23 - Surprise

52 11 1
                                    

Untuk menghindari kenyataan yang pahit, aku lebih baik memilih menjauh dan bersikap seolah aku baik-baik saja.

***

Usai sang guru di pelajaran terakhir mengakhiri jamnya, Rebecca dan Indira segera merapikan buku-buku mereka lalu menggendong tas bersiap-siap membantu Clarissa memberikan Arimbawa surprise. Tadi pagi sewaktu Clarissa membawa kue dalam kotak yang telah ia kemas, hampir semua orang di kelasnya bertanya pada gadis itu apakah hari ini ada yang ulang tahun atau tidak. Dengan kikuk, Clarissa menjawab kue itu adalah kue pesanan. Teman-temannya yang lain percaya, namun tidak dengan Indira dan Rebecca yang memicingkan mata pada gadis jangkung itu dan tersenyum jenaka. Clarissa hanya tersenyum kaku dan melanjutkan aktivitasnya dengan santai. Sampai akhirnya ketika ia terus-menerus ditodong pertanyaan, gadis jangkung itu menceritakan rencananya.

"Udah chat Kak Saka?" Tanya Indira.

Clarissa menepuk keningnya sekilas lalu segera meraih ponselnya. Ia membuka room line untuk menanyai Saka dimana keberadaan Arimbawa sekarang karena gadis itu berniat memberikan surprise dibantu oleh kedua sahabatnya. Sedangkan Sonia? Gadis itu dispen mulai hari ini sampai 1 bulan ke depan. Sonia perlu bersiap-siap untuk keberangkatannya besok siang.

Saka : udah keluar sih tadi, katanya mau ke belakang kelas 12 soalnya ada urusan. Gue gak bisa nemenin ya Cla, sorry. Udah janjian sama seseorang duluan soalnya

Rebecca yang ikutan melirik ke arah ponsel Clarissa menjadi mendengus. Saka itu definisi playboy banget gak sih? Mentang-mentang wajahnya lumayan malah main sana-sini. Rebecca kan juga korban!

"Masih suka Kak Saka?" Tanya Carissa dengan ekspresi mengejek.

Rebecca hanya mencibir, "Jadi ngasik surprise gak?!" Tanyanya menjadi galak.

"Santai cebol." Ejek Clarissa lagi yang diberi tawa keras oleh Indira. Clarissa kemudian menggendong tasnya dan menenteng kotak kue, mengajak kedua sahabatnya untuk menuju ke belakang kelas 12.

"Cla, gue masih heran deh. Lo suka sama Kak Aba tapi kok ngasik Kak Arim surprise gini sih?" Tanya Indira di pertengahan jalan.

Clarissa mengedikkan bahu, "Entahlah. Gue juga bingung. Selama pacaran sama Kak Aba, semua berjalan baik sih."

Rebecca dan Indira menghentikan langkah dengan refleks dan memberikan tatapan menuntut pada Clarissa.

"KALIAN PACARAN?!" Pekik mereka berdua heboh.

Clarissa mengerjap-ngerjap dan menepuk-nepuk telinganya yang sedikit berdengung, "Santai dong!!!" Balas gadis itu.

Rebecca menggoyangkan bahu Clarissa dramatis, "Lo serius pacaran sama Kak Aba? Sejak kapan? Kok gak cerita-cerita? Gimana Kak Aba nembaknya? Romantis gak? Lo langsung terima atau gimana?"

Clarissa memutar bola mata malas, "Udah ah entaran aja gue cerita. Bantuin nyari Kak Arim dulu!"

"Lo udah izin sama Kak Aba tentang surprise ini?" Tanya Indira.

"Belum." Jawab Clarissa santai.

Rebecca dan Indira mendelik bersamaan menatap Clarissa.

"Kok bisa belum sih njir?! Gak takut ketauan selingkuh?!" Pekik Rebecca merasa gemas.

Clarissa mendecak, "Gue itu udah janji sebelum pacaran sama Kak Aba ke Kak Arim kalau gue mau ngasik hadiah ke dia. Nah Kak Arim request masakan, jadi ya gue tepatin sekarang."

"Kalau Kak Aba nanti marah gimana?" Tanya Indira lagi.

"Hadapinlah. Emangnya gue harus ngapain lagi? Drama?"

BEHIND THE SELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang