakukannya lagi, jangan sampai niat jahatnya kembali ketika Yumi didekat Doyoung.


Kim Doyoung : Hard For Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang