26 - Break Up

71 13 1
                                    

Kenyataan memang selalu pahit bukan?

***

Clarissa memilih menggunakan kulot hitam panjang sampai betis kaki dengan baju putih sebagai atasannya. Ia malas menggunakan dress. Lagipula tadi ia pulang dari restoran pukul 6.20 jadi ia hanya memiliki sedikit waktu untuk berdandan. Apalagi sesampainya tadi di rumah, gadis itu segera menelepon Manuaba untuk datang ke acara Arimbawa namun pemuda itu menolak sehingga Clarissa sempat berpikir untuk tidak datang saja tetapi tepat pukul 6.50, sang pacar mengabari bahwa ia akan menemani Clarissa kesana.

Clarissa sempat ingin menghujat Manuaba karena keputusan mendadak itu, namun ia memilih sabar dan segera berdandan seadanya. Acaranya dimulai kan pukul 7.00. Bisa dibayangkan bukan bagiamana sederhananya penampilan Clarissa yang hanya dipolesi bedak dan lipstick?

Clarissa turun dari motor Manuaba dan menaruh helm di salah satu spion. Efek buru-buru, Clarissa menyuruh Manuaba membawa motor saja agar lancar padahal Manuaba santai saja, tidak peduli acara Arimbawa sudah berlangsung atau belum.

Manuaba kemudian ikutan turun dan membenarkan rambut Clarissa yang cukup panjang. Clarissa tersenyum malu dan kemudian menyengir. Manuaba merasa gemas hingga menoel pipi tirus Clarissa.

"Banyakin makan Clarissa. Kamu kurus sekali." Ujar sang pacar.

"Kan body model Kak, gimana sih." Celetuk Clarissa iseng.

Manuaba terkekeh dan kemudian meraih jemari Clarissa. Pemuda itu menggenggam erat tanpa peduli dengan keadaan jantung Clarissa yang rasanya ingin meloncat keluar. Tarik napas Clarissa. Tarik napas. Jangan sesak napas disini, kan malu sama pacar.

Sesampainya di dalam, sudah ada banyak orang yang merapat berdiri ke posisi kue bertingkat dengan ponsel yang mengacung ke arah depan. Tanpa perlu berjinjit, Clarissa dapat melihat acara potong kue akan dilakukan. Clarissa melirik jam yang berada di pergelangan tangan Manuaba yang masih menggenggam tangannya. Pukul 7.30. Wajar sudah mulai acaranya, itupun sepertinya sudah cukup terlambat.

"Ayo, kue udah dipotong nih. Kue pertama untuk siapa Niel? Eh Arimbawa deng. Kalian manggil orang yang punya acara dengan sebutan apa?" Tanya salah satu MC yang dibawa oleh dua perempuan cantik dan terlihat modis dan berkelas.

"ARIMBAWA!!" Seru beberapa teman-teman perempuan Arimbawa yang diundang laki-laki itu.

Kedua MC itu tertawa lalu menyerahkan sepenuhnya perhatian pada Arimbawa agar pemuda itu dapat memberikan 3 kue spesial untuk 3 orang berbeda.

Kue pertama diberikan untuk sang Papa. Kue kedua untuk sang Mama. Dan ketiga? Arimbawa memutarkan pandangan, mencari keberadaan seseorang sedangkan beberapa orang sudah berteriak heboh menyebut nama Angela yang berada di atas mini stage lengkap dengan keluarga Arimbawa.

"Yang ketiga buat siapa nih! Pasti orang spesial!" Seru salah satu MC. Arimbawa hanya tersenyum saja dan masih sibuk menatap satu-persatu tamu undangan.

"RIM BUAT GUE AJA UDAH!" Ujar Hizkia selaku ketua Ventura.

Mendengar celetukan Hizkia, anak-anak Ventura yang berada di sebelah kiri Arimbawa jadi heboh rebutan dan menggoda pemuda itu. Arimbawa menanggapi dengan tertawa dan balas mengatakan bahwa kuenya nanti untuk anak-anak Ventura sepuasnya. Ventura kompak bersorak dan menepuk tangan riuh.

Beberapa detik kemudian, mata elang Arimbawa menatap sosok Clarissa yang berdiri paling belakang. Arimbawa tersenyum bahagia dan mendekati salah satu MC, mengatakan bahwa kuenya akan ia beri nanti saja. Sang MC mengangguk mengerti dan malah membocorkan bisikan Arimbawa hingga membuat semua orang menjadi penasaran namun memilih untuk mengambil acara bebas saat sang MC kini mulai menyuruh DJ memainkan musiknya. Arimbawa memegang potongan kue itu, hendak berjalan menuju Clarissa yang sedang duduk bersama Manuaba tak jauh dari posisinya namun Angela menghentikan gerakannya.

BEHIND THE SELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang