28 - Unacceptable

73 17 0
                                    

Belum ada menunjukkan kesan mengagumkan eh malah udah di black list dari daftar mantu.

***

Setelah Arimbawa selesai memakan bubur buatan khusus dari Clarissa, pemuda itu berbaring di atas tempat tidur dengan nuansa navy putih itu.

Clarissa dan Saka berdiri dekat pintu, membiarkan dokter dan Mawar-Mama Arimbawa mendekati ranjang Arimbawa. Pemuda itu belum tertidur. Matanya sedari tadi tidak henti-hentinya tersenyum ke arah Clarissa hingga membuat gadis itu semakin salah tingkah dan mengalihkan pandangan ke ponsel, padahal ponselnya sepi sekali.

"Bagaimana Dokter Yova?" Tanya Mawar pada dokter yang katanya sudah menjadi dokter langganan keluarga Kencana.

Tadi sewaktu Clarissa membuat bubur, wanita paruh baya yang menyapa Clarissa tadi langsung menelepon Nyonya besarnya karena sang putra sakit.

Dokter itu tersenyum tipis, "Nathaniel maag Bu. Saya rasa kemarin perutnya kosong maka dari itu sekarang terasa sakitnya. Untuk Nathaniel, jangan pernah lupa makan lagi. Kalau begitu terus-terusan, bukan hanya maag, penyakit lainnya juga bisa datang."

"Terima kasih Dokter, maaf merepotkan Dokter yang sibuk bertugas di Rumah Sakit Yodriguez."

"Tidak apa-apa Bu. Rumah kita bersebelahan, saya juga sedang pulang cepat jadi sekalian saja saya kemari."

"Kalau begitu, mari saya antar Dokter." Mawar dan Dokter Yova melewati Saka dan Clarissa lalu berjalan ke pintu utama.

"Perutnya masih sakit Kak?" Tanya Clarissa mulai mendekatkan diri ke ranjang.

Arimbawa tersenyum tipis, "Udah enggak, tadi kan saya udah dikasik obat Nathalie."

Clarissa mengangguk, "Mending Kakak tidur deh biar cepet sembuh."

"Kamu.. belum makan. Saya gak mau kamu ikutan sakit. Apa perlu saya pesanin makanan ke Bibi?"

Clarissa maupun Saka tergelak, "Aku santai aja Kak. Entar juga makan."

Arimbawa menggeleng tidak setuju. Ia kemudian melirik ke Saka penuh arti yang diberi kekehan geli oleh Saka karena mengerti maksud tatapan Arimbawa.

"Cla, makan di bawah yuk. Temenin gue makan." Ajak Saka.

"Eh? Kok berasa punya rumah Kak Saka sih?"

"Gue cukup sering kesini. Ayo!" Saka hendak meraih pergelangan tangan Clarissa namun tangan seseorang menepis pergerakan Saka tersebut dengan kasar hingga membuat Saka meringis sembari mengusap tangannya.

"Kak Arim kok nakal sih?!" Omel Clarissa.

Arimbawa mendengus, "Jangan macem-macem deh Ka." Peringatnya pada Saka yang sedang misuh-misuh.

"Iri-an banget Bos. Makanya halal-in dulu!" Seru Saka. Clarissa hendak menyahut namun Mawar sudah kembali ke kamar Arimbawa.

"Loh kamu banana cheese cake kan?" Ujar Mawar menunjuk Clarissa.

Clarissa meringis. Harus banget nih dipanggil banana cheese cake?

"Iya Tante." Jawab Clarissa ramah.

Mawar menyipitkan mata, "Kok bisa kesini? Udah dua kali loh kamu sama anak saya."

Clarissa gelagapan sekaligus panas dingin di tempat. Apa gini ya rasanya diinterogasi sama calon mertua? Eh?

"Niel yang ngajak Ma." Jawab Arimbawa.

Mawar masih memicingkan mata ke arah Clarissa seakan meneliti dari atas sampai bawah. Clarissa mulai merasa tidak nyaman namun ia mencoba menjaga sikap.

BEHIND THE SELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang