36 - Aunty Medusa

57 9 1
                                    

Ayo semangat untuk ngelewatin segala rintangan yang siap menghadang.

***

Gadis jangkung dengan hoodie putih oversize dan celana jeans hitam itu sedang duduk di atas motor scoppy kesayangannya. Gadis itu menatap bangunan rumah sakit yang terlihat megah dengan tulisan YDG'S HOSPITAL yang terpampang jelas. Gadis itu menghembuskan napas dan melirik ke jam tangannya. Sudah sekitar 30 menit-an ia duduk di atas motor, ragu untuk masuk ke dalam rumah sakit karena kejadian kemarin.

Drtttt.. drrtttt... drrtttt...

Clarissa, gadis jangkung itu merogoh ponselnya yang berada di sling bag. Nama sang pacar sedang tertera di layar telepon. Clarissa mengumpat pelan lalu menarik napas perlahan dan bersiap mengangkat panggilan tersebut.

"Halo Kak?" Sapa Clarissa, menutupi kegugupannya.

"Sudah sampai? Saya nunggu kamu."

"Udah kok udah sampai, baru aja nyampe tadi macet banget di jalan Kak. Sabar ya, sekarang aku ke ruangan Kakak."

"Iya, saya tunggu ya."

"Iya Kak." Clarissa mematikan sambungan lalu mulai turun dari motor kesayangannya.

Ia menaruh helm dan menyambar goodie bag yang telah ia bawa. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Semangat Cla! Lo pasti bisa ngadepin Tante Medusa!, semangatnya dalam hati lalu mulai melangkahkan kaki memasuki kawasan rumah sakit.

Saat sampai di lorong kamar VIP sang pacar, gadis itu menyiapkan mental untuk menghadapi orang tua sang pacar. Meskipun Clarissa adalah gadis bar-bar yang terlihat kuat dari luar, ia tetaplah perempuan yang lemah akan perasaan. Setelah merasa kuat, ia mengetuk pintu kamar sang pacar lalu masuk ke dalam saat suara dari dalam menyahut menyuruhnya masuk saja langsung. Gadis itu tersenyum sumringah saat melihat sang pacar sudah duduk di atas tempat tidurnya, seakan memang menunggu dirinya. Gadis itu mendekat ke bankar.

"Kakak udah baikan? Ada yang pusing? Atau gimana?" Serbu Clarissa.

"Saya sudah jauh lebih baik."

Clarissa mengangguk, "Kakak makan ya? Ini aku buatin bubur dari rumah, semoga suka ya."

Arimbawa tersenyum, "Kapan saya pernah protes sama masakan kamu? Masakan calon chef terhebat?"

Clarissa tergelak, "Amin."

Clarissa mulai membuka goodie bag dan mengambil bubur yang telah ia siapkan di kotak bekal khusus. Ia kemudian menyodorkannya pada Arimbawa, membiarkan pemuda itu asik makan sendiri setelah sebelumnya menanyakan apakah gadis jangkung itu sudah makan atau belum dan dijawab sudah oleh gadis itu.

"Kok sepi? Tante atau Om kemana Kak?" Tanya Clarissa.

"Mama tadi bilang ada urusan, Papa saya masih di Amerika."

Clarissa mengangguk, "Kakak kenapa bisa kesana kemarin? Kenapa juga bisa sampai pingsan gitu? Kata Kak Saka karena alkohol?"

"Itu pestanya Arya. Selain karena anak-anak Ventura diundang, saya yakin kalau kamu bakalan kesana secara sahabat kamu kan pacarnya Arya. Saya sibuk minta izin pulang duluan untuk datang ke acara itu. Sampai disana saya cukup capek dan ditawari minuman. Saya yang ceroboh sih karena kelalaian saya."

"Ceroboh? Maksudnya?"

"Saya gak bisa minum alkohol, bisa dibilang semacam alergi? Entahlah. Yang jelas saya kalau ke pesta-pesta selalu bawa alat pendeteksi kadar alkohol. Saya selalu hati-hati dan ngecek minuman yang akan saya minum dengan alat tersebut tapi kemarin alat itu ketinggalan di rumah. Saya juga asal minum aja, saya kira itu soft drink biasa tapi ternyata whiskey cola."

BEHIND THE SELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang