Terserah mau dibilang modus atau gombal tapi yang jelas itu adalah caraku untuk memilikimu.
***
"Tadi lo bilang di grup kalau lo udah ditolak dua kali sama Kak Aba. Alasan terakhir lo ditolak pun karna Kak Aba bilang udah suka lama sama orang lain. Coba sekarang lo pikir-pikir lagi. Hal apa yang memungkinkan Kak Aba sampai berpindah hati gitu setelah cukup lama dia negasin dari sikapnya kalau dia gak tertarik sama lo lebih dari temen kecil?"
Clarissa berpikir, "Karna gue sekarang makin cantik, imut, menggemaskan, jago masak, penyayang, baik?"
Sonia terkekeh, "Memang dulu lo gak kayak gitu?"
"Gue.. gak berubah banyak sih sebenernya Son."
"Nah itu Cla. Gue ngerasa ada yang aneh. Apalagi lo bilang ada tatapan sengit gitu antara Kak Arim sama Kak Aba. Entah kenapa gue ngerasa ada kaitannya sama Kak Angel. Gue bukannya mau provokasi elo atau gimana. Makanya langkah paling baik adalah lo tanyain mereka. Tanyain Kak Arim tentang perjodohan itu dan tanyain Kak Aba apa alasan dia kok bisa mendadak jadiin lo pacar."
Clarissa menangis dramatis, "Lo makan apa sih Son?!"
"Ha? Gimana Cla?" Tanya Sonia polos.
"HUAAA LO PINTER BANGET, GUE JADI IRI! GUE NGERASA BODOH BANGET KALAU DINASEHATIN SAMA ELO!"
Sonia tertawa kecil, "Jangan banding-bandingin gitu. Lo kurang sadar sama apa yang udah lo lakuin untuk gue, begitupun sahabat-sahabat lo lainnya."
Clarissa meneguk ingus dramatis, "Makasih ya Son. Gue harap gue bisa nemu titik terang secepatnya. Memang gak rugi gue lebih prefer cerita ke elo secara pribadi gini daripada nanya di grup yang dibales sewot dan gak jelas sama dua orang itu."
"Iya sama-sama. Lucu ya. Gue jujur gak ngerti apa-apa tentang perasaan tapi kalian bertiga selalu curhat dan minta saran. Gue sih seneng-seneng aja karena kalian tau sendiri kan gue bakalan lebih banyak ngomong kalau lagi ngasik saran gini."
Clarissa mengangguk mantap, "Iya. Lo tuh jauhhhh beda banget antara sesi curhat sama sesi sehari-hari. Tapi gue bangga punya sahabat kayak lo."
"Gue lebih bangga Cla karna lo mau sahabatan sama gue."
Clarissa terkekeh, "Ah udahlah. Udah malem. Kasihan elo besok harus siap-siap. Gue besok kesana ya! Thank you sekali lagi sesi curhatnya. Gue tutup telponnya. Lo langsung tidur! Jangan stalker Aji!"
Sonia tertawa, "Iya Cla iya. Bye."
"Bye Sonia!!!" Clarissa mematikan sambungan telepon.
Gadis itu mencopot headset dan kembali berbaring sambil memainkan ponsel. Saat ia hendak menuju ke alam mimpi, ada satu notifikasi pesan mengganggu rencana tidurnya.
Arimbawa : saya pesan banana cheese cake tapi porsi yang lebih besar untuk hari Minggu sore bisa? Thanks kuenya. Itu kado terindah bagi saya, selain berita itu
Clarissa mematung. Ya lord! Ini Arimbawa kenapa sih?! Dan apa katanya? Pesan kue? Ukuran besar? Hei, kue yang ukuran diameternya 15 cm saja Clarissa membuatnya hampir tengah hari. Lalu apa kabar dengan yang porsi jauh lebih besar?!!!
Clarissa : Kak jangan bercanda. Mana bisa aku buat kue segede dan secepat itu???? Jangan nyiksa aku deh Kak
Clarissa menggigit jarinya dengan gemas. Lagian kue lebih besar lagi untuk apa?
Arimbawa : besok ada waktu senggang, kamu bisa buatClarissa : gak bisa! Besok aku esktra paginya trus aku ke rumah Sonia sekalian ikut nganter dia ke bandara. Pulang dari sana paling siang trus setiap Minggu pagi aku ada ke gereja. Trus kapan aku buatnya Kak????
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SELLER
Teen FictionNathalie Putri Clarissa adalah seorang gadis SMA yang bersekolah di JBS. Tingginya mencapai 170 ke atas. Rambutnya panjang melebihi bahu. Tubuhnya langsing bak model terkenal. Memasak adalah kemahirannya. Auranya ceria dan positif. Sifatnya ramah da...