Coba deh sekali-kali eksplore sekolah lo, dijamin pasti bakalan nemu yang bening-bening untuk cuci mata.
***
Setelah mobil jazz Sonia terparkir rapi di parkiran, Clarissa, Sonia, dan Rebecca turun dari sana dan mengedarkan pandangan untuk melihat sosok gadis perfect dari segi fisik yang mereka kenal. Tak perlu membutuhkan waktu lama, Rebecca si tukang riuh berseru kencang saat menemukan sosok gadis yang mereka cari.
"Adu-duh enak banget nih yang awal masuk udah dianter sama pacar kesayangan." Ujar Rebecca menyempil di antara Indira dan Arya alias pacar Indira.
"Enaklah, makanya lo jangan berisik terus kan jadinya ditinggal terus." Celetuk Arya yang memang telah akrab dengan sahabat-sahabat Indira.
Rebecca cemberut sambil melipatkan tangan di dada, "Eh gue tuh gak ditinggal tapi gue nganggap mereka semua itu sahabat gue jadi gue gak mau nyakitin mereka suatu saat nanti." Belanya.
"Perlu percaya gak nih?" Celetuk Indira begitu saja yang mengundang tawa bagi yang lainnya.
"Udah basi. Gitu aja terus Bec. Gebetan banyak sih, pas udah sayang-sayangnya eh sering ditinggal. Gue sebagai temen lo gak tau harus sedih atau seneng." Celetuk Clarissa.
"Daripada elo gak ada yang deketin Cla!" Seru Rebecca berapi-api.
Clarissa tersenyum miris, "Bodo amat. Setidaknya sewaktu SMP gue udah pernah ngerasain jadi primadona. Gue mau pensiun makanya gue menutup diri." Belanya.
Sahabat-sahabat SMA Clarissa memicing curiga karena tidak ada yang satu SMP dengan gadis jangkung itu.
"Masak sih Cla? Trus kok bisa primadona SMP jatuh gini reputasinya jadi gadis tak terlihat?" Celetuk Arya yang membuat Indira dan Sonia menahan tawanya sedangkan Rebecca sudah tertawa kencang.
Clarissa cemberut, "Ya udah kalau gak percaya. Gue gak maksa." Setelahnya gadis itu berjalan mendahului sahabat-sahabatnya namun secepat kilat sahabatnya itu menyusul dirinya.
Keempat remaja putri tersebut akhirnya sampai di kelas mereka yaitu 11 MIPA 3 sedangkan Arya sendiri berada di kelas 11 IPS 1.
Setelah menaruh tas, sang ketua kelas menginformasikan bahwa pembelajaran hari ini tidak efektif dikarenakan sedang diadakan demo ekstra di lapangan. Beberapa siswa telah meninggalkan kelas sehingga menyisakan keempat remaja itu dengan lima orang laki-laki.
"Ayo ke lapangan liat cogan!!!" Seru Rebecca semangat.
"Boleh, ayo." Ujar Sonia kalem.
"Boleh-boleh, gue chat pacar dulu ya." Jawab Indira kini sudah sibuk dengan ponselnya.
"WOY CLA AYO! BIASANYA LO PALING SEMANGAT KALAU DIAJAKIN LIAT COGAN!" Seru Rebecca lagi.
Clarissa yang semulanya bertopang dagu kini melipat kedua tangannya di atas meja, "Panas. Males."
"Gak usah sok jual mahal gitu deh. Gak ada yang suka sama lo. Ayok ah." Bujuk Rebecca lagi.
Clarissa mendengus. Memang sih tidak ada yang akan menyukainya namun ia sedang malas bertemu seseorang yang pastinya sedang ikut dalam salah satu demo ekstra.
"Udah, ayo!" Dengan pemaksaan akhirnya Rebecca dan Sonia berhasil menarik Clarissa agar beranjak dari tempat duduknya. Sekitar 2 menit-an, akhirnya mereka duduk di pinggir lapangan sedangkan para adik kelas duduk di tengah lapangan.
"Anjir Kak Angela kok bisa cantik amat ya? Mukanya tuh jutek-jutek tajam gitu. Selalu jadi sampul majalah sekolah lagi. Jadi iri deh." Ujar Rebecca melihat senior primadona JBS sedang melakukan demo ekstra cheers.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SELLER
Teen FictionNathalie Putri Clarissa adalah seorang gadis SMA yang bersekolah di JBS. Tingginya mencapai 170 ke atas. Rambutnya panjang melebihi bahu. Tubuhnya langsing bak model terkenal. Memasak adalah kemahirannya. Auranya ceria dan positif. Sifatnya ramah da...