17 - Complicated

63 18 0
                                    

Berjuanglah selagi kamu masih mampu untuk bertahan melewati segala rasa sakit yang menghadang.

***

Arimbawa yang sudah terlanjur memesan makanan saat menerima pesan balasan dari Clarissa pun merasa was-was sembari menunggu pesanannya. Perasaannya sedikit kalut. Setelah pesanannya usai dibungkus, ia membayar makanannya lalu segera menuju ke rumah gadis itu.

"Loh Kak Arim kok kesini?" Tanya Clarissa yang sedang mengenakan hoodie putih dengan jeans warna hitam.

Arimbawa menerobos gerbang dan masuk ke dalam pekarangan rumah Clarissa, menghampiri gadis itu yang sedang berdiri di samping motornya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Arimbawa.

"Kakak ngapain? Aku kan sibuk Kak sampai tiga minggu-an mungkin."

"Kamu sibuk apa?"

Clarissa mendengus, "Emang Kakak pikir aku gak punya kerjaan sampai harus ditanyain sibuk kenapa?"

"Eh bukan, bukan gitu. Saya cuma nanya saja. Semua orang sibuk kok."

"Nah itu tau. Trus Kakak gak sibuk emangnya?"

Arimbawa mengernyit, merasa bahwa Clarissa sepertinya ingin balas dendam, "Kamu belum jawab pertanyaan saya Nathalie."

Clarissa mendengus, "Pertanyaan yang mana?"

Arimbawa mencoba sabar, "Kamu mau kemana? Sibuk kenapa?"

Clarissa memicingkan mata, "Ayo coba tebak Kak. Kalau bener, aku kasik hadiah."

"Hadiah? Boleh apa saja?"

"Boleh tapi harus sekali jawab aja."

Arimbawa mengela napas, "Saya gak pingin hadiah, lebih baik kamu jawab aja pertanyaan saya."

Clarissa tertawa kecil, "Kok nyerah duluan sih Kak? Belum ada berjuang loh."

Arimbawa menatap Clarissa dalam diam, mengapa kata-kata Clarissa sedikit menyenggol egonya?

Melihat Arimbawa yang diam membuat Clarissa merasa bersalah entah karena apa, apalagi tatapannya jatuh pada sisi tangan kanan pemuda itu. Ada goody bag dengan bungkusan kertas minyak di dalamnya.

"Aku mau ikut tes pertukaran pelajar ke Australia Kak. Mulai sekarang aku mau belajar bareng Kak Manuaba." Arimbawa mengernyit, "Itu loh yang ketemu waktu di UKS beberapa hari lalu."

Arimbawa kini mengangguk, "Kenapa harus bareng dia?"

"Pertama, Kak Aba adalah orang yang aku kenal. Kedua, Kak Aba orang yang pintar. Dan ketiga, Kak Aba dulu juga pernah ikut pertukaran pelajar ini jadi lumayan lah aku bisa dapat kisi-kisi."

"Saya antar?" Tanya Arimbawa setelah 10 detik menahan rasa kesalnya yang sempat singgah hanya karena mendengar penjelasan Clarissa.

"Gak usahlah Kak. Nih aku mau naik motor kesayanganku aja."

Arimbawa diam-diam menghela napasnya berat, "Segitu sukanya kamu sama Manuaba?"

Clarissa terkejut mendengar pertanyaan itu, "Emangnya aku keliatannya gimana Kak?"

"Tertarik. Pancaran wajah kamu keliatan tertarik sama Manuaba saat kamu ngucapin tentang dia."

Clarissa mengulum senyum, "Ya gitu deh Kak." Gadis itu melirik jam di tangan mungilnya, "Aku pergi sekarang ya Kak."

Arimbawa menghalangi jalan Clarissa, "Apa saya ada harapan?"

Clarissa gelagapan, "Kak, aku harus pergi sekarang."

BEHIND THE SELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang