18 - He is Cute

88 18 1
                                    

It's okay kalau kamu mau istirahat sejenak karena kamu juga punya limit tertentu.

***

Arimbawa menunggu di luar toilet. Ia merasa sedikit khawatir karena gadis yang ditunggunya sudah berada di dalam selama hampir 10 menit. Apa yang gadis itu lakukan di dalam? Jika saja toilet tidak ramai, Arimbawa pasti sudah menerobos masuk. Namun ia masih mempunyai kewarasan. Ia memilih menunggu.

"ANJIR!" Pekik Clarissa kaget saat melihat sosok Arimbawa bersandar pada tembok dekat toilet perempuan.

Arimbawa hanya meringis saja karena bukan hanya Clarissa yang bereaksi seperti itu. Sedari tadi, ada beberapa perempuan juga yang memekik terkejut dengan keberadaan Arimbawa. Bukan hanya pekikan terkejut, namun desas-desus yang memuji fisiknya pun juga ada.

"KAKAK NGAPAIN DISINI?!" Tanya Clarissa tidak bisa santai sambil mengelus dadanya mencoba tenang.

"Kamu gak papa?" Tanya Arimbawa khawatir saat melihat wajah Clarissa terlihat berbeda, namun Arimbawa masih tidak bisa memastikan.

Clarissa mendengus, "Gitu aja terus Kak." Sindirnya.

Arimbawa terkekeh, "Maaf Nathalie."

Clarissa berdecak, "Kakak ngikutin aku?" Tudingnya.

"Saya makan di kafe ini bareng Saka lalu ngeliat kamu, jadi saya samperin."

"Kakak nge-date sama Kak Saka? Ini kan malam Minggu."

Arimbawa tertawa pelan, "Saya masih normal loh Nathalie."

Clarissa menyengir, "Ya udah kalau gitu aku mau nyamperin Kak Aba dulu ya Kak."

Arimbawa menahan kepergian Clarissa dengan menghadang perempuan itu menggunakan rentangan kedua tangannya, "Kamu pulang sama saya aja. Saya antar."

Clarissa sedikit terkejut. Ia ingin menghindari Manuaba untuk sesaat dan tawaran Arimbawa sangat menggiurkan namun ia tidak ingin menjelaskan seberapa mengenaskan dirinya pada Arimbawa nanti yang masih saja belum bisa move on.

"Kakak gak usah repot-repot, aku sama Kak Aba aja. Kan masih ada urusan Kak."

Arimbawa menurunkan rentangan tangannya dan menatap Clarissa dalam, "Berhenti jika kamu udah ngerasa lelah. Saya ada di belakang kamu."

Clarissa bergeming, membalas tatapan Arimbawa yang sulit diartikan oleh gadis itu. Dan mengapa jantung Clarissa berdetak gila hanya karena ucapan Arimbawa?!

Clarissa berdeham, "Aku pamit ya Kak." Ujarnya lalu berjalan melewati Arimbawa.

"Besok kamu free? Temani saya sarapan bisa?" Tanya Arimbawa mengikuti langkah Clarissa.

Clarissa melirik ke samping. Sudah berapa lama ia tidak makan berdua dengan Arimbawa?

"Boleh. Dateng aja ke rumahku Kak."

Arimbawa menghentikan langkah yang spontan membuat Clarissa menatapnya heran, "Kamu gak sibuk besok?"

Clarissa terkekeh, "Refreshing sehari gak masalah sih."

Arimbawa tersenyum tenang, "Kalau gitu gimana kalau besok pagi-pagi kita olahraga di lapangan dekat rumah kamu? Setelah itu mungkin bisa cari sarapan bareng."

Clarissa tersenyum, "Ide bagus. Kakak datang ke rumahku ya. Untuk sarapan, Kakak mampir aja ke rumah. Mamaku masak kok."

Arimbawa menatap Clarissa penuh binar, "Boleh?"

Clarissa tertawa, "Bolehlah Kak."

"Oke kalau gitu."

Clarissa meredakan tawanya, merasa gemas dengan tingkah Arimbawa yang seakan-akan terlihat senang sekali seperti anak kecil yang diberi makanan gratis.

BEHIND THE SELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang