Bagian 28

131 25 10
                                    

"Terkadang aku merindukan masa kecil, aku benci kehidupan dewasaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang aku merindukan masa kecil, aku benci kehidupan dewasaku."
-Shin Yumi-


***


Kehidupan Yumi selama tinggal sendirian di apartement benar-benar tenang dan kesehatan mentalnya perlahan membaik meskipun rasa kesepian selalu terbesit dibenaknya, karena walaupun tinggal di rumah pun sama saja, dia tak banyak bicara, tak ada yang mengajaknya berbincang kecuali para pelayan dan juga Doyoung.

Jadi, kehidupan Yumi antara apartement dan rumah tidak memiliki perbedaan yang besar. Ia tak perlu lagi kabur jika ada wartawan yang dengan sengaja datang untuk menjadikannya sebuah berita tentang kehidupan sederhana keluarga Shin, betapa harmonisnya antara Yuri dan juga Tuan Shin, itu semua yang dijadikan bahan berita hingga membuat Yumi muak melihatnya.

Bohong jika Yumi mengatakan dia tak kesal, dia benar-benar kesal hingga rasanya ingin berteriak dihadapan media bahwa dia pun salah satu dari keluarga Shin. Yumi pun paham, mungkin belum saatnya, suatu hari nanti dia akan mengungkapkannya sendiri dan membiarkan keluarganya sendiri jatuh kedalam lubang yang gelap.

Terkadang jika mengingat hal-hal tersebut membuat Yumi tertawa cekikikan, kisah tentang keluarganya benar-benar lucu hingga perut Yumi tergelitik dibuatnya. Dan yang paling lucu adalah tentang Yumi yang disembunyikan sebagai salah satu ahli waris dalam keluarga Shin, keluarga yang lain pun melakukan hal sama sehingga mereka benar-benar tidak memperdulikan kehadiran Yumi. Entah itu tante, sepupu dan sebagainya.


TING TONG


Suara bel yang berbunyi membuat fokus Yumi teralihkan, ia mengira jika weekendnya akan lebih tenang tanpa kehadiran seseorang. Tapi nyatanya tidak, ada saja yang mengganggunya, entah itu petugas apartement atau kurir pengantar barang.

Dengan cepat Yumi bangkit dari posisi duduknya dan berjalan kearah pintu, tangan kanannya kemudian terangkat menyentuh knop pintu, saat ia membukanya, hal pertama yang Yumi temukan adalah seorang pria yang sudah lama tak ia lihat. Terakhir ketika Yumi berusia sembilan tahun, dia benar-benar sangat berbeda setelah dewasa.

Ten, lebih lengkapnya Ten Chittaphon, pria itu adalah salah satu sepupunya yang paling dekat saat mereka kecil dulu. Tapi sekarang mereka terpisah karena Ten harus melanjutkan pendidikannya di Thailand, dan baru detik ini Yumi melinhat kembali wujud pria itu. Rahang tegas, mata tajam serta kancing kemeja teratas sengaja tidak dipasang hingga menampilkan dada bidangnya, senyum khasnya kemudian terbit saat menatap wajah Yumi yang semakin cantik di mata Ten.


“Lo enggak lupa sama gue, ‘kan?” tanya Ten.

“Mana mungkin gue lupa sama lo,” jawab Yumi.


Ya, itu adalah jawaban yang tepat atas pertanyaan Ten barusan. Semasa kecil Yumi hanya diisi oleh Ten, bukan Yuri. Hanya Ten yang setia menemaninya bermain, padahal Yumi memainkan boneka Barbie dan permainan anak perempuan pada umumnya. Itulah mengapa saat Ten memutuskan pindah ke Thailand, Yumi-lah orang yang menangis paling keras.


Kim Doyoung : Hard For Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang