Definisi persahabatan menurut kalian gimana?
***
"Gue gak nyangka deh kenapa si Elang milih kita? Emangnya kita bisa diandelin? Dari tiga puluh siswa di kelas, kenapa harus kita berempat?" Tanya Indira bersama ketiga sahabatnya yang sedang duduk di kantin dengan makanan masing-masing.
"Lo semua sih pada setuju untuk ikut game ini." Gerutu Clarissa menyalahkan sahabat-sahabatnya itu.
"Tuh Becca yang paling semangat!" Tunjuk Indira pada Rebecca.
Rebecca melotot, "Gue penasaran anjir! Dulu sewaktu kelas sepuluh kan kelas kita gak ikut! Jadi ya gue dukung kelas kita untuk ikut! Gue gak nyangka aja kalau si Elang sialan itu nunjuk kita berempat!"
Ketiga sahabatnya mendengus sebal. Rebecca ini memang kebiasaan sekali. Ia yang penasaran namun selalu melibatkan sahabat-sahabatnya.
Rebecca kemudian menyengir dan menyeruput es jeruknya, "Sorry elah. Kita hadapi bareng-bareng oke? Lagian Elang sialan juga ikut. Kan dia ketuanya."
Ketiga sahabatnya lagi-laginya mendengus, tidak bisa berbuat banyak karena nama-nama mereka sudah diserahkan ke panitia OSIS.
Sebenarnya ini acara tahunan. Setelah anak kelas 10 dinyatakan lulus melewati masa MOS dan resmi menjadi siswa-siswi JBS, sesuai program tahunan OSIS, maka seluruh siswa dari kelas 10, 11, dan 12 akan melakukan acara camping di sekolah selama 2 hari 1 malam. Katanya sih supaya ada penyambutan riang gembira antara senior dan junior. Alasan untuk memilih area sekolah JBS yang luas adalah untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan seperti 4 tahun yang lalu yaitu terjadi kehilangan salah satu siswi karena program ini sempat dilakukan di luar sekolah dan memilih daerah dekat hutan. Maka dari itu untuk melancarkan program ini, Kepala Sekolah lebih menyarankan agar memanfaatkan sekolah JBS yang luas saja. Di dalam camping tersebut juga diadakan beberapa lomba-lomba antarkelas seperti membuat yel-yel terseru, memasak, menunjukkan kekompakan kelas dengan menampilkan bakat menyanyi, drama, tari, ataupun lainnya, bermain permainan-permainan tradisional, dan kegiatan paling seru saat malam hari adalah mencari bendera di berbagai tempat dengan keadaan gelap gulita.
"Harusnya gak usah ikut anjir. Dulu gue pernah denger isu kalau ada yang kesurupan!" Celetuk Indira.
Ketiga sahabatnya bergidik ngeri. Isu tersebut sempat menjadi booming saat mereka kelas 10. Entah itu benar atau hanya sekedar untuk menakuti-nakuti para junior, bodohnya mereka percaya-percaya saja. Meskipun itu hanya sebuah game, namun bagi yang kalah dalam permainan akan mendapatkan hukuman. Jika tahun lalu hukumannya satu kelas bejoget aneh, menggoda para senior, menembak cinta orang tertentu, serta melakukan lawakan di hadapan seluruh siswa, kini hukuman tersebut dapat lebih parah lagi. Entahlah apa yang sudah direncakan OSIS, mereka berempat juga tidak tahu.
"Kalau sampai kita kalah, gue gak mau disalahin sama kelas kalau kita sekelas dihukum!" Seru Clarissa.
"Rebecca yang tanggung jawab." Kata Sonia yang sedari tadi menyimak.
"Son kok lo gak mihak gue sih? Lah gue penasaran anjir! Lagian sewaktu kita kelas sepuluh kan kita udah tau seluruh area sekolah ini, jadi gampanglah." Kata Rebecca percaya diri.
"Walaupun gak ada yang tertarik sama gue tapi gue masih punya urat malu kalau sampai dihukum di depan seluruh siswa. Gila aja sih, para junior malah nganggep kita rendah nanti." Kata Clarissa sebal membayangkan jika kelasnya kalah dan para junior dan senior dengan kurang ajarnya akan merendahkan kelas mereka.
"Gue juga malu kali Cla, entar gebetan gue pada pergi gimana?" Ucap Indira dengan raut wajah sedih.
"Lo udah punya Arya loh Ra masih aja tebar pesona." Kata Sonia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SELLER
Teen FictionNathalie Putri Clarissa adalah seorang gadis SMA yang bersekolah di JBS. Tingginya mencapai 170 ke atas. Rambutnya panjang melebihi bahu. Tubuhnya langsing bak model terkenal. Memasak adalah kemahirannya. Auranya ceria dan positif. Sifatnya ramah da...